Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi, Titidije ya..

28 Juni 2022   10:42 Diperbarui: 28 Juni 2022   10:58 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Jokowi / Adalidda - Pinterest

Pak Jokowi memang senang bikin deg degan rakyatnya. Menurut rencana beliau akan mengunjungi Presiden Ukraina dan Presiden Rusia, dua negara yang sedang berperang semenjak 2 bulan lalu. 

Tentu tak mudah dan tak aman mengunjungi 2 negara yang sedang adu senjata. 

Tak mudah karena harus mencari rute aman mencapai lokasi pertemuan. Tentu saja ada Plan A, Plan B atau Plan C untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Tim kepresidenan harus bekerja keras dan hati hati mempersiapkan semua itu. 

Situasi juga tak aman karena amunisi sedang dilontarkan. Walaupun tim kepresidenan pasti sudah berkoordinasi dengan pihak Rusia dan Ukraina agar ketika Jokowi sedang melakukan perjalanan dan pertemuan, tetapi siapa tahu peluru atau rudal yang diarahkan ke lokasi lain, meleset dan salah sasaran. 

Belum lagi masalah makanan yang akan disantap Pak Jokowi dan tim. Senjata makanan beracun bisa saja digunakan. 

Jika ada rencana jahat, segala cara akan dilakukan untuk melenyapkan lawan tak terkecuali dengan racun. Sudah banyak terjadi di dunia, lawan politik di binasakan dengan racun. Tentu ancaman racun diantisipasi oleh tim kepresidenan, tetapi segala kemungkinan harus diantisipasi. 

Oleh karena kerawanan tersebut, menurut salah satu staff kepresidenan, waktu dan dimana kunjungan dilakukan masih dirahasiakan. 

Presiden Jokowi bukanlah idola semua ummat manusia. Tidak hanya didalam negeri, rakyat atau negara lain tentu juga ada yang tidak menyukai presiden kita itu. Kepemimpinan dan kebijakan lelaki asal Solo ini tidak menyenangkan banyak pihak karena anti korupsi dan anti kolusi. 

Bukan kali ini saja Pak Jokowi membahayakan diri. Sewaktu China mengancam Natuna, pada Juni 2016, beliau datang dan berdiri diatas kapal perang RI sebagai pertanda negara kita siap mempertahankan kedaulatannya. 

Sewaktu Afganistan masih berkonflik, Pak Jokowi pada bulan Januari 2018 juga datang mengunjungi negara itu untuk mendamaikan faksi faksi yang sedang rebutan kekuasaan disana. 

Pak Jokowi memang tak takut mati, tetapi rakyat Indonesialah yang ketakutan jika beliau ada apa apa. 

Situasi politik Indonesia sedang memanas, rebutan kekuasan sedang digagas. 

Walaupun kita punya Undang Undang peralihan kekuasaan jika presiden berhalangan tetap maupun tidak tetap, tetapi situasi politik bisa saja kacau. 

Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI sedang dicoba untuk dirubah, baik oleh sistem kenegaraan atas nama keagamaan atau menjadi negara boneka yang digerakkan negara lain. NKRI sedang diuji oleh warganya sendiri dan negara lain lewat proxi proxinya. 

Mereka tak akan melewatkan kesempatan merebut kekuasaan jika ada kemungkinan. Sekecil apapun kemungkinan tersebut. Kedamaian Indonesia masih dalam ujian. 

Pak Jokowi, lelaki kerempeng tersebut, memang sedang menjalankan tugasnya. Sebagai salah satu pemimpin negara negara G7 dan G20, beliau punya tanggung jawab mendamaikan anggotanya bila berkonflik. 

Pak Jokowi juga sedang menjalankan amanat UUD 45 dan kebijakan politik bebas aktif Indonesia. Menjaga agar tak terjadi kesewenang wenangan suatu negata atas negara lain tetapi tidak memihak siapapun dan negara manapun juga. 

Sekarang kita hanya bisa melihat kegiatan Pak Jokowi dari media massa dan media sosial. Berdoa untuk beliau beserta tim agar selalu diberi keselamatan dan kelancaran dalam setiap kegiatannya. 

Lewat perjuangan Pak Jokowi, perdamaian dunia sedang diusahakan dan kedamaian bangsa Indonesia sedang dipertaruhkan. 

Pak Jokowi, titidije, hati hati di jalan ya. Doa kami selalu bersamamu. 

Salatiga 280622.126

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun