Kalau mau lebih berusaha lagi; nebeng Wifi di hotel atau resto atau tempat apalah yang nyediain Wifi. Tetapi sekali lagi, saya terlalu pemalu untuk urusan nebeng nebeng seperti itu. Ke-malu-an saya lebih kuat daripada keinginan nonton timnas.Â
Ketika punya pulsa lantas nonton live streaming-pun bukan tanpa masalah. Kebanyakan yang bisa ditonton di YouTube adalah siaran ilegal. Jadi saat jalannya pertandingan sedang seru serunya, tiba tiba siarannya diblokir yang empunya hak siar. Dua gol Kaka saat lawan Ekuador dan Panama kemarin tidak saya saksikan. Tahu tahu mendengar tetangga sebelah teriak "goool....."sambil gebrak gebrak meja. Nelangsa betul saya ini..Â
Sebenarnya bisa saja saya memasang antena TV biasa. Toh saya sudah tahu event beserta jadwal apa saja yang diikuti Timnas. Namun lagi lagi soal uang, saya masih eman eman. Uang ratusan ribu mending buat tambahan modal jualan bubur ayam.Â
Makanya saya heran sama para pecinta Timnas sejati. Mereka itu lho sampai bela belain nonton hingga keluar negeri. Beli jersey asli. Hapal setiap nama pemain berikut skill dan posisi mereka di timnas. Tahu riwayat hidup termasuk klub yang pernah dibela. Mem-follow akun PSSI dan para pemainnya dan perilaku lain yang menunjukkan bahwa mereka die hard-nya Timnas Indonesia.
Saya tahu tidak semua suporter itu berduit, banyak yang bonek, tetapi mereka berusaha menyisihkan uang. Mereka rela meluangkan waktu dan tenaga demi timnas tercinta. Malu-lah saya jika dibandingkan mereka. Saya itung itungan kalau soal duit untuk hal hal seperti itu.Â
Bukannya pelit, tapi kondisi ekonomi memang sedang sulit. Para pedagang, termasuk saya, susah payah mempertahankan usaha. Coba sesekali jalan jalan ke pasar lalu tanya tanya ke Mbok Bakul. " Eealah Mas, masih bisa jualan saja sudah bersyukur", begitulah kira kira jawabannya.Â
Kalau Anda menilai saya bukan pecinta timnas sejati, saya terima saja. Kenyataannya situasi dan kondisi saya memang seperti ini.Â
Meskipun bukan pecinta sejati timnas, masih mending bahwa saya tetap mengikuti berita timnas. Banyak yang ogah ogahan karena prestasi tim sepakbola kita segitu saja.
Masih mending juga saya tidak pernah menyinyiri pemain timnas yang lagi kena masalah. Karena banyak orang yang mengaku pecinta Timnas namun kalau jagoannya kalah lalu dicaci maki. Lihat saja beragam komentar pedasnya di medsos.Â
Ketika Ernando Eri gagal penalti di laga final melawan Vietnam kemarin, saya menganggapnya sedang tidak beruntung. Pun, saat Hugo Samir mendapat kartu merah padahal jalannya pertandingan sedang genting gentingnya, saya juga tidak ikut menghujat. Walaupun sering jengkel, lebih baik saya menahan diri. Ngomel panjang pendek tidak akan berefek pada prestasi timnas.Â
Jika timnas kita kalah, yang perlu disalahkan ya pelatihnya. Yang pilih pemain, membuat metode dan menjalankan pelatihan, membuat strategi lalu mendampingi tim saat bermain itu sang pelatih. Pemain hanya menjalankan instruksi.Â