Karena dengan harga pakan yang murah para peternak bisa mempertahankan usahanya lalu di kemudian hari bisa meningkatkan skala usaha.
Sedangkan pakan yang berkualitas menjadikan proses pemberian pakan menjadi lebih efisien. Industri pakan ternak di negeri ini juga terkendala oleh bahan baku impor seperti jagung dan bungkil kedelai.
Kondisinya diperparah oleh pabrik pakan ternak skala besar yang proses bisnisnya belum optimal karena utilitasnya baru terpakai sekitar 60 persen dari kapasitas terpasang.
Selain itu, industri pakan ternak skala besar cenderung bersifat oligopoli sehingga sulit menjadi tumpuan bagi usaha ternak rakyat.
Selama ini harga pakan ternak produk pabrikan besar cukup memberatkan peternak kecil. Dengan kondisi di atas sebaiknya pemerintah memberikan insentif terkait dengan penyediaan pakan ternak alternatif untuk usaha ternak rakyat.
Hal ini dengan memperbanyak pendirian pabrik pakan ternak skala kecil atau mini feed mill. Sudah banyak proyek percontohan pabrik pakan ternak skala kecil yang telah dikerjakan oleh Kementerian Pertanian. Dan saatnya pabrik tersebut diperbanyak jumlahnya.
Penyediaan pakan ternak alternatif sebaiknya ditunjang dengan teknologi pakan ternak yang berbasis bahan baku lokal. Seperti misalnya pembuatan enzim Hemicell yang berguna sebagai pengganti beberapa senyawa yang diperlukan untuk membuat pakan ternak. Hemicell merupakan enzim yang membantu proses pencernaan pada unggas. Sehingga bisa menyerap makanan lebih optimal.
Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas budidaya yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha ternak.Â
Selain itu penyediaan pakan ternak alternatif yang dilakukan oleh UMKM akan berimplikasi pada perluasan lapangan kerja, penyediaan bahan baku pakan, dan proses produksi.
Kendala utama industri pakan ternak adalah karena produksi jagung dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan, sehingga perlu impor sekitar 2 juta ton selama lima tahun terakhir.
Tingginya harga pakan ternak dipengaruhi oleh tingginya bahan baku yang sebagian besar masih impor dan besarnya biaya distribusi dan transportasi.Â