Pendahuluan
Di zaman yang serba cepat dan penuh tekanan, praktik mindfulness atau kesadaran penuh semakin terkenal sebagai cara efektif untuk merasa lebih tenang dan meningkatkan kualitas hidup.Mindfulness, yang berasal dari tradisi spiritual Timur seperti Buddhisme, saat ini banyak diterapkan dalam praktik medis dan psikologi untuk mengatasi stres, kecemasan, dan gangguan emosional lainnya. Namun, konsep mindfulness sebenarnya juga memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam,khususnya dalam Al-Qur'an.Â
Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang bisa menjadi panduan tentang mindfulness adalah QS. Ar-Ra'd ayat 28:
Â
Â
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Ayat ini memberikan panduan bahwa ketenangan sejati bisa didapat dengan mengingat Allah. Konsep ini sangat berkaitan dengan mindfulness, di mana kedamaian batin diperoleh saat hati dan pikiran selaras dalam satu tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Dalam esai ini, kita akan melihat bagaimana QS. Ar-Ra'd  ayat 28 mengajarkan mindfulness kepada kita dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Â Mindfulness Dalam Perspektif Al-Quran
Dalam pengertian umum, mindfulness berarti berada dalam momen sekarang, sadar akan apa yang kita rasakan, pikirkan, dan lakukan. Dalam Islam, mindfulness memiliki makna yang lebih dalam, yaitu senantiasa mengingat Allah dalam hati kita, serta menyadari bahwa semua yang kita lakukan ada dalam pengawasan-Nya.
QS. Ar-Ra'd ayat 28 mengajarkan bahwa ketenangan hati adalah hasil dari mengingat Allah. Ini berbeda dari konsep ketenangan duniawi yang sering didapat dari hal-hal materi, seperti harta atau popularitas. Islam mengajarkan bahwa ketenangan sejati hanya ada saat hati kita berhubungan dengan Allah melalui dzikir dan ibadah yang penuh kesadaran.
Mindfulness dalam Islam juga berarti mengendalikan pikiran dan hati kita agar tidak terbawa oleh emosi negatif, seperti kekhawatiran, ketakutan, atau amarah. Ini adalah cara menjaga hati kita tetap damai dan tidak terpengaruh oleh hal-hal duniawi yang seringkali menjadi sumber kegelisahan.
2. Dzikir: Cara untuk Menenangkan Hati dan Pikiran
QS. Ar-Ra'd ayat 28 menyebutkan bahwa hati orang beriman akan menjadi tenang dengan mengingat Allah. Dzikir, yang berarti menyebut atau mengingat Allah, adalah cara terbaik untuk melatih mindfulness dalam Islam. Saat berdzikir, kita melibatkan hati dan pikiran kita dalam satu aktivitas, yaitu mengingat Allah yang selalu bersama kita. Dengan demikian, hati kita menjadi lebih tenang, karena kita merasa terlindungi oleh Allah yang Maha Kuasa.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, dzikir tidak hanya berarti menyebut nama Allah, tetapi juga melibatkan hati kita dalam setiap kata yang kita ucapkan. Dzikir yang dilakukan  dengan penuh kesadaran dan ketulusan akan membawa ketenangan yang lebih mendalam, membuat hati kita merasa tentram dan pikiran menjadi lebih jernih.
Bahkan dalam aktivitas sehari-hari, kita bisa melatih mindfulness melalui dzikir, seperti dengan mengucapkan "Alhamdulillah" saat merasa bahagia, atau "Astaghfirullah" saat kita ingin meminta ampunan Allah. Dengan cara ini, hati kita akan selalu mengingat Allah, dan pikiran kita akan lebih terfokus pada hal-hal yang positif.
3. Menjaga Hati yang Tenang sebagai Dasar Kehidupan
Ketika hati kita tenang, kita bisa berpikir dan mengambil keputusan dengan lebih baik. Sebaliknya, jika hati kita gelisah, pikiran kita cenderung dipenuhi oleh hal-hal yang negatif dan tidak penting. QS. Ar-Ra'd ayat 28 mengajarkan bahwa hati yang tenang adalah kunci untuk hidup yang seimbang dan penuh kebahagiaan. Ketenangan hati ini bisa kita peroleh dengan selalu mengingat Allah dan melibatkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dalam tafsir Al-Qurthubi, ketenangan hati di sini bukan hanya untuk saat-saat tertentu saja, tetapi juga untuk menghadapi setiap tantangan dalam hidup. Ketika kita mengingat Allah, kita akan lebih mampu menghadapi ujian dan cobaan hidup dengan sabar dan penuh keyakinan. Sebab, kita percaya bahwa Allah bersama kita, mendengar doa kita, dan akan memberikan yang terbaik.
Dengan memiliki hati yang tenang, kita lebih mudah menyelaraskan pikiran kita agar tetap positif dan tidak terpengaruh oleh emosi yang merusak. Pikiran yang selaras dengan hati yang tenang ini membuat kita mampu menjalani hidup dengan lebih damai dan tidak mudah tergoyahkan oleh masalah atau gangguan kecil.
