Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi "Rewang" yang Mulai Menghilang

2 Maret 2021   10:37 Diperbarui: 2 Maret 2021   11:20 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bernas.id

Di beberapa daerah di pelosok desa kita pasti bisa menemui tradisi rewang ini. Rewang atau dalam bahasa Indonesia berarti membantu merupakan tradisi para tetangga membantu tetangganya yang mempunyai hajat. 

Biasanya tradisi rewang ini saat hajatan besar seperti pernikahan, sunatan dan hajatan lainnya. Para tetangga akan datang ke rumah orang yang mempunyai hajat dan membantunya.

Di era modern seperti sekarang ini, tradisi rewang ini sudha mulai berkurang dan mungkin suatu saat akan hilang keberadaannya karena tergerus era modernisasi. 

Seperti yang kita lihat di sekita kita, banyak orang yang lebih memiih untuk memesan makanan secara cathering atau mengandalkan Wedding Organizer (WO)atau Event Organizer (EO). Menggunakan jasa WO atau EO memang lebih mudah dan meringankan beban. Hanya tinggal menyiapkan budget dan memilih konsep yang sesuai dengan budgetyang kita miliki dan acara bisa dijalankan sesuai keinginan.

Mengenal Tradisi Rewang

Rewang ini biasanya dilakukan beberapa hari menajelang hari H kegiatan. Dalam tradisi ini biasanya mereka membuat beberapa makanan tradional seperti bubur, wajik, nagasari dan makanan tradisional lainnya. 

Biasanya seminggu sebelum hari H para tetangga sudah datang ke tempat orang yang punya hajat untuk membantu menyiapkan bahan dan peralatan yang dibuthkan. 

Kemudian mendekati hari H mereka mulai membuat makanan. Biasanya mereka membagi tugas seperti memarut kelapa, membungkus makanan dan memasaknya. Mereka membagi tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka.

Menjelang tengah hari, biasanya mereka istirahat untuk makan siang. Ada yang kemudian pulang dan ada pula yang melanjutkan untuk membantu hingga sore. Kemudian esok harinya mereka akan kembali membantu mereka yang punya hajat hingga hari H. Para tetangga ini biasnaya datang sendiri tanpa perlu diminta. 

Mereka menyadari akan tanggung jawabnya sebagai tetangga yang harus membantu ketika tetangga lainnya membutuhkan bantuan. Dan begitu juga sebaiknya jika nanti tetangga lainnya membutuhkan mereka pun aka datang untuk membantu.

Tradisi ini dilakukan secara turun temurun sejak bertahun-tahun yang lalu hingga sekarang. Mungkin tradisi ini sudah jarang kita temui di daerah perkotaan. Karena kesibukan dan perubahan tatanan sosial, membuat tradisi ini tidak berjalan lagi di daerah perkotaan. Sedangkan di pedesaan, tradisi ini masih berjalan meski hanya orang tua yang mengikuti kegiatan ini dan sedikit anak muda yang mau ikut rewang tetangganya.

Mengandung Makna Sosial

Namun dalam tradisi rewang banyak nilai-nilai yang begitu bermakna ynag mungkin tidak akan kita temui jika kita menggunakan jasa WO atau EO ini. 

Tradisi rewang masih begitu lekat di pedesaan. Ini menjadi sebuah tradisi yang mengasyikkan dan menynangkan. Dulu waktu kecil saya pernah mengikuti kegiatan ini dan merasakan sebuah rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu luar biasa. tradisi rewang tidak hanya soal membuat makanan dan minuman tetapi lebih dari itu. 

Di sini mereka bisa saling bertukar informasi dan koordinasi natar ayang sau dnegan yang lainnya. Kerja sama antar tetangga dalam tradisi rewang ini menunjukkan adanya kepedulian antar tetangga.

Karena di sini mereka saling membantu dan bekerjasama agar acara yang akan dilaksanakan nanti bisa sukses. Tradisi rewang juga meringankan beban yang mempunyai hajat. Bantuan dari para tetangga tentu sangat membantu menghemat materi yang dikeluarkan. Selain itu, para tetangga juga bisa ikut mengarahkan hal-hal yang mungkin diperlukan.

Kegiatan rewang ini juga sebagai sarana bertukar informasi. Misalnya saja si A baru pertama kali menggelar acara pernikahan dan banyak yang beum dia tahu. Tentu dia akan kebingungan. Dengan adanya tradisi rewang ini tentu para tetangga yang membantu akan mengarahkan bagaimana melakukannya. Hal ini tentu sangat membantu.

Tradisi rewang yang sudah berjalan secara turun temurun selama bertahun-tahun memiliki makna yang mendalam terutama untuk kehidupan sosial. Kegiatan ini menunjukkan semangat gotong royong yang dilandasi dengan keikhlasan dan ketulusan membantu tetangga mereka yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan adanya semangat kekeluargaan yang ada di dalam lingkungan tersebut. Semangat untuk membantu sesama tanpa pamrih dan imbalan.

Kebersamaan yang terjalin antar tetangga begitu terlihat saat melakukan tradisi rewang. Kebersamaan ini tentu akan memupuk rasa kerukunan antar warga yang ada di sana. Kepedulian dan kebersamaan dengan tetangga ini mungkin jarang kita temukan di era modern seperti ini. Padahal kerukunan antar tetangga sangat diperlukan. Kita sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan tetangga di sekitar kita. Karena orang pertama yang menolong kita saat kita kesulitan adalah tetangga. Seperti dalam hadits Nabi:

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR Bukhari-Muslim).

Tradisi yang Harus Dilestarikan

Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, namun tradisi ini seperti mulai memudar. Karena masuknya teknologi modern membuat gaya hidup masyarakat berubah. Masyarakat yang dulu begitu mudah untuk bersosialisasi dna berinteraksi, kini mereka sibuk dengan interaksi di dunia maya. Apalagi generasi muda zaman sekarang, lebih sibuk dengan pinsel mereka dan jarnag berinteraksi dengan tetangga mereka. Tradisi rewang ini harus diletarikan akan keberadaannya terus ada dan anak-anak zaman sekarang bisa terlibat langsung.

Generasi muda zaman sekaran harus ikut langsung salam tradisi rewang ini agar mereka bisa ikut melestarikannya. Peran generasi muda sanagt penting dalam melestarikan tradisi ini. Apalagi ketika nanti para generasi tua telah tiada. Siapa lagi yang akan meneruskannya kalau bukan kita sebagai generasi muda. Generasi muda harus tahu betapa pentingnya tradisi ini dan merasakan manfaatnya untuk pribadi maupun lingkungan sekitar.

Saya pernah melihat sebuah tulisan di instagram yang menurut saya relate banget dengan kehidupan sekarang.

Banyak orang yang memiliki banyak teman di media sosial, namun tidak mengenal tetangganya.

Jangan sampai kita tidak mengenal tetangga sendiri, karena tetangga merupakan orang yang membnatu kita saat kesusahan.

Terima kasih. semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun