Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Gula Aren, Primadona Bulan Ramadhan Pelepas Rindu Kampung Halaman

6 Maret 2024   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2024   09:18 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga desa mengolah nira menjadi gula semut aren (sumber KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)

Butuh Insentif dan Perlindungan 

Para petani dan pengusaha gula aren berharap menjelang menjelang lebaran 2024 Holding BUMN Pangan ID Food tidak lagi impor besar-besaran gula kristal putih (GKP). Mestinya pengadaan gula kristal putih harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Petani khawatir Bapanas tidak mampu menyerap gula petani pasca lebaran nanti.

Publik masih terngiang perintah Presiden Jokowi bahwa harga gula itu harus wajar di tingkat petani, penggiling, dan konsumen. BUMN sebagai offtaker dari produksi petani.

Perlu langkah serius untuk meningkatkan potensi gula aren produk dalam negeri.Potensi aren sangat besar dan tersebar di pelosok tanah air. Peminat gula aren saat ini sedang tinggi. Aren sangat potensial pemanfaatannya, khususnya sebagai substitusi komoditas gula tebu. Terkait pemasarannya, tanpa adanya campur tangan pemerintah pastinya komoditas aren ini bisa dipastikan akan bermasalah karena industri enggan menyerap pengembangana aren sedang untuk pasar ekspor masih terbatas.

Dari aspek lingkungan hidup, pohon aren dapat dimanfaatkan sebagai pohon konservasi yang sangat berpengaruh untuk ekosistem. Produk turunan atau hasil olahan gula aren yang biasa ada enam varian yakni cetak keping, mini cube, cair (liquid), semut (bubuk), kopi gula aren, dan jahe merah gula aren (bubuk). Pantai selatan Pulau Jawa sangat potensial sebagai sentra gula aren. Seperti misalnya Kabupaten Pacitan ada kelompok tani gula aren. Perlu pengadaan bibit aren yang bisa tumbuh cepat misal genjah karena aren lokal memerlukan puluhan tahun untuk masa panennya.

Terkait dengan swasembada pangan, khususnya swasembada gula, para investor yang berencana mengembangkan industri gula banyak yang mundur karena masih membanjirnya gula impor. Kondisinya semakin runyam, karena para investor yang berencana membangun industri gula juga terkendala area lahan perkebunan tebu.

Mestinya pemerintah serius menekan gula impor dan segera mencari solusi penambahan area perkebunan. Mengingat hingga saat ini masih cukup banyak lahan tidur ataupun lahan kritis yang bisa dipergunakan untuk menanam tebu. Sejak dulu industri gula memiliki daya serap ketenagakerjaan yang cukup signifikan.

Pohon Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan). Salah satu produk tanaman aren adalah gula aren yang akhir-akhir ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena merupakan produk ekspor untuk negara-negara yang berpola hidup sehat. Seperti konsumen di Jepang yang sangat gemar mengkonsumsi gula kristal yang berasal dari bahan baku nira aren.

Pemanfaatan dan kegunaan tanaman aren sangat beragam diantaranya:

* Akar pohon aren bisa digunakan untuk obat tradisional dan peralatan;

* Batang aren bisa dijadikan bahan baku kerajinan dan bahan bangunan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun