Pada era inovasi teknologi pangan saat ini yang telah maju ada berbagai jenis emergency food dalam bentuk ransum yang siap makan dengan kandungan gizi yang baik dan rasanya enak.
Penyediaan makanan darurat yang bersifat ready to eat sangat dibutuhkan pada kondisi tidak dapat hidup normal. Produk tersebut hendaknya tidak sekadar menjadi pengganjal perut, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjadi pengganti fungsi sarapan dan makanan lengkap yang mampu memberi energi dalam jumlah yang cukup.
Selama ini mie instan kerap menjadi makanan pokok pengungsi. Padahal satu takaran mie instan dengan netto 80 gram hanya mengandung sekitar 300 kalori. Jumlah kalori ini hanya memenuhi sekitar 15 persen dari kalori yang dibutuhkan para pengungsi.
Pemberian mie instan bagi pengungsi yang mengalami beban fisik, stres oksidatif dan kelelahan mental akan menurunkan daya tahan dan vitalitas mereka. Meski mie instan sangat praktis penggunaannya dan relatif murah harganya, kehadiran mie instan sebagai makanan darurat patut dikaji ulang.
Selain bahan bakunya, gandum yang diimpor dengan biaya mahal, juga karena kandungan gizinya kurang tepat bagi pengungsi yang acap mengalami stres tinggi karena kelelahan mental.
Berbagai jenis olahan nasi juga bisa dikreasi dengan teknologi retort, dari nasi goreng, nasi uduk hingga nasi kuning semua bisa tersaji dengan enak.
Retort pouch biasanya dibuat dari tiga bahan utama, yaitu polyester, alumunium foil, dan poliolefin atau polipropilen. Akan tetapi, kebanyakan retort pouch komersial dibuat dengan menggunakan empat lapisan utama, yaitu poliester yang terletak di bagian luar, selanjutnya ada lapisan nilon, lapisan aluminium foil, dan lapisan polipropilen yang terletak di bagian dalam yang kontak dengan produk pangan.
Teknologi retort adalah teknologi pemasakan dengan menggunakan uap atau air superheated untuk pemasakan pangan yang telah terlebih dulu dikemas.Â
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar proses retort sukses, yaitu pertama, kemasan yang digunakan harus tertutup secara hermetis (kedap udara) dengan cara melakukan prosedur pengisian dan penutupan pengemas dengan benar.
Kedua, perlakukan pemanasan yang diberikan harus cukup dan tidak berlebih, yaitu tercapainya proses steril komersial dengan tetap memperhatikan kemasan tersebut secara hermetis.
Ketiga, penanganan kemasan harus dengan baik dan hermetis, yaitu sebelum, selama, dan setelah proses pemanasan harus memastikan bahwa integritas sambungan dan penutup tetap terjaga kedap udara. [SRIM]