Untuk para pelamar kerja atau calon pemegang jabatan, dua tahap tes yakni psikotes dan profile assessment (PA) merupakan tes yang menakutkan. Wajar jika pada tahap ini banyak peserta yang jatuh alias berguguran.
Dua tahap tes di atas biasanya dilakukan oleh konsultan psikologi independen. Metode PA yang dilakukan berupa harrison assessment profiling, multidimensional aptitude battery test, focus group discussion, dan interview.
Rangkaian tes yang harus dijalani peserta mencakup consistency test, suitability test, multi aptitude test, group test, serta individual interview. Rangkaian tes ini dilakukan untuk memenuhi kriteria profil calon tidak hanya memotret dari sisi kompetensi, tetapi juga karakter pribadi mereka yang meliputi integritas pribadi, dan maturity.
Seleksi sesion pertama yang harus dijalani para calon adalah consistency test dan suitability test dengan menggunakan harrison assessment. Tes ini bertujuan mengukur konsistensi dan membandingkan kesesuaian para kandidat berdasarkan sifat-sifat (traits) yang dimiliki untuk menempati posisi sebagai pimpinan.
Seleksi berikutnya adalah multidimensional aptitude battery test yang mengukur daya tangkap, analytical thinking, kemampuan kepemimpinan, kepercayaan diri, penyesuaian diri, stabilitas emosi, tanggung jawab, daya tahan, ketekunan, achievement, dan social relationship.
Ada benang merah antara PA dengan psikotes sebelumnya. Kedua tahap tes ini sangat menguras emosi. Psikotes biasanya banyak jebakan, terutama pada bagian tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS).
Jangan khawatir, mereka yang berkali-kali gagal dan kemudian berhasil lolos, karena mau mempelajari dan berlatih mengerjakan soal-soal psikotes maupun PA sebelum waktu tes tiba.
Target psikotes atau tes psikologi ada tiga aspek yang diukur, yaitu: kecerdasan, kepribadian dan juga sikap atau cara kerja. Aspek kecerdasan digunakan untuk mengetahui kecerdasan secara umum atau kecerdasan secara spesifik seperti kemampuan analisa atau kemampuan berhitung.
Aspek kepribadian digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, lingkungan baru maupun tugas-tugas baru dan lain sebagainya.
Sedangkan aspek sikap atau cara kerja digunakan untuk mengetahui semangat kerja, motivasi berprestasi, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, inisiatif dan lain sebagainya. [SRIM]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H