"Gak usah nangis! tas ini juga udah jelek dari awal" kata Yuni. Lalu dia meninggalkanku. Tangisanku tidak bisa ditahan lagi saat itu. Aku menangis sambil memegang tasku erat-erat. Semua orang saat itu meneriakiku "cengeng". Aku benar-benar sedih karena tidak bisa apa-apa. Aku hanya bisa berharap Dira besok sekolah lagi.
Keesokan harinya Dira sekolah. Aku sangat senang sekali. Aku langsung memeluknya. "Aku sangat rindu padamu" kataku. "Kenapa? padahal aku hanya libur sehari saja" jawabnya. "Sehari itu serasa selamanya" kataku "kamu bisa aja". Hariku sangat indah bersama Dira.
Aku tidak ingin Dira sedih jadi kejadian kemarin tidakku ceritakan. Malah kami bercerita tentang film yang kami sukai. Ketika pulang sekolah Dira mengajakku ke taman dekat sekolah.
Di sana dia bilang seperti ini padaku "Mirah aku tahu kamu itu selalu ditindas tema-teman. Memang aku yang akan membelamu namun aku pasti tidak akan selalu berada disampingmu maka kamu belajarlah membela dirimu sendiri". Katanya padaku setelah itu dia pamit pulang.
Aku mulai merenungkan perkataannya. Dia memang benar. Aku harus bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak bisa selalu berlindung di belakangnya. Mulai saat itu aku bertekad untuk tidak lagi diam dalam menanggapi penindasan ini.
Keesokan harinya saat aku tidak bersama Dira. Yuni dan teman-temannya mengikutiku ke WC. Di sana seperti biasanya Yuni mulai lagi menindasku lagi. Aku tentu tidak diam lagi.
Aku melawan mereka. Memang awalnya mereka menganggap remeh diriku. Akupun menunjukkan keseriusanku aku mendorong Yuni dan memutar tangannya sehingga dia tidak bisa bergerak. Aku memperingatinya agar tidak macam-macam lagi padaku atau aku akan bertindak lebih buruk dari ini.
Sepertinya saat itu Yuni tidak bisa berbuat apa-apa. Aku juga memperingati teman-temannya. Kemudian aku pergi meninggalkan mereka.
Rasanya saat itu aku mendapatkan kepuasan tersendiri. Akhirnya aku bisa melawan orang-orang yang jahat padaku. Ini karna dorongan dari Dira. Yang mengajarkan ku agar dapat membela diri.
Sayangnya Dira tidak hadir lagi. Tapi tidak masalah karna sekarang aku tidak lemah lagi. Bukan hanya Yuni dan teman-temannya teman kelasku jugaku peringati.
Keesokan harinya aku mendapat kabar bahwa Dira sudah pindah sekolah. Mendengar kabar itu aku sangat terkejut. Karna Dira tidak pernah membicarakan ini padaku.