Siapa tokoh yang dianggap pandai menata kata?Â
Anda pasti tahu Anies Baswedan lah orangnya.Â
Mantan Mendikbud era Jokowi itu, terlepas gelarnya sindiran atau tidak, memang pandai memilih kata untuk mempengaruhi orang lain.Â
Saya pernah termehek mehek menitikkan airmata mendengar paparan Anies Baswedan. Waktu itu, semasa masih menjabat gubernur DKI, beliau menjelaslan tentang program anak wajib diantar orang tua di hari pertama sekolah. Saya terharu karena beliau menuturkan pentingnya hubungan ortu dan anak dan manfaat psikologis program tersebut.Â
Saking terpesonanya mendengan rangkaian kata capres 2024 ini, saya ingin punya kemampuan merangkai kata yang mampu menyihir orang lain. Betapa bermanfaatnya punya kemampuan menata kata lisan dan tulisan.Â
Sebelum lanjut soal Kompasiana, saya akan berkisah tentang pengalaman 'menata kata' saya.Â
Tahun 1999 saya mulai mengabdikan diri sebagai pekerja sosial di wilayah terpencil di Sulawesi Tengah. Saya menjadi pendamping masyarakat miskin dengan tugas utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Â
Disana saya berhadapan dengan kenyataan bahwa masih banyak orang buta hurup, sebagaian besar hanya lulusan SD dan 'raja raja' kecil.Â
Kondisi yang jomplang diantara masyarakat ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal berkomunikasi lisan.Â
Ketika mendampingi masyarakat kecil, kemampuan menggunakan bahasa sederhana diperlukan agar mudah dimengerti. Jika masyarakat mengerti, program kerja bisa dilaksanakan lebih mudah. Anda bisa bayangkan, dampingan saya tidak bisa berbahasa Indonesia sementara saya sama sekali tidak memahami bahasa mereka.Â