Saking terobsesinya, kritikus mengatakan bahwa beberapa dari mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti memalsukan karya ilmiah karena universitas ternama menuntut mereka memiliki prestasi akademik dan keterampilan yang sempurna.
Fenomena ini dapat ditemui di serial Sky Castle yang tayang pada 2019 lalu. Sky Castle mengungkap bagaimana sisi gelap obsesi terhadap sekolah-sekolah elit yang menampilkan para wanita dari kalangan super kaya: istri politisi dan istri dokter.
Tekanan sosial yang dibebankan pada siswa memaksa seorang anak perempuan berbohong bahwa dia berkuliah di Universitas Harvard selama satu tahun. Tapi ini harus diakui sih, salah satu faktor majunya negara mereka karena sangat concern dengan pendidikan. *berharap juga pemerintah kita bisa lebih memperhatikan lagi terkait pendidikan di Indonesia, agar bisa membangun negeri.
3. Angka bunuh diri yang tinggi.
Bagian yg ketiga ini sih, membuat saya sedikit nyesek ketika menulisnya. Kita pasti sering mendengar atau membaca berita terkait fenomena bunuh diri yg tinggi di Korea Selatan. Perlu diketahui ini berlaku tidak hanya di industri hiburan mereka saja,seperti para idol dan aktris-aktor. Masyarakat umum juga mengalami hal yg sama.
Budaya kompetitif yang ada di Korea Selatan menyebabkan mereka hidup dalam tekanan sosial yang tinggi. Orang yang tidak tahan dengan kehidupan seperti ini tentu saja akan depresi.
Di Korea, Anda akan sering mendengar berita siswa yang bunuh diri karena tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi. Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara yang menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Dalam laporan yang disampaikan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, angka kematian bunuh diri Korea, atau jumlah bunuh diri per 100.000 orang, adalah 24,7 pada 2018. Angka tersebut dua kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata tingkat bunuh diri negara OECD, yakni di level 11. Para ahli mengatakan penyebab bunuh diri sangat kompleks, tidak hanya karena masalah kesehatan pribadi dan mental tetapi juga terkait dengan faktor ekonomi dan tekanan sosial. Fakta ini salah satunya terlihat dari laporan tentang sejumlah artis dan selebriti Korea Selatan yang bunuh diri.
4. Banyak orang nggak menikah dan punya anak.
Korea Selatan mengalami krisis populasi akibat kebanyakan dari masyarakat memilih untuk tinggal sendiri dibandingkan berkeluarga. Hal ini terpaksa dipilih mereka akibat kesulitan ekonomi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak.
Karena banyak yang memilih tidak mempunyai anak, angka kelahiran bayi terus anjlok dari tahun ke tahun. Pada Februari 2022, jumlah rata-rata anak yang dikandung seorang wanita Korea Selatan dalam hidupnya mencapai titik terendah sepanjang masa, yakni hanya sebesar 0,81 tahun lalu, turun dari 0,84 tahun lalu.