Tidak capai pun tidurnya belum tentu enak. Karena saya bukan seorang sultan, biang susah tidur saya biasanya; mimpi mendadak kaya, berangan angan jadi orang terkenal. Kalau sultan beneran khan gak perlu mimpi lagi karena sudah jadi kehidupan sehari hari. Jadi tidur mereka ya nyenyak nyenyak saja.Â
Kadang waktu yang seharusnya untuk tidur malahan buat memimpikan para mantan. Biasalah, manusia stw (setengah tua) macam saya seringkali bernostalgia menghibur diri. Memimpikan para mantan adalah sebuah kenikmatan. Ada banyak kenangan yang bisa membuat senyum dan ketawa terus mengembang. Tapi para mantan itu ya cukup dimimpikan saja.Â
Balik ke PHB.Â
Jangan dibayangkan saat siang warung istirahat sekitar 4 jam saya bisa gunakan untuk tidur. Masih ada 'tugas negara' yang harus saya kerjakan yaitu antar jemput anak istri.Â
Jadwal kerja istri saya lebih tertata. Biasanya saya antar ke warungnya sekitar jam 3 sore. Jika hanya antar jemput istri, enaklah, istirahat saya bisa disesuaikan.Â
Namun rutinitas itu berbeda dengan anak sulung. Â
Karena si sulung bersekolah di sebuah SMPN penggerak yang full Kurikulum Merdeka, ada saja kegiatannya yang harus dilakukan dengan jadwal tak tentu. Ini yang menyebabkan saya sulit istirahat karena ketika enak enaknya akan terlelap, tiba tiba ada panggilan untuk menjemput.Â
Maka saya sekarang saya menjadi sosok yang kurang tidur. Mata panda atau mata bendol sehari harinya sering menghiasi wajah yang mulai keriput ini. Saya terjangkit dobel masalah; sudah keriput, kena mata panda lagi.Â
Namun sebagai orang Jawa yang punya budaya bejo (masih saja bersyukur walau kena masalah) paling tidak saya dapat untung juga. Kalau mau berpenampilan gothik ala fans rock metal, saya tidak perlu banyak make up menghitamkan area mata.Â
Liburan buat saya bukan jalan jalan sepuasnya. Mencium aroma kebebasan dari beban kerja yang terkadang amat menyiksa.Â
Untuk orang yang kurang tidur, liburan kepinginnya cuma mencium aroma bantal selama mungkin. Melunasi hutang tidur tubuh ini.