Mohon tunggu...
SRI MARYATI
SRI MARYATI Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

Penikmat sastra, demi memuaskan hasrat aksara yg mengembara. Bagi yg suka baca cerita fiksi seperti cerpen, cerbung, dan series bisa mampir ke akun karyakarsa ku ya, link di bawah⬇️ https://karyakarsa.com/Xuri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korea Selatan di Balik Layar

18 November 2024   13:10 Diperbarui: 18 November 2024   13:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tirto.id

Ini menandai tahun keempat berturut-turut di mana tingkat kesuburan berada di bawah 1 persen.

5. Kasus bullying hingga pelecehan seksual.

Sudah jadi rahasia umum kalau di Korea selatan banyak kasus bullying dan pelecehan seksual. Bahkan film dan drama yg sering kita tonton mengangkat tema pembulian di sekolah itu berdasarkan kisah nyata yg benar terjadi.

Sebenarnya ada beberapa drama Korea Selatan yang menunjukkan sisi kelam kehidupan masyarakat di sana yang suka merendahkan dan melecehkan orang lain.

Bullying dan pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mirisnya, tindakan serupa juga terjadi di balik gemerlap industri hiburan Korea Selatan. Seperti yang kerap diberitakan media, beberapa selebriti pun terjerat dalam kontroversi bullying. Bahkan, aksi bullying juga menimpa sejumlah staff yang bekerja di balik layar.

6. Jam kerja yang berlebihan

Hal ini sering kali terjadi pada industri hiburan Korea Selatan. Dilaporkan, baik para artis maupun orang di balik layar produksi drama di Korea seringkali lembur untuk mengejar target penyelesaian produksi drama.

Hal ini dikarenakan pihak produksi drama ingin menyelesaikan proses syuting secepat mungkin, terlebih karena tingginya biaya produksi. Bahkan, 4 episode awal sebuah drama biasanya melangsungkan proses syuting lebih dulu dalam satu waktu. Tidak sedikit pula aktor dan aktris yang hanya bisa tidur 1 jam selama syuting berlangsung.

Melansir informasi dari Min News, seorang asisten sutradara sebuah drama pada tahun 2016 melakukan bunuh diri. Adik dari asisten sutradara tersebut mengungkap jika sang kakak mengalami tekanan yang tinggi saat bekerja, hingga jam kerja yang berlebihan.

Tidak hanya di industri hiburan, pekerja kantoran mereka juga memiliki jam kerja yg terlalu over. Akibatnya banyak yg mengalami depresi, dan juga dampaknya banyak pasangan jarang ada waktu bersama atau yg lajang tidak punya waktu untuk berkencan *istilah yg sering mereka pakai. Dan itu juga pemicu dari turunnya angka kelahiran di korea selatan.

Dan sebenarnya masih banyak lagi upah aktor/aktris yg tidak adil. Ini saya pernah lihat beritanya ada upah yg telat atau terkadang tidak dibayar padahal drama sudah lama rilis dan tamat, proses trainee idol yg sulit, penggemar yg terlalu fanatik(sasaeng), dan cancel culture yg sangat kuat. Jika seorang idol citranya sudah tercoreng maka karirnya akan tamat. Ada satu tambahan lagi mereka ada budaya yg disebut (palli-palli) maksudnya adalah segala sesuatunya entah itu pekerjaan atau kegiatan yg dilakukan cepat seperti terburu-buru, karena mereka menganggap waktu itu adalah uang dan mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu dengan hal yg tidak penting/berguna. Contoh dalam hal sederhana saja seperti makan, mereka juga terbiasa melakukannya dengan cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun