Mohon tunggu...
Sri Jayati Widjaya
Sri Jayati Widjaya Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas VI SD Negeri 07 Baya

sebagai seorang guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Mode dalam Jaringan (Daring)

16 Februari 2024   20:43 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:55 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB 1

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Dunia pendidikan pada masa sekarang senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi (IT) dan komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran yang ada sekarang.. Implementasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan salah satunya dapat diwujudkan melalui pembelajaran dalam jaringan (daring). Melaui pembelajaran daring tidak mengharuskan guru dan peserta didik saling bertatap muka.

Dewasa ini ancaman wabah virus Corona tengah dihadapi bangsa Indonesia, permasalahan besar sedang dihadapi bangsa ini sebagai musibah nasional. Pandemi Corona virus atau biasa disebut dengan Covid- 19 merupakan virus yang pertama kali di temukan di Wuhan, Hubei, Cina mulai dari akhir tahun 2019 hingga saat ini tahun 2020 dan telah mewabah keseluruh penjuru dunia salah satunya di Indonesia. Syndrom pernapasan akut berat corona virus 2 ( Sars Cov 2). Sejak pertama kali ditemukan kasus positif Covid-19 pada senin 2 Maret 2020 yang langsung diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Berbagai kebijakan pemerintah diambil guna mencegah penyebaran mata rantai virusCorona atau Covid-

19. Berbagai kebijakan yang diambil antara lain seperti, anjuran sosial distancing, physical distancing, memakai masker, anjuran mencuci tangan

dengan sabun, dan pola hidup sehat . Selain itu beberapa daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi guna mencegah penyebaran mata rantai virus Corona atau Covid-19. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 dilingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 Pada satuan Pendidikan. Sedangkan pada tingkat Provinsi terdapat Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/0005942 Tentang Pencegahan Mata Rantai penyebaran Covid-19 maka kegiatan belajar mengajar mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga tingkat menengah atas diliburkan berlaku mulai dari tanggal 16 Maret sampai tanggal 29 Maret 2020 serta berubah sesuai dengan surat edaranterbaru.

Himbauan dari Pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan tentang prosedur pencegahan penyebaran virus Covid-19 semua kegiatan sekolah harus ditiadakan dan anak-anak belajar dari rumah dan semua  guru harus bekerja dari rumah. Dengan penerapan Work From Home (WFH) maka semua pihak harus mematuhi aturan yang diberikan. Dengan adanya himbauan ini , guru agar tetap memantau dan memberikan  kegiatan kepada murid melalui pembelajaran dalam jaringan (daring). Sebuah tantangan baru bagi guru Pendidikan Anak Usia dini, yang selama ini belum pernah menggunakan penerapan pembelajaran dalan jaringan untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya WFH pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan guru tetap bisa memantau perkembangan dan kegiatan anak di rumah , dan terus berinteraksi dengan anak dan orangtua.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka setiap lembaga sekolah dituntut untuk berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar tanpa melakukan tatap muka terhadap peserta didiknya. Penerapan teknologi dan komunikasi dalam dalam dunia pendidikan menjadi tidak asing lagi. Seperti yang telah disebutkan dalam kebijakan Ditjen PAUD Tahun 2019

 Setelah adanya penerapan WFH dan dunia pendidikan diliburkan sejak itu dilakukan Pembelajaran Mode Dalam Jaringan (Daring) yang di terapkan pada SD Negeri 07 Baya  kelas VI Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang terkait dengan penerapan pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah-sekolah.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.         Bagaimana Penerapan pembelajaran daring di SD Negeri 07 Baya kelas VI

2.         Bagaimana tahapan dan pelaksanaan pembelajaran daring di SD Negeri 07 Baya kelas VI

3.         Bagaimana      Kendala-kendala         yang    dihadapi          dalam pembelajaran daring SD Negeri 07 Baya kelas VI.

C.        Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan Rumusan masalah maka tujuan adalah untuk Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) pada SD Negeri 07 Baya selama pandemi Covid-19.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun manfaat ini dapat ditinjau dari dua segi yakni dari segi teoritis dan praktis.

1.         Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca, khususnya Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) Untuk Anak Usia Dini yang tepat dan seharusnya.

2.         Manfaat Praktis

a.         Bagi peserta didik, untuk meningkatkan pengetahuan dan semangat dalam belajar melalui Pembelajaran Dalam Jaringan (daring).

b.         Bagi pendidik, untuk lebih berinovasi dan kreatif dalam memberikan kegiatan kepada peserta didik melalui penerapan pembelajaran dalam jaringan.

c.         Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran dalam jaringan selama pandemi Covid-19 ini.

