Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Hari Pelanggan Nasional Tingkatkan Retensi dengan AI

3 September 2024   21:03 Diperbarui: 3 September 2024   21:08 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Voicebot tidak hanya menawarkan respons cepat kepada pelanggan tetapi juga memastikan bahwa layanan tersebut tersedia dan memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan bantuan kapanpun mereka membutuhkannya.

Voicebot menjamin bahwa pelanggan memiliki percakapan inklusif, mengatasi kendala bahasa dan memastikan pelayanan yang konsisten untuk semua pelanggan.

Keniscayaan, AI bisa memainkan peran penting dalam meningkatkan retensi konsumen bagi bisnis. AI mampu menganalisis data, perilaku, dan preferensi konsumen untuk mengembangkan strategi personalisasi dalam retensi konsumen. Dengan potensi ini, AI dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal konsumen yang berisiko untuk pergi. Sehingga, memungkinkan bisnis mengambil langkah proaktif untuk mempertahankan konsumen yang loyal.

AI juga bisa menganalisis pola pembelian dan riwayat interaksi, sehingga dapat mengidentifikasi peluang upselling dan cross-selling. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menawarkan rekomendasi dan promosi yang ditargetkan sesuai dengan preferensi masing-masing konsumen. Untuk membuat pelanggan merasa puas dan bahagia perlu tindakan yang mendasar guna menanggapi keluhan pelanggan. Dunia usaha dan industri sangat bergantung pada pelanggan. Karena itu perlu memperhatikan kebutuhan, memberikan apa yang diinginkan pelanggan agar merasa bahagia.

Saat ini tren pemasaran global telah bergeser dari pendekatan transaksional ke pendekatan relasional dengan berfokus kepada pemenuhan kebutuhan, kepuasan dan kesenangan pelanggan. pihak produsen hendaknya mencari metode yang efektif untuk mempertahankan pelanggan untuk jangka panjang atas dasar kepercayaan dan kesetiaan pelanggan.

Pelayanan pelanggan atau customer service bukan hal baru. Cara ini sudah dirintis sejak industrialis otomotif Amerika Serikat, Henry Ford, sebelum Perang Dunia II. Henry Ford menekankan perusahaan hendaknya dapat menciptakan barang yang berkualitas (overcommitment of quality), dipercaya (reliability), dan pelayanan yang prima (excellent service). Tujuannya tidak lain agar pelanggan tetap loyal dan menghasilkan profit untuk jangka panjang bagi perusahaan.

Kita dapat membedakan tiga tingkat kepuasan pelanggan. Pertama, menemukan kebutuhan pokok pelanggan (the basic needs of the customer). Kedua, menemukan apa yang sebenarnya menjadi harapan dari pelanggan, sehingga mereka mau kembali datang. Ketiga, selalu memperhatikan apa apa yang menjadi harapan pelanggan, dan melebihi seperti apa yang diharapkan pelanggan.

Keniscayaan, produk, penjualan,dan pelayanan merupakan hukum segitiga besi yang tidak dapat dipisahkan. Suksesnya suatu usaha berkat suatu dukungan, dan dukungan itu membuahkan hasil, pelayanan yang baik. Usaha yang baik memerlukan produk yang baik, itu saja tidak cukup, pelayanan yang diberikan kepada pelanggan juga harus baik. Dengan cara itu maka usaha akan berkembang sampai mencapai kapasitas optimalnya. Kepuasan pelanggan tidak berakhir dan hilang begitu saja. Ia memberikan bermacam-macam manfaat bagi perusahaan dan karyawan.

Perlu pilihan teknologi dalam hal ini AI yang bisa membantu terciptanya bahasa mutu pelayanan pelanggan. Saatnya manajemen mutu dikembangkan lebih jauh untuk birokrasi dan badan usaha pemerintah pusat dan daerah. Perlu badan atau lembaga yang bertugas menjalankan hal diatas. Badan itu bisa mencontoh Ben Franklin Partnership Center yang didirikan pada 1993 untuk meningkatkan daya saing perusahaan yang berada di Pennsylvania, terutama lewat difusi dan inovasi teknologi di bidang pelayanan pelanggan.

Selama ini manajemen mutu termasuk mutu pelayanan publik dari birokrasi dan badan usaha pemerintah banyak yang belum melakukan benchmarking untuk menemukan sifat, proses, dan pelayanan produk terbaik dari yang ada dan menggunakannya sebagai standar untuk memperbaiki produk, proses, dan pelayanan.

Pemerintahan baru dibawah pimpinan Prabowo-Gibran perlu membuat program untuk menyempurnakan pelayanan kepada pelanggan. Hal itu merupakan komitmen tertinggi sebuah bangsa terhadap mutu seperti yang pernah dijalankan di Amerika Serikat dalam bentuk Malcolm Baldrige National Quality Award. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun