Kenapa politik kesannya negatif? Padahal secara harfiah ilmu politik dalam pembahasan https://www.kompasiana.com/sripatmi/60b33638d541df7a916c85a2/artikel-sri-patmi-mengenal-politik-bukan-sebatas-intrik-melainkan-pengetahuan-sosial-tertua-di-dunia, ilmu politik dikatakan sebagai ilmu sosial tertua di dunia. Setiap ilmu memiliki kemurnian dan kesuciannya sebagai bentuk ajaran yang turunnya dari pengetahuan semesta yang maha luas. Tendensi negatif diberikan karena adanya penyimpangan terhadap perilaku manusia yang melakukan tindakan dan perbuatan. Padahal sejatinya ilmu tetaplah bagian dari kehidupan yang memberikan pengajaran secara penuh ketulusan dan kesucian. Tetapi bagaimana dengan stigma negatif terhadap ilmu politik, padahal sejatinya manusia adalah bagian dari politik. Pemahaman ini yang harus dibuka secara gamblang, jangan asal berbicara tentang politik permukaan. Bagaimana bisa berbicara jika benda itu disebut meja jika kita tidak tahu definisinya, fungsinya, manfaatnya, bahan baku pembuataannya?Â
Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan
Ada kalanya dipersoalkan apakah ilmu politik sebagai suatu ilmu pengetahuan atau tidak? Dan disangsikan apakah ilmu politik memenuhi syarat untuk disebut ilmu pengetahuan? Jika definisi pengetahuan eksakta dijadikan patokannya, maka ilmu politik belum memenuhi syarat, karena belum ditemukan hukum ilmiah seperti ilmu eksakta.Â
Oleh karena itu, pada awalnya para sarjana ilmu sosial cenderung untuk merumuskan definisi yang umum sifatnya, seperti yang terlihat pada pertemuan para sarjana ilmu politik yang diadakan di Paris Tahun 1948. Mereka berpendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang terkoordinasi mengenai pokok pemikiran tertentu. Apabila perumusan ini yang dipakai sebagai patokan, maka memang politik boleh dinamakan suatu ilmu pengetahuan.Â
* Tahun 1950 Sarjana politik kurang puas dengan perumusan tersebut diatas dan terdorong melakukan metode ilmiah. Muncul pendekatan perilaku (behavioral approach). Pendekatan ini merupakan revolusi politik untuk merumuskan pemikiran. Sekalipun perilaku manusia kompleks, tetapi polanya berulang dan dapat diidentifikasi.Â
*Â Tahun 1960, pendekatan ini dikritikoleh Herbert Marcuse dan Jean Paul Seatre karena terlalu kuantitatif dan abstrak, tidak mencerminkan realitas sosial.Â
*Tahun 1960, paham post behavioralist menyebutkan jika nilai-nilai yang harus diteliti melibatkan diri secara aktif untuk mengatasi masalah sosial.Â
Pendekatan perilaku mempunyai beberapa keuntungan antara lain memberikan kesempatan untuk mempelajari kegiatan dan susunan politik dibeberapa negara berbeda sejaarah perkembangan, latar belakang kebudayaan, serta ideologinya dengan mempelajari bermacam-macam mekanisme yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu.Â
Perbedaan Kaum Tradisionalis dan BehavioralisÂ
TradisionalisBehavioralisNilai dan Norma Fakta Filsafat EmpirisIlmu Terapan Ilmu Murni Historis - YuridisSosiologis - Psikologis Tidak Kuantitatif KuantitatifÂ
Definisi Ilmu PolitikÂ
1. Politik adalah usaha untuk menggapai kehidupan yang lebih baik. Indonesia ada pepatah yang mengatakan gemah ripah loh jinawi, orang Yunani mengatakannya en dam onia atau the good life
2. Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi atau distribusiÂ
3. Â Pemikiran politik di dunia barat dipengaruhi oleh Filsuf Plato dan Aristoteles sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang terbaik.Â
4. Politik dalam bentuk yang paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan
5. Politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat kearah kehidupan yang harmonis.Â
6. Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok -kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya. (Rod Hague)
7. Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan dan mengamandemenkan peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat lepas dari gejala konflik dan kerja sama. (Andrew Heywood)
Tetapi tidak dapat disangkal bahwa dalam pelaksanaannya, kegiatan politik disamping segi yang baik, juga mencakup segi negatif. Ini disebabkan karena politik mencerminkan tabiat manusia, baik nalurinya yang baik maupun naluri yang buruk. Bahkan yang politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri.Â
Terlepas dari apapun, konseptual politik terdiri dari pokok-pokok :Â
1. Negara (state)Â
2. Kekuasaan (Power)Â
3. Pengambilan keputusan (desicion making)Â
4. Kebijakan (policy)Â
5. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation)Â
Manusia Berpolitik berbeda dengan Politisi
Mengacu pada segala jenis definisi jika politik merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Seiring dengan berjalannya waktu, penyimpangan terjadi dalam pelaksanaannya. Artinya setiap manusia berpolitik.Berbicara mengenai cara untuk mencapai suatu tujuan, semua manusia melakukan itu. Stigmatisasi, skeptis, stereotip, etnosentris dan egosentris yang menyebabkan tendensi negatif selalu dilabelkan menjadi bagian dari keseluruhan suatu kaum.Â
jadi... jangan pernah katakan "Kita tidak sedang berpolitik! Harfiahnya manusia adalah manusia politik"
Pilihannya adalah manusia politik atau politisi yang licik?Â
Manusia politik adalah keharusan, kelayakan dan kepantasan sebagai manusia yang terus berusaha. Manusia politik akan memunculkan dan melahirkan ide-ide, gagasan, dan empati terhadap sesama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik untuk hajat hidup orang banyak. Sementara politisi yang licik ? Silakan jawab sendiri...Â
Salam,Â
Sri PatmiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H