Dalam konteks diatas Universitas Pasundan terus memperdalam signifikansi ikon tersebut terkait dengan budaya unggah dan mengembangkan kompetensi MFA di negeri ini. Apalagi data menunjukkan bahwa perusahaan multinasional semakin membutuhkan Master of Fine Arts untuk mendukung proses produksi dan bisnisnya.
Perusahaan multinasional sering mengunjungi fakultas-fakultas seni kenamaan seperti Rhode Island School of Design, the School of Art Institute of Chicago, Michigan 's Cranbrook Academy of Art dalam rangka merekrut SDM yang berlatar belakang profesi seni. Sudah dapat diprediksi bahwa di masa mendatang semakin banyak lulusan seni yang menempati posisi penting dalam dunia industri. Contoh lainnya adalah perusahaan Unilever yang juga banyak mempekerjakan para pelukis, penyair, dan kreator komik untuk proses produksi, marketing serta memberi inspirasi kepada seluruh unit perusahaan. Menurut The Economist dalam lima tahun terakhir ini semakin banyak lulusan seni yang menempati posisi-posisi penting dalam industri. Itulah sebabnya pada saat ini ratusan universitas di Amerika Serikat menyelenggarakan program MFA secara progresif.
Kekuatan imajinasi warga bangsa dan tumbuhnya budaya unggah merupakan faktor penentu persaingan global. Apalagi perkembangan platform digital dan teknologi AI bisa memanjakan seseorang untuk berimajinasi, berinovasi lalu mengunggah hasilnya ke dunia maya secara mudah. Jangan heran jika anak-anak kita tiba-tiba bisa membuat lagu sendiri, lalu membaginya ke penjuru dunia. Betapa mudahnya mereka membuat karya seni dengan smartphone yang menggunakan kamera sederhana lalu mengunggahnya ke dunia maya.
Fenomena satu lagu one hit wonder, Akan diakselerasi dengan adanya platform musik Indie. Sekedar catatan musik Indie di Indonesia mulai berkembang pada 1970-an lewat kehadiran Guruh Gipsy, God Bless, dan Super Kid.
Akhir-akhir ini perkembangan musik Indie semakin pesat, Beberapa musisi seperti Efek Rumah Kaca, Pamungkas, Rumah Sakit, Danilla Riyadi, Feast, Nadin Amizah berhasil menjadi idola kaum muda, Musisi indie adalah sosok yang menghasilkan dan membawakan musik terlepas dari kepentingan label-label major. Para musisi indie menciptakan serta membawakan lagu hasil karya mereka sendiri.
Menurut Nelson (2018) indie sebagai istilah untuk para musisi yang mencoba mempertahankan "aura seni yang asli", dan juga yang mencoba menjaga sikap anti mainstream dengan memproduksi musik yang menjadi identitas mereka berdasarkan idealisme. Namun tidak menolak untuk mendapatkan promosi media, dimana artis atau musisi tersebut dapat memperoleh publisitas dan marketing yang lebih luas melalui platform.
Musik Indie membutuhkan platform dan ekosistem. Platform tersebut tentunya dilengkapi dengan fitur musik, radio, podcast dan video yang bisa menjadi wahana proses kreatif dan pameran bagi para musisi dan khalayak umum. [ SRIM]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H