Jika diperlukan, presentasi ini dilombakan dalam satu kelas atau satu sekolah. Beberapa guru diminta untuk menjadi juri.
Sebelum membuat tugas tersebut, terlebih dahulu saya berdiskusi dengan beberapa guru mata pelajaran. Barangkali ada guru hendak menitipkan sub bahasan dalam proyek mural itu.Â
Misalkan guru ekonomi ingin menitipkan pelajaran tentang hitung dagang dan pemasaran, saya bisa meminta anak penyuka bakso untuk menjelaskan mengapa bakso langganannya laris.Â
Apabila guru Bahasa Indonesia ingin menitipkan sub bahasan tentang Tata Bahasa, saya meminta anak anak membuat materi presentasi lewat tulisan.Â
Intinya, dalam satu proyek mural bisa dinilai tingkat pengetahuan anak anak di berbagai mata pelajaran. Tinggal bagaimana saya dan para guru mengemasnya.Â
Beberapa hal yang saya bisa ambil dari hasil imajinasi saya itu adalah murid-murid melakukan tugas sesuai minat bakat masing-masing, para guru juga bisa melakukan kolaborasi untuk demi mencapai tujuan pembelajaran. Masukan-masukan akan didapat baik dari anak ke anak, guru ke anak dan sesama guru karena proyek mural sudah menjadi proyek bersama.Â
Saya bukan seorang guru sehingga tidak mengetahui seluk beluk mengajar maupun kisi-kisi dan materi Kurikulum Merdeka. Mungkin imajinasi saya kurang tepat bagi implemantasi Kurikulum Merdeka.Â
Namun jika Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memerdekakan murid dan guru dalam tugas belajar mengajar, saya kira imajinasi tentang proyek mural di atas bisa diuji coba.Â
Proyek dan tema bisa berbeda tetapi konsepnya sama yaitu, bebas memilih, bereksplorasi, kerja sama tim, multi mata pelajaran dan kolaborasi dengan guru lain.Â
Nah, Bapak Ibu guru, apakah imajinasi saya masuk akal sehingga bisa diimplementasikan?Â
Salatiga 311022.147