Baru-baru ini Indonesia sukses dalam penyelenggaraan upacara pembukaan Asian Games 2018. Pertunjukan musik dan tari-tarian spektakuler dengan skala internasional disajikan dalam kesempataan tersebut. Ini menunjukkan kemampuan Indonesia yang sangat besar di bidang seni. Hal ini juga menunjukkan bagaimana Indonesia cukup punya sumber daya manusia, sumber daya penunjang dan juga teknologi yang bisa digali lebih lanjut untuk mengembangkan industri musik dalam negeri.
Langkah ke depan
Namun pada kenyataannya, potensi besar musik Indonesia tidak cukup mendapat dukungan.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo memulai pemerintahannya di tahun 2014 dengan memasukkan industri kreatif sebagai prioritas.
Pemerintah membentuk divisi ekonomi kreatif, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), untuk mendukung perkembangan berbagai industri kreatif, dari kuliner, fashion, seni rupa, musik, dan yang lain.
Sektor kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk ekonomi kreatif, sekitar 42%. Sedangkan kontribusi musik sangat kecil di kisaran 0.47%. Hal ini menunjukkan banyak hal yang pemerintah masih bisa lakukan untuk lebih menggali potensi sektor musik.
Bulan Maret tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan Konferensi Musik Nasional. Pejabat pemerintah hadir di dalamnya untuk berdiskusi secara mendalam tentang berbagai kesempatan dan tantangan ke depan bagi industri musik Indonesia. Konferensi tersebut merumuskan 12 rencana aksi. Satu diantaranya menekankan pengembangan kesejahteraan insan musik tanah air.
Dengan potensi yang begitu besar, Indonesia selayaknya belajar dari Korsel dalam penerapan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan industri musiknya dan membawanya untuk menjadi sensasi dunia.
Indonesia bisa diuntungkan dengan pendanaan lebih dari pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya penunjang dan juga teknologi yang berhubungan dengan industri musik. Ekspansi strategis berupa perluasan pasar musik Indonesia ke negara tetangga di Asia Tenggara adalah satu hal yang harus di lakukan.
K-pop sudah mulai mendominasi pasar musik dunia. Hal serupa juga harus dilakukan I-pop.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H