Mohon tunggu...
SRI MARYATI
SRI MARYATI Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

Penikmat sastra, demi memuaskan hasrat aksara yg mengembara.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Sandwich

8 Agustus 2024   10:50 Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngomong-ngomong soal generasi sandwich, bagi yang belum tahu apa itu generasi sandwich menurut wikipedia adalah Generasi roti lapis, generasi roti apit, generasi roti jepit, generasi terimpit, generasi terapit, atau generasi terjepit adalah sekelompok orang dewasa paruh baya yang merawat orang tua mereka yang lanjut usia dan anak-anak mereka sendiri.

Atau Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh 2 buah roti.

Umur berapa sih kita bisa dikategorikan sebagai generasi sandwich?

Menurut Rita, dkk (2023) menyebutkan bahwa generasi sandwich terjadi kepada seseorang, baik laki-laki maupun wanita, yang mempunyai umur 30–40 tahun. Namun, ada juga yang menyebutkan jika berkisar antara 30–50 tahun.

Tapi terkadang ada juga mereka yang masih di umur dua puluhan, sudah menjadi generasi sandwich karena mungkin faktor keadaan ekonokmi yang membuat mereka tidak sama seperti yang lain bekerja untuk diri sendiri, beli apapun yg mereka suka dan lebih memilih mementingkan kebutuhan keluarga, contohnya saya dan juga yang lagi baca artikel ini, hehe

Buat kamu yang sekarang menyandang gelar "generasi sandwich" semangat ya, kamu tidak sendirian kok, kamu hebat dengan versi terbaikmu. Dan selalu ingat jangan lupa untuk membahagiakan diri sendiri juga. Peluk jauh buat anak-anak hebat di luar sana yang berbakti pada orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun