Mohon tunggu...
Sri Lestari
Sri Lestari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Reader & Blogger

Never give up and always learrn to be better

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Widipa yang Lenyap Ditelan Malam

9 Maret 2022   14:52 Diperbarui: 16 April 2022   11:29 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku belum pernah melihat makhluk sepertimu."

Setelah memperhatikan lebih jelas, kau tahu bahwa yang berbicara denganmu saat ini adalah seekor kelelawar. Makhluk yang kau taksir berukuran sebesar kepala manusia itu menggantung terbalik pada akar pohon yang menyembul dari balik tanah. Tak ada perbedaan lebih dengan kelelawar yang biasa kau jumpai di atap rumah selain ukuran dan tentu saja karena makhluk satu ini mampu berbicara.

***

Di usir dari desa alasan kau mengasingkan diri. Seluruh penduduk di desa itu mengusirmu lantaran kau berulangkali kedapatan memburu aneka hewan liar dan menjualnya kepada pedagang asing demi meraup banyak keuntungan. Kau dianggap sebagai warga pendatang yang tak tahu diri. Warga mengecam tindakanmu karena dinilai merugikan mereka.

Namun kini kau bisa mengucap syukur. Karena hal itu rupanya mengantarkanmu pada pintu yang bernama keberuntungan, di mana kau menemukan hal besar yang tak kau kira sebelumnya.

"Semesta mengirimmu sebagai pemimpin kami."

Kau diangkat menjadi seorang raja di kerajaan bawah tanah. Memimpin ratusan kurcaci yang keberadaannya dulu hanya kau anggap sebuah khayalan belaka.

"Pertama-tama aku akan membentuk beberapa kasta."

"Kasta?" tanya salah satu kurcaci.

"Kelompok pertama adalah kasta pekerja. Kelompok pertama ini dibutuhkan untuk mengurus segala macam kebutuhan mulai dari mengumpulkan makanan dan menyediakan tempat tinggal."

"Siapa yang akan menjadi kelompok pekerja ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun