Lingkup kerja menjadi tempat terbaik untuk mengimplementasikan segala bentuk pembelajaran di sekolah. Bahkan pelajaran kehidupan yang paling berharga diajarkan melalui proses yang berjalan diluar dari sebuah lingkup pendidikan formal.
Lingkup kerja bagaikan miniatur kehidupan dunia yang luas. Bahkan banyak pelajaran kehidupan yang didapat dalam lingkungan kerja yang tidak pernah didapat di bangku sekolah.
Tujuan manusia bekerja untuk mendapatkan penghidupan, eksistensi, aktualisasi diri, adaptasi dan implementasi diri. Lingkup kerja memperkenalkan bagaimana manusia mengenal manusia lain jika sudah dikuasai oleh hasutan ego dan kepentingan yang meraja. Kepentingan untuk hidup pribadi, mempertahankan keberlaangsungan hidup dan memperoleh kekuasaan.
Maka tak jarang bila gesekan dan benturan sering terjadi. Setiap kepala beda isi, setiap hati beda dalam memaknai.Â
Ciri Lingkungan Toksik dan Cara Menghadapinya  :Â
1. Sering Memandang Rendah Dan Meremehkan Orang LainÂ
Beragam bentuk manusia tumpah ruah dilingkungan kerja. Entah dididik dalam lingkungan seperti apa, pelajaran dan sekolah seperti, daya serap ketika memahami peristiwa. Semakin merasa memiliki kehebatan, semakin memandang segala sesuatu lebih kecil.
Berbeda dengan orang yang memiliki keberhargaan diri, ia cenderung bukan meremehkan melainkan menyikapi dengan segala kebijaksanaan. Pada dasarnya kedua hal tersebut mengajarkan manusia untuk lebih tinggi dari yang sebelumnya, tetapi berbeda cara, berbeda pula hasilnya.
Formula 1 : orang yang merasa memiliki kehebatan akan cenderung menginjak pundak orang lain untuk lebih tinggi. Bahkan dapat terbentuk budaya kerja naik tangga, menginjak anak tangga mengelus bagian pegangan tangga.
Formula 2 : Manusia yang memiliki keberhargaan diri akan lebih menghargai setiap hal menjadi corak warna yang berbeda. Cara mendidik dan mengajarkan bukan memberikan dogma dan ideologi dari didikan lingkungan yang berbeda. Menghormati dan menghargai dalam bentuk sekecil apapun akan memberikan dampak pada diri sendiri.
Ketika diremehkan, orang lain bukan cenderung melakukan perbaikan atas dasar kesadaran, melainkan melakukan segala bentuk tindakan atas dasar rasa sakit hati dan keterpaksaan. Tunjukkanlah sebuah cara terbaik untuk mendidik dan dapat diterima dengan segala bentuk sikap penerimaan yang besar.Â