Saya tidak punya banyak uang namun punya banyak koneksi. Saya termasuk orang yang bisa menjaga persaudaraan dan pertemanan. Hal itulah yang menjadi modal untuk mencapai keinginan memberi yang terbaik bagi keluarga saya.Â
Kebetulan salah seorang sepupu berprofesi sebagai guru Bahasa Indonesia bagi orang asing. Murid muridnya berasal dari berbagai negara. Saya minta tolong ke beliau.Â
Ada beberapa orang native speaker (penutur bahasa asli) yang dia tawarkan dengah bahasa berbeda. Mereka adalah orang Rusia, Portugis, Spanyol, Korea dan Jepang.Â
Saya biarkan si sulung untuk memilih, tentu saja dengan memberikan beberapa pertimbangan. Akhirnya dia, yang masih duduk si kelas VIII SMP ini, memilih bahasa Jepang.Â
Pertimbangannya, selain orang nya cewek lajang, bahasa Jepang termasuk sering digunakan di Indonesia. Selain itu, si sulung juga senang menggambar anime dan membaca manga, komik Jepang.Â
Begitulah ceritanya kami sekeluarga bisa berkenalan dengan Shizuka.Â
Cerita berlanjut dengan pertemuan kami dengan Shizuka. Ternyata cewek bermata sipit itu bahasa Indonesianya masih terbatas, begitu pula bahasa Inggrisnya. Kami sedikit kesulitan dan berkomunikasi. Untunglah ada Smartphone, internet dan Google Translate. Smartphone benar benar menjadi alat yang smart bukan hanya untuk hiburan dan rekreasi saja.Â
Untuk mempermudah proses belajar mengajar mereka, saya mengusulkan pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar ruangan. Selain metode kelas, pelajaran juga dilakukan dengan praktek langsung ke lapangan.Â
Saya berencana mengajak Shizuka dan si Sulung berbelanja ke pasar, jalan jalan ke tempat wisata, belajar memasak dan lain lain.Â
Akan ada banyak manfaat yang didapat dalam proses pembelajaran itu.Â
Selain memperlancar bahasa yang dipelajari, ada unsur kekeluargaan, refreshing dan pengenalan budaya. Terkhusus bagi anak saya, dia bisa belajar berbelanja, menawar, memasak dan berkomunikasi dengan orang banyak. Maklumlah, jaman sekarang banyak anak yang jarang mau belajar beberapa pengetahuan dan ketrampilan diatas.