Manakah yang Anda lebih sukai, pete atau jengkol?Â
Dua makanan itu, walaupun menimbulkan bau yang tak sedap, adalah makanan yang menjadi favorit banyak orang Indonesia. Penggemarnya dari rakyat jelata, para sultan, artis pejabat dan mungkin juga presiden.Â
Lantas karena sama sama bau dan favorit, manakah diantara keduanya yang lebih unggul?Â
Mari kita analisa.Â
Membandingkan enak mana antara pete dan jengkol pasti susah. Orang akan melakukan penilaian secara subyektif sesuai tingkat kegemarannya. Masing masing punya penggemar fanatik.Â
Itu sama halnya bertanya kepada para cowok jomblo, mana yang lebih membuatnya patah hati; Raisa menikah atau Maudy Ayunda disunting orang. Seperti juga pertanyaan pilih Ahmad Dani atau Ari Lasso yang diajukan kepada para perempuan. Jawabannya bisa menjadi perdebatan semalam suntuk.Â
Dengan demikian skor untuk perbandingan rasa, pete dan jengkol dianggap seri saja.Â
Jika dilihat dari banyak banyakan penggemar, dua makanan itu juga  sulit diketahui mana yang lebih unggul. Jengkol banyak disukai oleh masyarakat wilayah Jawa Tengah ke arah Barat, sementara pete wilayah Jawa Tengah ke Timur.Â
Hal itu mudah dibuktikan dengan adanya masakan semur atau rendang jengkol yang banyak ditemui di wilayah Jawa Tengah ke Barat. Sedangkan olahan pete lebih mudah ditemui di Jawa Tengah ke Timur.Â
Di wilayah itu, masakan sambal goreng dan tumis sering ditambahi pete agar lebih nendang. Bahkan saking disukainya, banyak orang di wilayah itu diberi panggilan pete sebagai lambang keakraban. Sosok yang terkenal dengan panggilan Pete adalah anggota Srimulat. Ayah mendiang almarhum pelawak Basuki aslinya bernama Suwito.Â
Jadi untuk jumlah penggemar, bisa lah kita juga menganggapnya seri.Â
Hasil berbeda jika ditanyakan tentang peran keduanya.Â
Jengkol bisa diakui sebuah 'aktor' utama dalam sebuah masakan. Semur atau rendang jengkol adalah buktinya. Di masakan itu jengkol adalah bahan utama tanpa perlu tambahan lain. Sedangkan pete lebih banyak digunakan sebagai peran pendamping. Sambal tumpang, oseng oseng kangkung bisa tetap enak tanpa tambahan pete.Â
Sambal petepun jika petenya dihilangkan santapan tetap enak dinikmati. Biasanya sambel pete berperan sebagai pelengkap hidangan lain macam ayam goreng, ikan goreng, sayur bayam, dll.Â
Bandingkan dengan semur atau rendang jengkol. Tanpa ada jengkol si pemeran utama, apakah santapan itu masih terasa nikmat?Â
Dengan demikian untuk 'aktor' dalam sebuah masakan, jengkol lebih unggul dari  pete.
Skor 1 - 0 bagi keunggulan pete.Â
Pete membalas dalam cara mengkonsumsinya.Â
Jika jengkol hanya akan berasa nikmat jika diolah matang, tidak halnya dengan pete.Â
Biji berwarna hijau ini bisa dinikmati dengan dimakan mentah, direbus, digoreng, dibakar atau dimasak. Tak ada efek samping bila dikonsumsi dengan cara diatas.Â
Lain halnya dengan jengkol. Jika dimakan mentah, dijamin rasanya pahit dan bisa membuat sakit perut. Pun bila dibakar atau digoreng, jengkol rasanya tak senikmat bila dimasak matang. Dalam hal ini, jengkol harus mengakui keunggukan pete.Â
Skor berubah menjadi 1 - 1
Bila berbicara harga, jengkol mengungguli pete. Beberapa waktu sempat heboh harga jengkol sekilo 120 ribu, lebih mahal dari daging sapi dengan berat yang sama.Â
Pete, walaupun sebenarnya harganya juga mahal bila sedang tidak musim, tetapi pemberitaannya tidak seheboh jengkol. Harga pete bisa mencapai 10 ribu satu lonjor/per papan. Isinya berkisar 10 biji dengan berat total sekitar 100 gram atau dihargai 100 ribuan per kilo. Dalam hal harga, jengkol lebih mahal dari pete.Â
Skor berubah 2 - 1 untuk keunggulan jengkol
Pete tak mau kalah lagi.Â
Untuk urusan kesehatan, jarang diketahui orang yang sakit karena banyak makan pete.Â
Bagaimana dengan jengkol?Â
Sering terdengar orang yang sakit jengkolen karena kebanyakan makan jengkol. Hal itu disebabkan oleh asam jengkolat yang mudah mengkristal di dalam lambung. Efek sampingnya, kristal itu akan mengganggu ginjal dan urin. Hal ini yang mengakibatkan orang merasakan sakit ginjal dan susah buang air kecil.Â
Walaupun sakit jengkolan lebih banyak diakibatkan oleh tingkat kerentanan seseorang bukan karena banyak makan jengkol, namun tetap saja makan jengkol bisa menjadi pencetusnya.Â
Skor kembali sama 2 - 2Â
Mungkin ada perbandingan lain yang bisa merubah skor. Silakan tambah di bagian komen jika Anda mengetahuinya.Â
Walaupun sering diperbandingkan, sebenarnya jengkol dan pete tak pernah bersaing. Keduanya silih berganti dipakai untuk mengejek dan memancing tawa dalam lawakan, candaan, komik, tulisan.
Kalimatnya; Â "Mulutmu bau jengkol atau napasmu bau pete". Dua duanya sama sama kalimat ejekan walaupun maksudnya untuk bercanda.Â
Pete dan jengkol juga bisa bekerja sama. Entah itu mau disebut subtitusi, kolaborasi atau simbiosi mutualisme, keduanya bisa saling membantu.Â
Berikut contohnya:
Bila Anda makan jengkol lalu Anda malu karena bau dan bermaksud menghilangkannya, makanlah pete banyak banyak.
Sebaliknya, jika Anda makan pete lalu napasnya tidak ingin bau pete, makan jengkol adalah pilihan yang bagus untuk melenyapkan bau pete itu.Â
Tidak percaya?Â
Silakan dibuktikan...Â
Salatiga 280522.113
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H