Kami memang keluarga besar. Setiap keluarga minimal punya anak 2 orang, beberapa punya 4 anak. Almarhum Nenek saya punya 9 anak, putera almarhum kakak nenek saya anaknya ada 7.
Bandingkan dengan keluarga orang Jepang. Saat ini mereka sedang mengalami resesi seks. Banyak anak muda Jepang yang enggan menikah atau punya anak. Alasannya karena biaya hidup di Jepang yang sangat tinggi. Sampai sampai untuk merangsang terjadinya pernikahan dan bertambahnya kelahiran, pemerintah Jepang punya program memberikan hadiah uang dan subsidi untuk anak.Â
Bila program itu dilakukan oleh pemerintah Indonesia saya yakin para jomblo bersorak riang, program KB 2 anak cukup gagal total, jumlah pernikahan meningkat sedangkan perceraian menurun. Efek negatifnya, mungkin poligami juga naik pesat.Â
Berbahagialah masyarakat Indonesia. Prinsip banyak anak banyak rejeki dan makan tidak makan yang penting kumpul adalah kenikmatan tersendiri ditengah sulitnya ekonomi yang melanda.Â
Saya belum bisa memastikan reaksi Shizuka saat menghadiri halal bihalal keluarga kami. Namun kegembiraan ditengah kesulitan berkomunikasi pasti akan terjadi.Â
Beberapa kali sudah terjadi salah seorang saudara yang membawa teman orang asing, kebanyakan orang Amerika. Mereka tampak heran dan gembira melihat suasana pertemuan yang penuh keakraban itu, apalagi dengan menghadapi banyaknya sapaan dan ajakan berkenalan.Â
Para tamu istimewa itu diajak berbaur. Kemudian mereka bertanya tanya lalu mencoba makanan yang dihidangkan. Opor ayam, sambel goreng ati dan krecek biasanya disajikan. Tak lupa ketupat yang hanya dimasak sekali setahun itu.Â
Dengan bahasa Tarzan, orang yang didekatnya akan berusaha menjelaskan. Seringnya setelah mencicipi sambel goreng ati, teman berambut pirang itu akan kepedasan. Mereka tidak biasa dengan makanan pedas khas Indonesia.Â
Saya juga membayangkan hal itu yang akan dialami Shizuka, teman Jepang kami. Mudah mudahan dia bisa turut bergembira tetapi tidak sakit perut karena salah makan.Â
Orang Indonesia punya banyak makanan pedas, punya julukan netizen yang julid dan pedas komentarnya. Namun kita juga dikenal sebagai bangsa yang ramah dan toleran.Â
Mari kita jaga keramahan dan toleransi terhadap sesama.Â
Selamat Idhul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.Â
Salatiga, 21042023.161