Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Greget Calon Kepala Daerah Perempuan, Efektifkan Birokrasi dan Pola Konsumsi Masyarakat

6 September 2024   07:36 Diperbarui: 6 September 2024   07:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan di Pilkada 2024 Jatim. Luluk Nur Hamidah, Khofifah Indar Parawansa, dan Tri Rismaharini (sumber Tribunmataraman.com) 

Perlu pencegahan oleh pengawas pemilu bersama masyarakat luas dengan cara patroli anti politik uang menjelang hari pencoblosan Pilkada 2024. Perlu mendorong Bawaslu agar mencari cara dan strategi yang efektif untuk melakukan patroli pengawasan anti politik uang hingga hari pencoblosan. Dalam melakukan patroli, Bawaslu perlu melibatkan kepolisian untuk memastikan tidak ada tindak pidana dalam pilkada.

Akar masalah terjadinya pembusukan demokrasi terkait pembiayaan politisi. Proses demokratisasi mestinya tidak mengedepankan uang dalam meraih kemenangan. Proses rekrutmen kepala daerah di negeri ini tengah mengalami proses involusi dan bergerak tanpa karakter yang jelas. Semata-mata hanya mengutamakan faktor kepopuleran calon dan mengesampingkan intelektualitas dan moralitas.

Pembiayaan politisi yang bertarung dalam pilkada pada dasarnya digunakan untuk marketing politik. Sedangkan marketing politik yang efektif bisa dicapai dengan faktor buzz marketing. Secara sederhana buzz marketing adalah suatu metode untuk menarik perhatian khalayak dan media massa sampai akhirnya menjadi topik pembicaraan yang menyenangkan, mengagumkan, dan bernilai tambah ganda.

Namun marketing politik tidak jarang menyimpang dari hakikatnya sehingga menjelma menjadi modus politik uang konkritnya jual beli suara rakyat. Itu terjadi karena paslon yang bertarung tidak memiliki kemampuan untuk bersaing secara sehat dan fair.

Mestinya politik uang bisa ditepis jika dalam dalam tahapan pemilu kepala daerah menjadi momentum bagi pasangan calon untuk berlomba-lomba menunjukan keteladanan. Paslon juga harus mampu menumbuhkan sikap kesetiakawanan sosial dan merawat keberagaman. Sikap itu bisa tumbuh subur jika para pemimpin dalam berbagai tingkatan menunjukan contoh langsung tentang hidup sederhana. [SRIM]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun