Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Renungan Hari Tani, Adakah Solusi Area Tanaman Kentang yang Kian Sempit?

24 September 2024   10:58 Diperbarui: 25 September 2024   06:58 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena jasa Columbus kentang yang semula hanya tumbuh di sebagian kecil Amerika Selatan, bisa menyebar keseluruh dunia. 

Daerah Amerika Selatan yang menjadi tempat asal mula kentang ini tepatnya di sekitar danau Titicaca, di daerah pegunungan Andes, dekat perbatasan Peru dan Bolivia. 

Dari sini, kentang menyebar ke Peru, Bolivia, Cili, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian, kentang dibawa ke Spanyol pada abad XVI. Oleh para pedagang Spanyol, baik lewat daratan maupun larutan, kentang ke seluruh benua Eropa.

Menurut penelitian tanaman kentang yang pertama masuk masuk Indonesia adalah kentang yang berasal dari Amerika Utara. Kentang ini pada tahun 1794 ditemukan di sekitar Cimahi, Bandung. 

Kemudian, sekitar tahun 1811 disebarkan disebarkan di daerah Karo, Sumatera Utara, Aceh, Padang, Bengkulu,Palembang, Minahasa, Bali, Flores, Seram, dan Timor. 

Maraknya kentang impor menekan harga kentang di tingkat petani dalam negeri. Cina merupakan produsen kentang terbesar kedua di dunia. Menurut FAO, sekitar 12 persen dari produksi kentang dunia adalah Cina.

Bahkan, tren produksi kentang Cina memiliki pengaruh yang signifikan pada tren dunia kentang

Masalah benih kentang masih menjadi perhatian di Indonesia. Kebutuhan benih mesti terpenuhi sesuai kebutuhan varietas, jumlah, mutu, waktu, dan lokasi yang tepat. 

Pentingnya usaha perbenihan yang tangguh dan mandiri dengan skala usaha yang layak secara komersial dan berkesinambungan.

Masalah penyempitan area tanaman kentang bisa diatasi dengan teknologi aeroponik. Keuntungan menggunakan aeroponik selain praktis, tidak perlu menggunakan media campuran tanah dan pupuk kandang steril, tidak banyak menggunakan pestisida, menghasilkan benih umbi yang sehat dan bersih,tetapi produksi tinggi. 

Bisa 10 kali lipat dibandingkan cara konvensional. Teknik ini lebih mudah dipanen dan diatur sesuai ukuran yang diinginkan, Selain itu kebutuhan tenaga kerja juga sedikit, cukup cukup 1 orang pekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun