Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pintu Kemakmuran Masyarakat Pesisir, Ayo Buka Lebar!

31 Agustus 2024   14:52 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akuarium untuk membudidayakan lobster ( sumber KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO)

Breeding dan pembesaran atau fattening berbeda. Mestinya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan membantu secara totalitas terhadap nelayan di Indonesia untuk melakukan pembesarannya. Teknologi yang digunakan di Vietnam tidak terlalu sulit. Hanya perlu konsistensi untuk budidaya pembesaran.

Agar terwujud optimalisasi kegiatan budidaya lobster, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) agar sosialisasi menerapkan inovasi teknologi pada kegiatan budidaya. Antara lain dengan membangun percontohan inovasi pakan pembesaran lobster pasir seperti yang telah ada di Desa Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Percontohan ini dikelola oleh kelompok masyarakat di lahan seluas 1.360 meter persegi. Kelompok ini melakukan kegiatan pembesaran lobster dalam tiga segmen, yaitu segmen 1 mulai ukuran benih bening lobster (BBL) hingga 10 gram; segmen 2 dengan ukuran 10 gram -- 50 gram; dan segmen 3 dengan ukuran 50 gram atau 100 gram -- 200 gram dengan waktu pemeliharaan sekitar 4 bulan.

Akuarium untuk membudidayakan lobster ( sumber KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO)
Akuarium untuk membudidayakan lobster ( sumber KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO)

Berdasarkan hasil percontohan selama lebih kurang 3 bulan, dengan inovasi pakan yang diberikan menghasilkan variasi survival rate (SR) pada segmen 1, 2 dan 3 berturut turut sejumlah 35 persen, 78,75 persen dan 98,25 persen. Berat akhir masing-masing 12,4 gram, 36 gram, dan 225 gram.

SR pada segmen I yang masih di bawah 50 persen diakibatkan oleh kondisi alam yang bergelombang saat penebaran dan pemeliharaan awal sehingga berpengaruh terhadap pemangsaan pakan yang diberikan, mengingat wadah budidaya yang berupa Keramba Jaring Apung (KJA) sangat terpengaruh oleh kondisi permukaan air.

Perlu inovasi teknologi pakan pembesaran lobster. Seperti yang dihasilkan oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol, Bali.Lobster merupakan komoditas perikanan yang memiliki harga tinggi. Lobster ukuran konsumsi dengan berat sekitar 250 gram per ekor harganya dapat mencapai 500 ribu rupiah per kilogram. Sumber benihnya pun tersedia di alam. Untuk itu, perlu inovasi teknologi agar potensi yang ada dapat dikelola secara optimal.

Faktor penting dalam budidaya lobster adalah persoalan pakan. Untuk itu, formulasi pakan yang tepat dibutuhkan di setiap tahap budidaya. Lobster dengan masing-masing tahap perkembangan membutuhkan formulasi pakan yang berbeda-beda karena sangat bergantung pada kemampuan mereka menyerap pakan tadi. Kalau kecil, tentu saja butiran-butiran pakannya akan menjadi semakin halus.Tapi semakin besar, dia membutuhkan konten pakan yang sesuai, misalnya membutuhkan banyak kalsium pada saat dia tumbuh besar dan menumbuhkan cangkang.

Para ahli perikanan di tanah air perlu melakukan riset untuk mengetahui perilaku lobster secara detail, seperti bagaimana tumbuh, bagaimana besar, dan bagaimana lobster menghadapi atau bersembunyi dari predator. Juga perlu desain ekosistem tiruan pada saat melakukan pembesaran lobster. Misalnya dengan menyiapkan konfigurasi atau pola bebatuan atau paving block yang berongga. Konfigurasi tersebut sebagai tiruan habitat lobster yang alami. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun