Mohon tunggu...
Halimatul sadiyah
Halimatul sadiyah Mohon Tunggu... Guru - Masih pelajar

Namaku Halimatul sadiyah. Biasa dipanggil Diyah namun , kebanyakan guru memanggilku Halimah. Saya lahir pada tanggal 24 Mei 2010. Sekarang berumur 14 tahun. Memiliki sifat yang pendiam cenderung lebih suka menyendiri di sekolah. Aku memiliki orang tua. Panggilannya, papa dan mama. Mama bernama Syafni dan nama papa Harmaini. Mama asli Padang panjang lahir pada tanggal 11 Januari 1984 sedangkan papa dari Pariaman lahir tanggal 25 Februari 1970. Mama bekerja sebagai honor dan papa menjadi tukang bengkel las di rumah. Setiap hari papa mengantar mama, kakak ,adik dan saya pergi ke sekolah. Setiap libur panjang Papa akan mengajak kami liburan ke Pariaman. Kami di rumah ada berdelapan termasuk Mama dan Papa. Bersaudara berenam 3 laki laki dan 3 perempuan termasuk aku sendiri. 2 orang perempuan adalah kakak yang bernama Sri dan Melani. Kak Sri merupakan anak ke 2 dan kak Melani anak 3 aku sendiri anak ke 4. 3 orang saudara laki laki namanya Syarif, Syahrul dan Hadi. Syahrul dan Hadi adalah adikku sedangkan Syarif Abangku yang sudah lulus SMK . Kini dia bekerja di rumah makan. Guru adalah profesi yang sangat kuimpikan karena memberi ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu dapat sekaligus mencari nafkah. Keinginan ini kuharapkan supaya kelak menjadi wanita yang mandiri dan pekerja keras. Seperti mama dan tante-tanteku. Semoga cita-cita ini tercapai. Aamiin. Aku mulai sekolah dari TK. Nama TK-nya, adalah TK Pertiwi. Teman-teman waktu itu sering mengajakku bermain. Kami sering bermain ayunan, mengobrol, dan marah-marahan. Di TK itu tidak hanya bermain. Tetapi juga belajar menulis dan membaca. Di situ juga disiapkan makanan untuk kami makan saat istirahat. Jadinya kami tidak jajan. Setelah aku tamat dari TK, Aku lanjut sekolah di SDN 14 Busur. Dalam beberapa hari pindah karena selalu menangis tanpa sebab. Saat itu aku sangat penakut dan penangis. Kemudian pindah ke SDN 12 Paninjauan. Awalnya masih cengeng tetapi pelan-pelan mulai akrab dengan teman kelas. Lama-lama sudah mulai berani. Hari terus berlalu sampai tiba saatnya lulus dari SD. Setelah lulus dari SD aku lanjut sekolah ke MTsN Padang panjang. Pada hari pertama masuk sekolah teman pertamaku adalah sepupuku sendiri. Kami selalu berdua kemana-mana. Sampai pembagian kelas aku dan dia mendapatkan kelas yang berbeda. Dia kelas 7a sedangkan aku 7b. Kami berdua kemana-mana tidak bersama lagi. Kami bersama teman kelas masing-masing. Saat pertama kali Masuk kelas aku sedikit takut. Ternyata semua orang baik denganku. Mereka dan aku sama-sama melalui masa yang sulit selama 1 Tahun. Tiba saatnya kenaikan kelas. Aku mendapatkan kelas yang baru dan teman yang baru. Aku di mendapatkan kelas 8d. Aku lebih senang karna teman nya kompak dan tidak mementingkan diri sendiri. Wali kelasnya juga asik namanya buk Tis. Hal Sulit kami lewati bersama sampai tiba kenaikan kelas. Kelas dan teman baru lagi. Aku mendapatkan kelas 9e. Aku sangat bersyukur aku naik kelas dengan nilai yang bagus. Aku sedikit rindu dengan kelas dan teman lamaku. Semoga di kelas baruku ini dapat membuatku lebih disiplin dan lebih baik dari kelas 8. Aku ingin nilaiku yang jelek menjadi bagus saat di pembelajaran baru ini. Aku berencana setelah lulus dari MTsN lanjut ke MAN. Supaya dapat memperdalam ilmu agama. Kakakku juga bersekolah disitu. Dilihat dari pendidikannya aku sangat tertarik masuk ke situ. Setelah aku lulus dari MAN. Aku ingin masuk kuliah didekat rumah atau disekitaran kota Padang panjang. Tapi aku belum tahu nama -nama universitas. Tapi setidaknya aku sudah memiliki keinginan lanjut sekolah. Aku berharap aku bisa lulus lalu aku ingin mewujudkan cita-citaku sebagai guru. Ketika aku lulus kuliah. Aku ingin mencari pekerjaan sementara agar mendapatkan pengalaman kerja. Sebelum aku benar-benar bisa mengajar. Setelah aku mendapatkan ilmu yang cukup. Aku ingin benar-benar mewujudkan cita-citaku sebagai seorang guru. Aku ingin mengajar mulai dari kelas yang terendah sampai kelas yang paling tinggi. Aku ingin semuanya bertahap sampai aku benar-benar layak menjadi guru tetap. Hal ini terinspirasi dari guruku yang mengajar dari kelas 1 sampai menjadi kepala sekolah. Aku ingin seperti dia. Setelah aku benar-benar sudah menjadi guru. Aku ingin memberikan gaji pertamaku kepada kedua orangtuaku. Aku juga ingin menabung untuk masa depanku. Apabila tabunganku cukup hal pertama yang kubeli hp kemudian laptop, komputer, mesin printer, motor dan mobil. Aku juga ingin membeli tanah untuk rumahku nanti Selain itu aku ingin membiayai sekolah adik-adikku agar beban orang tuaku menjadi ringan. Aku ingin menjadi contoh untuk adikku agar menjadi orang sukses di kemudian hari. Aku benar-benar ingin hafal ayat Al-Qur'an 3 juz. Dengan hafalan itu aku bisa membaca ayat-ayat Al-Qur'an itu saat sholat. Terkadang malah setiap sholat magrib dan isya aku disuruh jadi imam oleh mamaku. Hal ini yang membuatku bertekat menghafal banyak ayat Al-Qur'an. Aku juga ingin menjadi hafiz Qur'an. Setelah aku sudah benar-benar termasuk orang yang mampu. Aku ingin naik haji bersama orang tuaku apabila Allah SWT menghendaki. Untuk menyempurnakan ibadahku sebagai seorang muslim. Aku ingin menikah ketika aku sudah memiliki pekerjaan dan menjadi wanita yang mandiri. Mungkin sekitaran umur 20 ke atas. Aku berharap mendapatkan pendamping hidup yang baik, Sholeh, dan sudah siap juga berumah tangga. Aku juga ingin mendapatkan keluarga yang bahagia. Perihal anak aku ingin memiliki tiga anak. Satu anak laki-laki dan dua anak perempuan bila Allah SWT menghendaki. Keinginan ini karena aku ingin anak laki-laki menjaga anak perempuan dan anak perempuan bisa membantuku dalam pekerjaan rumah. Aku ingin supaya kelak anak-anakku bisa lebih sukses dariku. Orang tuaku adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupku. Mereka melahirkan dan merawatku sampai saat ini. Aku sangat ingin membalas jasa mereka. Dengan keberhasilanku salah satunya. Aku berharap ketika aku sudah berumah tangga dan memiliki pekerjaan aku dapat menghidupi keduanya. Aku juga ingin menghadiahkan sesuatu yang sangat mereka inginkan tapi tidak bisa mereka miliki. Semoga Allah SWT masih memberikan umur yang panjang kepada kedua orang tuaku agar mereka dapat melihatku sukses nantinya. Aamiin. Dulu setiap bersedekah aku selalu membayar 2 atau 1000 rupiah. Terkadang jika ada uang lebih aku bersedekah 4000. Memang sekarang masih sedikit karena uang jajanku terkadang habis. Apabila ada rezeki lebih aku ingin bersedekah lebih banyak dari biasa. Aku ingin ketika sudah memiliki pekerjaan bisa bersedekah berpuluhan bahkan berratusan ribu rupiah. Aku paling ingin bersedekah untuk mesjid agar sedekah yang aku berikan dapat menjadi pahala jariyah bagiku. Cita-citaku yang sebagai guru dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak anak-anak yang putus sekolah sehingga generasi muda menjadi bodoh. Aku tidak ingin anak-anak berpikiran bahwa sekolah itu tidak penting. Aku ingin mengubah pemikiran mereka dan membawa generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Kematian pasti akan datang. Aku ingin meninggal dunia setelah semua kewajibanku selesai. Aku sudah berhasil dalam mendidik anak, berbakti kepada kedua orang tua dan telah memenuhi rukun Islamku. Aku berharap aku meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Aku ingin meninggal pada usia sekitaran 70 keatas. Ketika aku sudah meninggal aku ingin tidak ada yang membenciku. Tidak ada yang menimbulkan dosa jariah bagiku. Ketika aku meninggal aku ingin semua keluargaku hadir dan yang menjadi imam untuk menyolatkanku adalah anak laki-lakiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Tidak Mau Ditindas Lagi!

7 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 7 Oktober 2024   15:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Gak usah nangis! tas ini juga udah jelek dari awal" kata Yuni. Lalu dia meninggalkanku. Tangisanku tidak bisa ditahan lagi saat itu. Aku menangis sambil memegang tasku erat-erat. Semua orang saat itu meneriakiku "cengeng". Aku benar-benar sedih karena tidak bisa apa-apa. Aku hanya bisa berharap Dira besok sekolah lagi.

Keesokan harinya Dira sekolah. Aku sangat senang sekali. Aku langsung memeluknya. "Aku sangat rindu padamu" kataku. "Kenapa? padahal aku hanya libur sehari saja" jawabnya. "Sehari itu serasa selamanya" kataku "kamu bisa aja". Hariku sangat indah bersama Dira.

Aku tidak ingin Dira sedih jadi kejadian kemarin tidakku ceritakan. Malah kami bercerita tentang film yang kami sukai. Ketika pulang sekolah Dira mengajakku ke taman dekat sekolah.

Di sana dia bilang seperti ini padaku "Mirah aku tahu kamu itu selalu ditindas tema-teman. Memang aku yang akan membelamu namun aku pasti tidak akan selalu berada disampingmu maka kamu belajarlah membela dirimu sendiri". Katanya padaku setelah itu dia pamit pulang.

Aku mulai merenungkan perkataannya. Dia memang benar. Aku harus bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak bisa selalu berlindung di belakangnya. Mulai saat itu aku bertekad untuk tidak lagi diam dalam menanggapi penindasan ini.

Keesokan harinya saat aku tidak bersama Dira. Yuni dan teman-temannya mengikutiku ke WC. Di sana seperti biasanya Yuni mulai lagi menindasku lagi. Aku tentu tidak diam lagi.

Aku melawan mereka. Memang awalnya mereka menganggap remeh diriku. Akupun menunjukkan keseriusanku aku mendorong Yuni dan memutar tangannya sehingga dia tidak bisa bergerak. Aku memperingatinya agar tidak macam-macam lagi padaku atau aku akan bertindak lebih buruk dari ini.

Sepertinya saat itu Yuni tidak bisa berbuat apa-apa. Aku juga memperingati teman-temannya. Kemudian aku pergi meninggalkan mereka.

Rasanya saat itu aku mendapatkan kepuasan tersendiri. Akhirnya aku bisa melawan orang-orang yang jahat padaku. Ini karna dorongan dari Dira. Yang mengajarkan ku agar dapat membela diri.

Sayangnya Dira tidak hadir lagi. Tapi tidak masalah karna sekarang aku tidak lemah lagi. Bukan hanya Yuni dan teman-temannya teman kelasku jugaku peringati.

Keesokan harinya aku mendapat kabar bahwa Dira sudah pindah sekolah. Mendengar kabar itu aku sangat terkejut. Karna Dira tidak pernah membicarakan ini padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun