Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Gula Aren, Primadona Bulan Ramadhan Pelepas Rindu Kampung Halaman

6 Maret 2024   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2024   09:18 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk gula aren di rak supermarket (dokumen pribadi)

Sebagai bagian dari perusahaan retail saya mengamati produk gula aren mengalami lonjakan permintaan menjelang dan saat bulan Ramadhan. Rak-rak produk kemasan gula aren di supermarket cepat habis. Saya melihat di pasar-pasar tradisional produk gula aren juga laris manis. Ini merupakan pertanda baik bagi perajin dan petani gula aren. Produsen gula aren yang merupakan usaha rumahan atau UMKM yang terdapat di semua daerah di tanah air perlu diberi insentif permodalan dan perlindungan pasar dari serbuan gula impor.

Minuman dan makanan berbahan gula aren membawa angan kita kepada masa lalu yang indah. Bisa menjadi pelepas rindu kampung halaman saat Bersama keluarga dan kerabat menikmati makanan dan minuman tradisional yang berbahan gula aren. Jajanan pasar dan minuman tradisional seperti dawet, kacang ijo, hingga kopi tubruk sangat afdal jika memakai gula aren.

Keniscayaan, kebutuhan gula selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri selalu melonjak drastis. Gula aren produksi petani atau pengrajin lokal semakin dicari oleh masyarakat karena sangat cocok untuk membuat berbagai jenis minuman, kue dan makanan. Mestinya produk gula aren terus dikembangkan dengan berbagai insentif dan bantuan teknik produksi.

Ilustrasi gula aren. (sumber shutterstock/Rostovtsevayu via KOMPAS.com)
Ilustrasi gula aren. (sumber shutterstock/Rostovtsevayu via KOMPAS.com)

Keunggulan Gula Aren

Gula aren yang semakin naik daun juga terlihat dari produk kopi dengan Kategori kopi tubruk yang kini menguasai pasar kopi dalam kemasan (sachet) di Indonesia. Mengutip data dari lembaga riset Nielsen (MAT June 2023) menunjukkan, pasar kopi sachet masih dikuasai oleh roast and ground (R&G) category (kopi tubruk) dengan persentase sebesar 57 persen.

Berarti sebanyak 57 persen penikmat kopi di Indonesia merupakan pecinta kopi tubruk dan 43 persen sisanya adalah pecinta kopi instan. Istilah tubruk dikutip dari laman kopipedia, berasal dari bahasa Jawa yang artinya tabrakan. Di mana, bubuk kopi yang sudah ada di dalam gelas "ditabrak" dengan air panas, ada yang juga sudah dicampur gula.

Selain kopi tubruk yang masih menjadi tren, kepopuleran kopi susu gula aren juga menjadi highlight. Beberapa perusahaan telah memproduksi susu gula aren tubruk, yang memadukan jenis kopi tubruk strong, susu dan gula aren. Bahkan tren usaha yang berjualan kopi susu gula aren ikut meningkat di berbagai daerah, tak hanya di kota-kota besar saja. Kalangan penjual kopi susu gula aren saat ini dapat ditemui di pelosok-pelosok, termasuk sekitar tempat tinggal kita.

Gula aren memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula pasir, sehingga gula aren kurang meningkatkan gula darah dengan cepat dan relatif aman dikonsumsi. Air nira sebagai bahan baku utama dalam pembuatan gula aren yang dihasilkan dari pohon

aren mesti dijaga kualitasnya agar saat diolah dapat menghasilkan gula aren dengan mutu tinggi.

Produk gula aren yang dihasilkan memiliki mutu yang terjamin tanpa bahan pengawet, dengan

menggunakan bahan- bahan alami sehingga produk sehat untuk dikonsumsi.

Dalam 100 gram gula aren terkandung nutrisi di dalamnya, yakni :

Kalori: 375 kkal.

Potasium: 20 persen kebutuhan harian.

Karbohidrat: 33 persen kebutuhan harian.

Meskipun begitu, jenis gula ini memiliki kandungan mineral dan vitamin dalam jumlah yang sedikit. Mulai dari vitamin A, C, K, dan kalsium.

Gula aren mengandung jumlah glukosa yang lebih sedikit dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah ketimbang gula meja atau madu. Inilah alasan mengapa gula aren dapat membantu menjaga kadar gula darah menjadi lebih stabil daripada jenis pemanis lainnya.

