Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kawinkan Es Krim dengan Jamu Tradisional

1 Agustus 2024   13:32 Diperbarui: 1 Agustus 2024   15:38 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Es krim yang dikawinkan dengan jamu tradisional (sumber : Dok  COLD STONE CREAMERY via Kompas.com)

Es krim tradisional selalu melekat dihati kita karena banyak kenangan manis saat masih kanak-kanak hingga remaja. Produk es krim terus berkembang, ada yang bertahan lalu menjadi industri besar dan banyak pula usaha es krim tradisional yang semakin tersisih dan banyak yang mati.

Inovasi produk terus berlangsung, salah satunya adalah mengawinkan es krim dengan jamu tradisional sebagai top up. Bermacam jenis jamu seperti jamu beras kencur, asam kunyit, temulawak, dan lain-lain bisa disajikan bersama es krim. Jika kita cermati inovasi ini merupakan fenomena co-creation, yakni kolaborasi kreativitas antara usaha es krim dengan usaha jamu tradisional.

Dalam teori pengembangan ekonomi kreatif, bermacam portofolio usaha berbasis budaya memerlukan transformasi ke arah co-creation ( collaboration creation ). Istilah co-creation dikemukakan oleh C.K. Prahalad untuk menjelaskan cara baru dalam inovasi model bisnis. Metode baru itu menciptakan produk melalui kolaborasi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra distribusi yang semuanya saling terhubung dalam sebuah jaringan inovasi.

Jika kita simak, Prahalad menekankan adanya tiga proses kunci dalam co-creation yang bisa diterapkan oleh usaha berbasis budaya. Pertama, perusahaan sebaiknya menciptakan sebuah platform produk yang bisa disesuaikan lebih lanjut oleh pihak lain. Kedua, memberi kesempatan kepada konsumen di dalam jaringan menyesuaikan platform agar sesuai dengan karakter atau identitas mereka. Ketiga, mewujudkan komunikasi umpan balik konsumen dan memperkaya platform dengan memadukan semua usaha yang telah dilakukan oleh jaringan konsumen.

Metode co-creation semakin penting karena portofolio industri makanan dan minuman serta pariwisata di masa mendatang semakin bersenyawa dengan industri kreatif, travel dan media sosial untuk penetrasi pasar. Tak bisa dipungkiri lagi media sosial telah mendorong ekosistem co-creation semakin mencapai tahap maturitas atau matang. Oleh sebab itu pentingnya kreator konten dan pemengaruh (influencer ) untuk mempopulerkan es krim jamu tradisional.

Aspek keunikan makanan tradisional mesti ditekankan, agar tidak terkooptasi oleh industri besar. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat lokal dengan bahan-bahan yang juga diperoleh dari sumber lokal. Serta memiliki cita rasa yang relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat. Masyarakat masih terbayang salah satu cara Presiden Joko Widodo dalam menjaga kesehatannya. Yakni agar daya tahan tubuh dan stamina tetap baik adalah dengan minuman tradisional yang dalam pengertian khalayak disebut jamu.

Sebenarnya resep jamu Presiden Jokowi itu menggunakan bahan pangan lokal yang khasiatnya sangat baik untuk tubuh. Dalam konteks diatas Presiden sebenarnya telah melakukan kampanye yang sangat tepat terkait penggunaan pangan lokal dengan pengolahan yang bisa dilakukan oleh masyarakat luas. Langkah Presiden Jokowi sebenarnya juga mempromosikan salah satu Indigenous Knowledge bangsa Indonesia.

Science and Development Network di London telah mendefinisikan Indigenous Knowledge sebagai pengetahuan yang khas atau unik dalam suatu kebudayaan atau masyarakat tertentu . Presiden Jokowi telah menunjukkan inisiatif yang sangat jitu untuk mempromosikan dan mengelola indigenous knowledge. Hal itu bisa menjadi faktor pemberdaya bagi masyarakat desa dan UMKM.

Sudah waktunya indigenous Nusantara naik daun dan unjuk gigi. Salah satunya adalah mengawinkan es krim dengan minuman jamu. Berbagai macam aset tradisional mulai dari bahan makanan, obat-obatan, pemuliaan lingkungan, hingga metode untuk membuat suasana rumah lebih natural perlu digalakkan.

Saatnya indigenous di tanah air, antara lain sayuran dan buah indigenous yang tumbuh di berbagai daerah yang mempunyai kandungan zat flavonoid yang tinggi ( sebagai antioksidan ) seperti katuk, kenikir, kedondong cina dan lain-lain bisa lebih dikenal dan dipergunakan seoptimal mungkin untuk mendongkrak nilai tambah ekonomi masyarakat.

Banyak pihak yang belum paham bahwa makanan tradisional sebenarnya banyak yang berkhasiat bagi kesehatan karena mempunyai sifat fisiologis. Oleh sebab itu banyak ragam makanan tradisional yang dikategorikan sebagai makanan fungsional. Menu masakan daerah yang mengutamakan sayuran dan kacang-kacangan adalah contoh makanan tradisional lainya yang berkhasiat bagi kesehatan. 

Berbagai sayuran endemik yang sering disajikan pada makanan tradisional seperti daun kemangi, kangkung, paria, daun singkong, labu siam, leunca, tauge, bayam, daun katuk, terong, kacang panjang, daun kedondong, kecipir dan daun selasih sudah dianalisis mengandung gizi mikro yang bagus dan serat tinggi.

Saatnya pemerintah daerah membuat program progresif yang memberikan insentif langsung kepada produsen makanan tradisional sehingga memiliki tata kelola yang baik.Selama ini pemerintah daerah belum optimal membantu produsen pangan tradisional yang notabene adalah UMKM untuk meningkatkan faktor higienis, kandungan gizi dan pengemasan.

Hingga kini informasi tentang komposisi gizi dan khasiat makanan tradisional belum banyak dipromosikan lewat media. Padahal banyak WNA yang ingin mengetahui tentang makanan tradisional. Produk jamu ala Jokowi memberikan pencerahan terkait dengan pentingnya usaha untuk mendongkrak produktivitas hortikultura di tanah air. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun