Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan untuk Muslimat 4.0, dari Gizi Keluarga hingga Ekonomi Kreatif

6 September 2024   20:03 Diperbarui: 6 September 2024   20:07 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muslimat Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan kemasyarakatan merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang berperan memajukan peradaban bangsa terutama kiprah kaum wanita.

Muslimat NU memiliki potensi 34 Pimpinan Wilayah di tingkat Provinsi, 534 Pimpinan Cabang di tingkat Kabupaten/Kota, 10 Pimpinan Cabang Istimewa, 5.222 Anak Cabang di tingkat Kecamatan serta lebih 36.000 Ranting di Tingkat Desa atau Kelurahan dengan jumlah anggota sekitar 34 juta anggota dari tingkat pusat hingga ranting, turut membantu berkontribusi secara nyata terhadap proses pembangunan bangsa.

Potensi Muslimat NU mempunyai fasilitas layanan antara lain 174 Panti Asuhan dan binaan, 3 Pondok Lansia, 110 layanan kesehatan berupa RS/RSB/BKIA/Klinik, sekitar 65.000 Majelis Taklim, 9.986

TK/RA, 14.350 TPQ/TPA, 4.622 PAUD,144 Koperasi Primer An-Nisa yang telah berbadan hukum, 2.223 Kelompok Bermain dan beberapa KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Keniscayaan bagi pengurus pusat hingga ranting untuk mencetak generasi Z dan milenial yang bisa disebut sebagai Muslimat 4.0 yang unggul dan adaptif dengan perkembangan zaman.

Konsekuensi bagi seluruh elemen bangsa agar bersiap diri menghadapi revolusi industri gelombang keempat atau Revolusi Industri 4.0. Generasi saat ini perlu menambah ilmu pengetahuan karena semakin banyak realitas yang sulit dikenali lagi.

Tantangan Muslimat 4.0 yang sudah didepan mata adalah masalah perubahan lapangan kerja yang semakin berbasis ekonomi digital. Semua jenis profesi menuju pekerjaan yang mengandalkan platform digital. Dari perekrutan tenaga kerja hingga metode bekerja semua dilakukan secara online. Akibatnya pasal perjanjian kerja dan beban kerja sudah berubah secara total. Istilah karyawan sudah berganti menjadi mitra, jam kerja menjadi sangat fleksibel. Pasal hak-hak normatif pekerja sudah sirna digantikan dengan aturan yang dikontrol oleh sistem digital.

Sosok Muslimat 4.0 perlu mentransformasikan dirinya dalam ber dwifungsi. Yakni fungsi menjadi pendukung ekonomi keluarga dan fungsi keduanya sebagai seorang ibu yang berkemampuan untuk mengatasi bermacam masalah keluarga. Salah satu persoalan krusial bangsa saat ini adalah masih banyaknya ibu rumah tangga yang tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi keluarga. Akibatnya bisa fatal karena banyak anak-anak yang mengalami penyakit serius dan kelainan dalam pertumbuhan badan.

Muslimat NU sebagai salah satu ormas keagamaan turut aktif dalam pelaksanaan terciptanya peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak, dengan mensosialisasikan kepada para kader agar dapat melakukan pencegahan sedini mungkin terhadap stunting melalui dibentuknya kader Ibu Asuh untuk anak yang terindikasi stunting.

Pada tahun ini Pimpinan Pusat Muslimat mendapat kepercayaan dari PT. PARAGON (WARDAH Kosmetik) melalui NUcare LazisNU untuk melakukan pembinaan dan pengkaderan dengan membentuk ibu asuh anak terindikasi stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun