Akhirnya aku bisa mengerjakan ujianku. Setelah pulang sekolah aku mengembalikan alat tulis yang Dira pinjamkan. Dira menerimanya. Tiba-tiba Dira ingin membantuku mencari tasku yang hilang.
Aku sangat terkejut masih ada orang yang baik padaku. Kemudian kami mencari tas itu bersama-sama. Akhirnya tasku ketemu. Di atas lemari di kelas.
setelah Dira melihat jam. Dia pamit pulang kepadaku dengan terburu-buru. Ketika aku sendiri di kelas Yuni dan teman-temannya menghampiriku. Yuni bilang padaku kalau dialah yang menyembunyikan tasku agar aku tidak bisa ujian. Aku sangat terkejut bukan hanya itu dia juga bilang kalau aku tidak bisa apa-apa. Dia mendorongku dan mengancamku untuk tidak memberitahu siapapun tentang ini. Lalu dia pergi.
Aku sangat terkejut sekaligus sedih pada saat itu. Sejak saat itu Yuni selalu menggangguku. Aku tidak bisa melawan karna aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Namun sejak ada Dira hari-hariku selalu bahagia. Tampanya aku pasti sudah menjadi anak yang murung. Aku sangat bersyukur mendapatkan teman sepertinya.
Walaupun Yuni dan teman-temannya selalu menggangguku. Aku tidak masalah karena Dira selalu membelaku. Bukan hanya membelaku dia juga melindungiku.
Karena Dira anak yang cantik, hebat dan pemberani tidak ada yang berani melawannya. Dia selalu mengajariku, merubahku dari aku yang pemalu menjadi anak yang aktif serta dia juga merubah gaya berpakaianku. Aku selalu berpikir kalau tidak ada dia pasti aku tidak bisa apa-apa.
Yuni hanya menggangguku ketika aku sendirian. Karna itu aku tidak ingin jauh dari Dira. Walaupun aku tahu Dira tidak akan selalu berada disisiku. Tapi bagaimana lagi aku anaknya pendiam dan tidak bisa apa-apa.
Namun hari yang aku takutkan tiba. Hari dimana Dira tidak sekolah. Seharian Yuni dan teman-temannya menggangguku. Aku hanya bisa diam. Aku sangat berharap besok Dira sekolah.
"Dimana sahabat yang selalu membelamu itu sakit yaa! hahaha". Aku benar-benar sedih mendengar kata-katanya. Rasa-rasanya aku ingin menangis saat itu.
Kemudian Yuni mengambil tasku secara paksa dan melemparnya ke teman-temannya mereka saling mengoper kesana-kesini. Saat itu banyak orang yang menyaksikannya. Tidak ada yang mau menolongku. Mereka hanya ikut mntertawaiku. Aku takut tasku rusak jadi aku mencoba merebut tasku. Akhirnya tasku robek.