Jadi untuk jumlah penggemar, bisa lah kita juga menganggapnya seri.Â
Hasil berbeda jika ditanyakan tentang peran keduanya.Â
Jengkol bisa diakui sebuah 'aktor' utama dalam sebuah masakan. Semur atau rendang jengkol adalah buktinya. Di masakan itu jengkol adalah bahan utama tanpa perlu tambahan lain. Sedangkan pete lebih banyak digunakan sebagai peran pendamping. Sambal tumpang, oseng oseng kangkung bisa tetap enak tanpa tambahan pete.Â
Sambal petepun jika petenya dihilangkan santapan tetap enak dinikmati. Biasanya sambel pete berperan sebagai pelengkap hidangan lain macam ayam goreng, ikan goreng, sayur bayam, dll.Â
Bandingkan dengan semur atau rendang jengkol. Tanpa ada jengkol si pemeran utama, apakah santapan itu masih terasa nikmat?Â
Dengan demikian untuk 'aktor' dalam sebuah masakan, jengkol lebih unggul dari  pete.
Skor 1 - 0 bagi keunggulan pete.Â
Pete membalas dalam cara mengkonsumsinya.Â
Jika jengkol hanya akan berasa nikmat jika diolah matang, tidak halnya dengan pete.Â
Biji berwarna hijau ini bisa dinikmati dengan dimakan mentah, direbus, digoreng, dibakar atau dimasak. Tak ada efek samping bila dikonsumsi dengan cara diatas.Â
Lain halnya dengan jengkol. Jika dimakan mentah, dijamin rasanya pahit dan bisa membuat sakit perut. Pun bila dibakar atau digoreng, jengkol rasanya tak senikmat bila dimasak matang. Dalam hal ini, jengkol harus mengakui keunggukan pete.Â