BAB II

PEMBAHASAN

  •  Efektifitas Daring Berdasarkan Pengalaman Siswa

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang efektifitas daring dalam pembelajaran. Hasilnya 2 dari 5 responden merasakan  bahwa pembelajaran daring lebih efektif dan 3 responden menyatakan bahwa pembelajaran face to face dirasa lebih efektif. Mereka merasakan bahwa pengaplikasian pembelajaran daring yang mereka peroleh hanya berpusat pada pemberian tugas,rasio pemberian materi sangatlah kecil. Selain itu akses bertanya juga tidak seluas pada saat pembelajaran face to face, baik bertanya terhadap guru maupun teman.

  • Kelebihan dan Kekurangan Daring Berdasarkan Pengalaman Siswa

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis daring. Pengalaman yang dirasakan siswa mengenai kelebihan dan kekurangan daring sangat variatif, diantaranya:

Kelebihan:

1.         Siswa merasa lebih santai dan senang

2.         Siswa merasa punya lebih banyak waktu dirumah bersama keluarganya

3.         Siswa merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai

4.         Siswa merasa lebih rileks dan tidak tegang

Kekurangan:

1.         Siswa merasa boros dikarenakan kuota jadi cepat habis

2.         Siswa merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru

3.         Siswa merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang

4.         Siswa merasa kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat

  • Suasana Pembelajaran Berbasis Daring Berdasarkan Pengalaman siswa

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang suasana yang mereka rasakan pada saat pembelajaran berbasis daring. Hasilnya 2 responden menyatakan bahwa pembelajaran daring dirasa tidak menyenangkan, mereka merasakan beberapa kendala seperti adanya gangguan sinyal pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan 3 responden lainya menyatakan bahwa pembelajaran daring dirasa lebih menyenangkan, mereka merasakan bahwa pembelajaran daring lebih efisien untuk dilaksanakan.

  • Harapan Siswa Mengenai Hal-Hal Yang Harus Diperbaiki Pada Penerapan Daring

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka mengenai perbaikan yang harusnya dilakukan pada saat penerapan daring agar pembelajaran berbasis daring bisa menjadi lebih baik. Saran yang responden berikan sangat variatif, seperti:

1.         Penjelasan materi pembelajaran: Siswa berharap para guru tetap memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran. Siswa merekomendasikan penjelasan materi melalui video, mereka merasa materi mudah diterima dan dipahami.

2.         Mengikuti tren kemajuan teknologi: Siswa berharap para guru mampu mengikuti tren kemajuan teknologi yaitu dengan memanfaatkanaplikasi/ sosial media yang sedang disukai para siswa, dengan begitu siswa merasalebih antusias,semangat, dan tidak mudah bosan. Siswa merekomendasikan sesekali pembelajaran bisa dilakukan dengan IG Live, mereka merasa senang dan ketika melakukan sesi tanya jawab merasa dipermudah.

  • Implementasi  Model  Pembelajaran  Daring

 Pembelajaran  yang  digunakan  di  SD  Negeri 07 Baya Kec.Ledo  pada  masa  pandemi  covid-19  yaitu  pembelajaran  jarak jauh  (PJJ)  atau  daring  yang  sudah  dilaksanakan  dari  pertengan bulan  Maret  2020  hingga  saat  ini.  Pembelajaran  jarak  jauh  ini dilaksanakan  sesuai  dengan  anjuran  yang  telah  ditentukan  oleh pemerintah  guna  memutus  mata  rantai  penyebaran  virus  covid-19. Adapun  model  pembelajaran  yang  di  terapkan  oleh  guru  kelas  VI SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo  yaitu  menggunakan  video pembelajaran,  penugasan  tertulis  dan  praktek,  seperti  yang  sudah dipaparkan  dalam  wawancara  yang  dilakukan  oleh  peneliti dengan  guru  kelas  VI  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo  sebagai berikut: "Model  pembelajaran  daring  pada  kelas  VI  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo  di  mulai  dari  pertengahan  bulan  Maret  2020  hingga  saat ini  dan  akan  terus  dilakukan  sampai  akhir  semester  ganjil  pada bulan  Desember  2020.  Model  pembelajaran  daring  yang