4. Praktik Mindfulness dalam Islam: Cara Menyelaraskan Hati dan Pikiran
 Mindfulness dalam Islam dapat diterapkan melalui berbagai cara yang sangat sederhana, namun memiliki efek yang besar pada ketenangan hati dan pikiran kita:
-Melakukan Dzikir Setiap Hari
Menjadikan dzikir sebagai bagian dari aktivitas harian kita adalah langkah pertama dalam mencapai mindfulness. Kita bisa mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, atau allahu akbar kapan saja, baik saat kita bekerja, belajar, atau bersantai. Ini membantu hati kita tetap terhubung dengan Allah dan pikiran kita menjadi lebih jernih.
-Mendirikan Shalat dengan Khusyuk
 Shalat adalah momen untuk berhubungan langsung dengan Allah, di mana kita fokus pada setiap gerakan dan bacaan. Shalat yang dilakukan dengan khusyuk adalah bentuk mindfulness yang sempurna dalam Islam, di mana hati dan pikiran kita hadir sepenuhnya dalam ibadah kepada Allah.
-Introspeksi atau Muraqabah
Muraqabah berarti mengawasi diri sendiri dan mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan. Dengan introspeksi ini, kita akan selalu mengingat tujuan hidup kita dan memastikan bahwa semua tindakan kita sesuai dengan perintah Allah. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk menjaga hati dan pikiran kita agar tetap sejalan dengan nilai-nilai Islam.[3]
 Ketiga praktik ini tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga membantu kita untuk selalu sadar akan Allah dalam setiap aktivitas. Dengan mindfulness ini, kita akan lebih mampu menyikapi hidup dengan tenang, bijak, dan tidak mudah gelisah.
5. Manfaat Mindfulness dalam Islam
Menerapkan mindfulness dengan mengingat Allah seperti yang diajarkan dalam QS. Ar-Ra'd ayat 28 memiliki banyak manfaat. Pertama, kita akan mendapatkan ketenangan hati yang membuat hidup kita lebih damai. Kedua, pikiran kita menjadi lebih positif karena terfokus pada tujuan yang baik, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Ketiga, kita akan lebih mudah bersikap sabar dan tidak mudah terpengaruh oleh emosi negatif.
Mindfulness dalam Islam juga membantu kita untuk lebih tabah dalam menghadapi ujian hidup. Kita menyadari bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah, dan kita hanya perlu berusaha yang terbaik. Dengan mindfulness yang dilandasi iman kepada Allah, kita akan lebih mampu bersikap ikhlas dan tidak merasa cemas akan hal-hal yang belum terjadi.
 Kesimpulan
 QS. Ar-Ra'd ayat 28 memberikan panduan berharga tentang mindfulness dalam Islam. Dengan mengingat Allah secara terus-menerus, kita dapat mencapai ketenangan hati yang menjadi dasar bagi kehidupan yang bahagia dan penuh keseimbangan. Mindfulness dalam Islam adalah tentang bagaimana kita menjaga hati agar tetap terhubung dengan Allah dan bagaimana kita menyelaraskan pikiran agar selalu berpikir positif dan ikhlas.
Dengan mengikuti ajaran Al-Qur'an ini, kita dapat meraih ketenangan yang mendalam dan kebahagiaan sejati, jauh dari kecemasan dan gangguan dunia. Mindfulness yang diajarkan dalam Islam tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah, yang merupakan sumber dari segala ketenangan dan kebahagiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Ridwan. "Mindfulness dan Kesehatan Mental di Era Modern," Jurnal Psikologi Kontemporer 10, no. 1 (2021)
Kusuma, Dini. Mindfulness: Jalan Menuju Ketentraman Hati (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018)
Al-Qur'an, QS. Ar-Ra'd ayat 28
Mufid, Abd. "Penerapan Mindfulness dalam Perspektif Islam untuk Mengatasi Kecemasan," Jurnal Psikologi Islam 7, no. 2 (2019):
Wahyudi, Ahmad. Psikologi Islam: Konsep dan Aplikasi Mindfulness dalam Perspektif Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2020)
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an al-Azim, Vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2009)
Al-Qurthubi, Al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an, Vol. 3 (Kairo: Dar al-Kutub al-Misriyyah, 2011)
Fadhilah, Nur. "Peran Dzikir dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Spiritual dan Mental," Jurnal Psikologi Islam 12, no. 2 (2020)
Mahfud, Faisal. "Khusyuk dalam Shalat sebagai Bentuk Mindfulness dalam Islam," Jurnal Studi Islam dan Psikologi 6, no. 2 (2019)
Syakir, Ahmad. "Konsep Muraqabah dalam Islam sebagai Bentuk Introspeksi Diri," Jurnal Ilmu Agama Islam 9, no. 1 (2019)
Aziz, Muhammad. "Mindfulness dalam Perspektif Islam: Studi QS. Ar-Ra'd ayat 28," Jurnal Tafsir dan Psikologi Islam 8, no. 2 (2021)
ahman, Zainul. "Mindfulness dalam Al-Qur'an: Ketenangan Hati dan Kedekatan dengan Allah," Jurnal Studi Islam dan Kebahagiaan 7, no. 1 (2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H