Pertanyaan tersebut pun sering saya dengar di momen lebaran ini. Sudah tiga kali ini di momen lebaran saya dihujani dengan pertanyaan yang sama setiap tahunnya. Saya pun hanya menanggapinya dengan senyuman. Namun jauh di dalam hati saya, ada perasaan yang tidak enak.
Hal ini karena saya sudah sering mendapat pertanyaan yang sama dari beberapa orang dan hal tersebut cukup mengusik dan merusak suasana hati saya. Lebaran yang harusnya menyenangkan dan penuh kenangan, tiba-tiba berubah setelah mendengar pertanyaan semacam itu.Â
Saya tahu, pertanyaan itu memang hanya sekedar basa-basi, namun terasa menyakitkan karena terus ditanyakan secara berulang-ulang dan saya juga tidak tahu harus menjawab apa. Karena urusan anak adalah hak prerogratif sang Maha Kuasa. Jika yang Maha Kuasa belum berkenan memberi saya keturunan, saya bisa apa.Â
Mereka bertanya seolah-olah hal saya dan pasangan saya melakukannya dengan sengaja. Padahal kami juga sudah berusaha dan menunggu dengan harap.Â
Dalam hati saya merasa cukup terkejut namun saya mencoba menjawabnya hanya dengan senyuman. Mereka tidak pernah tahu bagaimana rasanya ditanyai pertanyaan semacam itu karena mungkin belum mengalaminya.
Ada juga tetangga saya yang juga mendapat pertanyaan kapan nikah saat berkunjung ke rumah saudaranya. Dia juga mengaku jengkel dengan pertanyaan semacam itu. Karena menurutnya jika sudah waktunya juga dia akan menikah. Nggak perlu harus ditanya terus menerus.Â
Urusan menikah dan punya anak adalah urusan yang Maha Kuasa jika Dia berkehendak pasti tidak ada yang mustahil. Namun sebagian orang sepertinya belum menyadari bahwa mengajukan pertanyaan klasik semacam itu bisa membuat mood seseorang berubah dan menyakiti perasaannya.Â
Belajar pengalaman dan belajar menahan untuk tidak mengajukan pertanyaan klasik di momen lebaranÂ
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya bagaimana saya mendapat pertanyaan klasik setiap tahunnya, saya pun belajar untuk tidak mengajukan pertanyaan yang sama ke orang lain.Â
Saya tahu bagaimana rasanya mendapat pertanyaan semacam itu yang membuat hati saya menjadi tidak enak. Saya pun belajar untuk tidak melakukan hal yang sama kepada orang lain.Â