digunakan  yaitu  menggunakan  video  pembelajaran,  penugasan tertulis,  dan  praktek.    Dalam  praktek,  siswa  ditugaskan  untuk membuat  sebuah  karya  yang  divideokan  dan  diperlihatkan hasilnya lalu dikirimkan ke  guru kelas". Adapun  aplikasi  yang  digunakan  oleh  guru  kelas  VI  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo   dalam  melaksanakan  pembelajaran  daring  tersebut seperti,  Whatsapp,  Google  Form,  Google  Meet,  dan  Kine  Master. Aplikasi  yang  digunakan  oleh  guru  tersebut  tentu  memiliki fungsinya  masing-masing  guna  menunjang  pembelajaran  daring di  kelas  kelas  VI  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo,  seperti  yang  dipaparkan  oleh  beliau dalam wawancara, sebagai berikut: "Aplikasi-aplikasi  yang  digunakan  oleh  guru  kelas  VI dalam  proses  pembelajaran  daring  yaitu,  whatsapp,  google  form, google  meet,  dan  kine  master.  Whatsapp  digunakan  untuk mengirim  video  pembelajaran  yang  dibuat  melalui  aplikasi  kine master,  Google  form  digunakan  untuk  memberikan  latihan  soal kepada  siswa,  dan  Google  meet  digunakan  untuk  mereview materi  yang  sudah  diberikan  kepada  siswa  dari  hari  senin  sampai dengan hari  kamis, review  materi dilakukan setiap hari  jumat". Model  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  (RPP)  yang digunakan  dalam  pembelajaran  daring  selama  masa  pandemi covid-19  di  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo yaitu  rencanaan  pelaksanaan pembelajaran  (RPP)  yang  sesuai  dengan  anjuran  pemerintah,

seperti  yang  dipaparkan  oleh  beliau  dalam  wawancara,  sebagai berikut: "RPP  yang  digunakan  yaitu  RPP  satu  lembar,  sesuai dengan anjuran pemerintah".   Proses  penilaian  atau  evaluasi  yang  dilakukan  oleh  guru kelas  VI  SD Negeri 07 Baya Kec.Ledo  yaitu  dengan  memberikan  tugas  tertulis dan  tugas  praktek  kepada  siswa.  Seperti  yang  dipaparkan  oleh beliau dalam wawancara,  sebagai berikut: "Siswa  diberikan  tugas  untuk  mengerjakan  soal-soal, membuat  sebuah  karya  atau  mempraktekan  sebuah  adegan  dalam materi  pembelajaran  dengan  memvideokan  tugas  tersebut  lalu dikirimkan kepada guru  yang bersangkutan".   Tugas  tertulis  yang  diberikan  oleh  guru  kelas  tidak  hanya melalui  aplikasi  saja.  Namun  untuk  pemberian  dan  pengumpulan tugas  tertulis  juga  dilakukan  secara  langsung  ke  sekolah  oleh siswa.  Pengambilan  serta  pengumpulan  tugas  didampingi  oleh orang  tua siswa, dengan  mematuhi  protokol kesehatan.

  • Faktor  Penghambat  Implementasi  Pembelajaran  Daring  di Kelas III

`           Faktor penghambat dalam mengimplementasikan pembelajaran  daring  dikelas  VI  yaitu,  kurangnya  efektifitas  dan efisiensi  waktu  dikarenakan  orang  tua  siswa  yang  sibuk  bekerja.   Adapun  faktor  penghambat  lainnya  yaitu,  terkendala  dalam  sinyal 53 dan kuota internet. Sinyal  yang tidak stabil  serta  terbatasnya  kuota internet  membuat  guru  dan  siswa  dalam  proses  pembelajaran daring  tersebut  tidak  berjalan  dengan  maksimal.  Seperti  yang dipaparkan oleh beliau, dalam wawancara  sebagai  berikut: "Ketika pembelajaran daring berlangsung dan menggunakan  aplikasi  google  form  dan  google  meet  diperlukan kualitas  jaringan  yang  kuat  serta  kuota  internet  yang  memadai, karena  saat  menggunakan  aplikasi  tersebut  cukup  banyak

menghabiskan kuota internet". Faktor  penghambat  lainnya  dalam  mengimplementasikan pembelajaran  daring  dikelas  VI,  yaitu  dari  antusias  siswa  yang kurang.  Kurangnya  antusias  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran daring  lebih  dari  setengah  jumlah  siswa  dikelas,  seperti  yang dipaparkan oleh  guru kelas  VI  dalam wawancara  sebagai berikut:   "Antusias  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran  daring hanya sekitar  45%  saja" Antusias  siswa  yang  minim  juga  mempengaruhi  siswa dalam  memahami  materi  pembelajaran  yang  diberikan  oleh  guru dalam  pembelajaran  daring  ini,  seperti  yang  dipaparkan  oleh beliau dalam wawancara,  sebagai berikut: "Dari  jumlah  siswa  satu  kelas  yang  mampu 

memahami materi pembelajran hanya sekitar 45% sampai dengan 50%  saja"

  • Faktor  Pendukung Pembelajaran  Daring

Faktor  pendukung  dari  proses  pembelajaran  daring  ini yaitu, sekolah  memfasilitasi  wifi  untuk  guru-guru  guna menunjang  proses  pembelajaran  daring  selama  guru  berada disekolah.  Fasilitas  wifi  yang  diberikan  oleh  sekolah  digunakan untuk  membuat  video  pembelajaran  dan  memberikan  video pembelajaran tersebut kepada  siswa.   Adapun  faktor  pendukung  lainnya,  yaitu  sekolah memberikan  kuota  internet  gratis  setiap  bulannya  kepada  siswa, seperti  yang  dipaparkan  oleh  beliau  dalam  wawancara,  sebagai berikut: "Sekolah  memfasilitasi  guru  dengan  memberikan  fasilitas wifi  dan  sekolah  juga  memfasilitasi  siswa  dengan  memberikan kuota gratis setiap  bulannya  untuk  menunjang  proses pembelajaran  daring  tersebut.  Pemberian  kuota  gratis  untuk siswa  tersebut  baru  terlaksana  mulai  bulan  Agustus.  Sekolah mendata  provider  jaringan  yang  digunakan  oleh  setiap  siswa  dan memberikan  kuota gratis tersebut setiap bulannya".

BAB III

PENUTUP

A.        Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) pada anak usia dini selama pandemi virus Covid-19 di kelompok A BA Aisyiyah Timbang dilakukan melalui tahapan perumusan tujuan pembelajaran yaitu memberikan hak belajar kepada peserta didik selama pandemi Covid-19 untuk belajar dari rumah, memantau perfoma peserta didik secara kontinue, memberikan kegiatan pemebelajaran yang lebih fleksible kepada peserta didik, dan memfasilitasi orang tua untuk sharing ilmu teradap perkembangan anak. Perencanaan pembelajaran daring yang berisi dengan persiapan pembelajaran yang meliputi persiapan, pemberitahuan, mengunduh Aplikasi WA dan kesepakatan guru dan orang tua. Materi pembelajaran daring yang berisi tentang Pengembangan Karakter, Pengembangan FM, NAM, Bahasa, Sosem, Kognitif, dan Seni. Pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti, teknik tampilan dan sharing ilmu. Dan yang terakhir tahapan evaluasi pembelajaran daring yang berisi penilaian terhadap hasil kegiatan anak yang dikirim melalui video, foto, dan voicenote dan digunakan sebagai dasar penilaian harian, mingguan, bulanan, dan akhirsemester.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan pembalajaran daring di BA Aisyiyah Timbang adalah keterbatasan orang tua dalam kepemilikan hp android, pengetahuan orang tua dengan teknologi informasi , jaringan sinyal yang susah, dan keaktifan orang tua dalam peran sertanya mendampingi anak dalam belajar. Pembelajaran daring sebagai upaya dalam pemenuhan hak belajar anak dan orang tua di masa pandemi virus Covid-19 yang sampai saat ini belum selesai.

B.        Saran

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran dalam jaringan (daring),

ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan kepada beberapa pihak, yaitu:

1)         Guru

Guru harus memiliki persiapan yang jelas mengenai materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran kepada orang tua sehingga orang tua bisa menerapkan dan tidak dibingungkan dengan kegiatan bermain. Guru harus lebih memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan keluarga peserta didik dan mengambil jalan tengah. Guru selalu mengedukasi orang tua tentang pembelajaran anak usia dini adalah belajar sambil bermain, maka guru harus aktif dalam berkomunikasi dengan orang tua tentang pendampingan anak dalam setiapkegiatan.

2)         Orangtua

Sebagai orang tua harus mampu berperan aktif dan terbuka melaporkan kepada guru mengenai informasi perkembangan anak selama di rumah. Orang tua harus melaporkan secara jujur melaporkan kepada guru dengan hasil belajar anak di rumah. Orang tua diharapkan dapat selalu memberikan edukasi kepada anak tentang masa darurat virus Covid-19 yang sedang mewabah. Meyakinkan anak tentang alasan anak tidak diperkenankan berangkat kesekolah dan belajar di rumah. Orang tua juga harus tetap semangat sebagai guru di rumah agar anak semakin semangat dalam melaksanakan kegiatan bermain di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun