Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari landasan terbentuknya peradaban, dan perkembangannya harus berlangsung paralel dengan perkembangan bidang filsafat dan logika. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat dan logika yang seimbang, mereka saling mendukung dan Saling mengontrol, terutama terkait landasan epistemologis (metode) dan aksiomatik (nilai) ilmu pengetahuan, pada akhirnya bermuara pada terbentuknya peradaban manusia yang berbudi luhur dan bermanfaat. Pengetahuan teknis, kreativitas filosofis, dan perkembangan logika tidak dapat dijelaskan secara terpisah dari bahasa. Dalam bahasa manusia, objek dan peristiwa mendapat bentuk dinamis. Manusia tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan dunia. Manusia memerlukan simbol bahasa dan kata. Dan bahasa sebagai sistem simbolik juga dapat digunakan dalam arti yang lebih luas. Artinya, bahasa menjadi alat perubahan ideologi, ilmu pengetahuan, dan hasil refleksi filosofis, agar ilmu pengetahuan manusia terus berkembang. Kelahiran bahasa terkait dengan kelahiran budaya. Melalui kebudayaan, segala kreasi yang dihasilkan dari ilmu yang dimiliki seseorang juga dapat dimiliki oleh orang lain dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, logika, dan bahasa telah menjadi alat penting dalam membangun peradaban maju sepanjang sejarah umat manusia, baik dari segi material maupun intelektual dan spiritual.
Kesimpulan
Tuhan memberikan kepada manusia potensi besar akal sebagai alat berpikir. Manusia dapat menggunakan otaknya untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan banyak hal dalam aktivitas manusia. Dan dengan nalar, manusia juga bisa mengembangkan penelitian filosofis. Berkat pencapaian ilmu pengetahuan, teknologi, dan penemuan filosofis, manusia telah mampu menciptakan sebanyak peradaban sepanjang sejarahnya. Ilmu pengetahuan dan filsafat memudahkan manusia untuk mengembangkan potensinya dan melangkah maju dalam kehidupan. Terlebih lagi, manusia membutuhkan logika sebagai prinsip berpikir yang benar, dan hasil ilmu pengetahuan dan filsafat tidak boleh bersifat duniawi atau hampa nilai. Terlebih lagi, capaian ilmu pengetahuan, filsafat, dan logika tidak dapat diketahui masyarakat umum jika tidak dikomunikasikan melalui bahasa. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan, filsafat, logika, dan bahasa masing-masing memiliki kepentingannya masing-masing dalam sejarah peradaban, dan keempat peran tersebut dalam terkadang memerlukan dialog dan kerjasama, serta telah membentuk peradaban mulia sepanjang sejarah kehidupan.
Daftar Pustaka
Edi Sumanto. 2017. Hubungan Filsafat dengan Bahasa. Diakses pada 20 Desember 2023
Inayatur Rosyidah. 2010. Relevansi Ilmu Pengetahuan, Filsafat, Logika dan Bahasa dalam membentuk peradaban. Diakses pada 20 Desember 2023
Verdi Yasin, dkk. 2018. Filsafat Logika dan Ontologi Ilmu Komputer. Diakses pada 20 Desember 2023
A Sadapotto, dkk. 2021. Filsafat Bahasa. Diakses pada 20 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H