Mulai dari guru yang galak, ulangan yang sulit hingga gebetan dengan teman sekelas. Semuanya kami ceritakan sambil berjalan, sesekali kami bercanda dan tertawa. Masa-masa tersebut adalah masa kami yang tanpa beban. Beban terberat kami adalah ketika ulangan dan ujian akhir.Â
Tiba-tiba tak terasa kami harus berpisah di persimpangan jalan. Karena rumah kami berbeda, tentu kami harus menuju rumah masing-masing. Perjalanan 30 menit itu tidak terasa.Â
Kami pun tidak merasa lelah. Mungkin karena sudah terbiasa. Jadi badan kami pun sudah membiasakan diri untuk berjalan kaki selama 30 menit dari rumah menuju sekolah.Â
Perjalanan di musim kemarau tersebut meninggalkan kisah tersendiri dan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Selama tiga tahun saya menjalani perjalanan dari rumah ke sekolah.Â
Perjalanan yang penuh kenangan dan penuh dengan cerita. Banyak hal yang saya dan teman saya alami selama perjalanan menuju rumah ke sekolah. Atau pun sebaliknya.Â
Di musim kemarau kami bisa lebih banyak bercerita karena kami bisa menikmati perjalanan. Meski terik, namun angin yang menerpa pepohonan di sekitar area persawahan membuat teriknya matahari tidak begitu terasa. Sehingga kami bisa menikmati perjalanan kami dengan banyak bercerita dan bercanda.
Sebuah perjalanan yang tidak mungkin saya lupakan, karena mengingat perjalanan tersebut saya bisa mengingat bagaimana dulu saya pernah melakukan perjalanan yang begitu panjang. Mungkin jika disuruh untuk mengulanginya sekarang, saya tidak akan sekuat dulu berjalan kaki selama tiga puluh menit.Â
Dulu saya tidak pernah merasa lelah meski melakukannya setiap hari. Perjalanan yang begitu jauh tersebut tidak pernah membuat saya merasa bosan atau pun lelah.Â
Dulu saya begitu menikmati setiap perjalanan menuju sekolah. Bahkan saya selalu tidak sabar menunggu hari esok tiba karena saya ingin bisa cepat sampai di sekolah.Â
Meski sekolah saya sederhana, dan teman-teman saya juga biasa saja, namun saya menikmati masa-masa sekolah dengan begitu indah. Banyak kenangan yang terukir yang selalu tersimpan dalam ingatan.Â
Musim hujan dan musim kemarau selalu meninggalkan kenangan tersendiri bagi saya. Musim yang berbeda selau meninggalkan cerita yang berbeda pula.Â