Gula aren juga mengandung serat makanan bernama inulin. Studi menunjukkan bahwa serat nabati ini bisa membantu mengendalikan bakteri di usus, meningkatkan kesehatan pencernaan, dan meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh.

Senyawa karbohidrat yang terdapat dalamnya bisa tubuh cerna lebih cepat daripada gula putih. Itulah sebabnya, mencampurkan beberapa sendok teh gula aren untuk mempermanis minuman, bisa memberimu dorongan energi di pagi hari.

Warga desa mengolah nira menjadi gula semut aren (sumber KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)
Warga desa mengolah nira menjadi gula semut aren (sumber KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)

Butuh Insentif dan Perlindungan 

Para petani dan pengusaha gula aren berharap menjelang menjelang lebaran 2024 Holding BUMN Pangan ID Food tidak lagi impor besar-besaran gula kristal putih (GKP). Mestinya pengadaan gula kristal putih harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Petani khawatir Bapanas tidak mampu menyerap gula petani pasca lebaran nanti.

Publik masih terngiang perintah Presiden Jokowi bahwa harga gula itu harus wajar di tingkat petani, penggiling, dan konsumen. BUMN sebagai offtaker dari produksi petani.

Perlu langkah serius untuk meningkatkan potensi gula aren produk dalam negeri.Potensi aren sangat besar dan tersebar di pelosok tanah air. Peminat gula aren saat ini sedang tinggi. Aren sangat potensial pemanfaatannya, khususnya sebagai substitusi komoditas gula tebu. Terkait pemasarannya, tanpa adanya campur tangan pemerintah pastinya komoditas aren ini bisa dipastikan akan bermasalah karena industri enggan menyerap pengembangana aren sedang untuk pasar ekspor masih terbatas.

Dari aspek lingkungan hidup, pohon aren dapat dimanfaatkan sebagai pohon konservasi yang sangat berpengaruh untuk ekosistem. Produk turunan atau hasil olahan gula aren yang biasa ada enam varian yakni cetak keping, mini cube, cair (liquid), semut (bubuk), kopi gula aren, dan jahe merah gula aren (bubuk). Pantai selatan Pulau Jawa sangat potensial sebagai sentra gula aren. Seperti misalnya Kabupaten Pacitan ada kelompok tani gula aren. Perlu pengadaan bibit aren yang bisa tumbuh cepat misal genjah karena aren lokal memerlukan puluhan tahun untuk masa panennya.

Terkait dengan swasembada pangan, khususnya swasembada gula, para investor yang berencana mengembangkan industri gula banyak yang mundur karena masih membanjirnya gula impor. Kondisinya semakin runyam, karena para investor yang berencana membangun industri gula juga terkendala area lahan perkebunan tebu.

Mestinya pemerintah serius menekan gula impor dan segera mencari solusi penambahan area perkebunan. Mengingat hingga saat ini masih cukup banyak lahan tidur ataupun lahan kritis yang bisa dipergunakan untuk menanam tebu. Sejak dulu industri gula memiliki daya serap ketenagakerjaan yang cukup signifikan.

Pohon Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan). Salah satu produk tanaman aren adalah gula aren yang akhir-akhir ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena merupakan produk ekspor untuk negara-negara yang berpola hidup sehat. Seperti konsumen di Jepang yang sangat gemar mengkonsumsi gula kristal yang berasal dari bahan baku nira aren.

Pemanfaatan dan kegunaan tanaman aren sangat beragam diantaranya:

* Akar pohon aren bisa digunakan untuk obat tradisional dan peralatan;

* Batang aren bisa dijadikan bahan baku kerajinan dan bahan bangunan;

* Ijuk untuk sapu dan peresapan air;

* Daun aren untuk kawung (pembungkus rokok), untuk atap dan lidinya untuk tusuk sate dan sapu;

* Buah aren bisa dibuat kolang-kaling;

* Air nira untuk bahan baku gula aren dan cuka;

* Pati/tepung yang terdapat dalam batang aren bisa untuk bahan pangan.

Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren sangat prospektif. Perlu memanfaatkan lahan-lahan tidur atau yang tidak produktif untuk ditanami pohon aren. Sekaligus dapat pula ikut melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun