Mohon tunggu...
Sri Muammamah
Sri Muammamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - amah

mahasiswa pendidikan islam anak usia dini fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan angkatan 2018 almuni pondok modern darusallam gontor putri tahun 2016 pengajar kuliyatu mu'alimat al islamiyah pondok modern assalam subang 2016-2017 guru pendamping di TKIT Mutiara hati Petarukan tahun 2017-2018 dewan guru di TPQ AT_TAQWA Kendlsari 2018-sekarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Menumbuhkan Sikap Moderasi Beragama pada Anak Usia Dini

22 November 2021   14:00 Diperbarui: 22 November 2021   14:58 2618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

STRATEGI MENUMBUHKAN SIKAP MODERASI BEAGAMA PADA ANAK USIA DINI

Sri Mu’ammamah

PIAUD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

  • Pengertian moderasi beragama
  • Pengertian Moderasi Beragama Moderasi beragama terdiri dari dua kata, yakni moderasi dan beragama. Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu moderatio, yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdapat dua pengertian kata moderasi, yakni: 

  • 1. pengurangan kekerasan, dan 2. penghindaran keekstreman. Dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata wasath atau wasathiyyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth (tengah- tengah), I‟tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Dalam bahasa Arab pula, kata wasathiyyah diartikan sebagai “pilihan terbaik”.[1]
  •  
  • Selanjutnya, kata beragama memiliki kata dasar agama, yang berarti ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan manusia dengan lingkungannya. Kata “ber” dalam kata beragama merupakan imbuhan yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.[2] 
  •  
  • Sikap moderasi beragama

 

Bentuk-bentuk moderasi beragama ini menekankan pada sikap, maka bentuk-bentuk moderasi beragama diantaranya seperti, mengakui adanya pihak lain, menghormati pendapat orang lain, memilik sikap toleransi baik itu dari toleransi suku, ras, budaya, dan juga keyakinan, tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan.[3]

 

Mengakui adanya pihak lain selain dirinya, untuk menumbuhkan sikap ini pada anak usia dini dapat memperkenalkan pada mereka bahwa di Indonesia ada beragam agama suku budaya yang beragam, dimulia dengan memperkenalkan ada 6 agama diakui di Negara Indonesia, islam, Kristen, khatolik, hindu, budha, dan konghuchu, walaupun berbeda dalam agama namun kita tetap bangsa Indonesia, jangan sampai pemahaman anak menganggap orang yang beragama lain dengannya adalah musuh bagi anak, dan masih banyak lagi hal-hal dasar dan seringkali dianggap sederhana oleh orang dewasa tapi pada kenyataanya sangat penting untuk dipahamkan pada anak usia dini.

 

  • Pengertian anak usia dini
  • Anak usia dini menurut NAEYC (National Associotion for The Education of Young Children) adalah anak yang berada pada rentan usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman pendidikan anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik swasta ataypun negri, TK, dan SD.

  • Sedangkan menurut undang-undang republic Indonesia no.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 14 yanag menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan selanjutnya.

  • Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuan dan
  • perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding dengan usia-usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlagsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan.
  • Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik, diantaranya adalah:
  • 1. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki bawaan, minat kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing.
  • 2. Egosentris, yaitu anak lebih cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya.
  • 3. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan aktivitas. Selama terjaga dalam tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.
  • 4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu, anak cendrung memperhatikan , membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal baru.
  • 5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempeajari hal-hal yang baru.
  • 6. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
  • 7. Senang dan kaya dalam fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain.
  • 8. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila keinginannya tidak terpenuhi. 9. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak belum memiliki pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.
  • 10. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsic menarik dan menyenangkan.
  • 11. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, yaitu anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri.
  • 12. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai menunjukkan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya. Hal ini beriringan dengan bertambahnya usia dan perkembangan yang dimiliki oleh anak.

  • Strategi menumbuhkan sikap moderasi beragama pada anak usia dini

 

Untuk menumbuhkan sikap moderasi beragama pada anak usia dini dibutuhkan strategi yang tepat agar sikap moderasi dapat tumbuh dan menjadi karakter baik yang melekat pada pribadi anak. Anak usia dini memiliki beberapa karakteristik yang sudah disebutkan diatas, oleh karena itu strategi yang dibutuhkan hendaknya dapat mengacu pada karakteristik anak usia dini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun