Saat berhenti di pertigaan atau perempatan dan lampu lalu lintas merah berganti hijau, kumpulan motor motor matic seperti adu cepat layaknya start motoGP. Mbak mbak matic saling mendahului dengan para laki laki untuk menjadi yang terdepan.Â
Fenomena mbak mbak matic ngebut di Salatiga terjadi beberapa tahun ini.Â
Bermula ketika banyak mbak mbak yang bekerja di pabrik baik di dalam maupun luar kota. Untuk itu mereka membutuhkan tranportasi yang harus tersedia sepanjang waktu.
Namun, transportasi umum tidak bisa memenuhi kebutuhan itu baik dari sisi jumlah, jurusan dan waktu.Â
Para pekerja pabrik mempunyai jam kerja yang tidak menentu, lembur adalah penyebabnya. Jam berangkat dan pulang mereka susah ditebak tergantung pihak pabrik yang sering memberi pengumuman mendadak. Kadang harus berangkat pagi sekali, tak jarang pulangnya larut malam.
Para pekerja kerah biru itu kebingungan ketika tranpostasi tidak ada saat berangkat atau pulang kerja. Hal ini tentunya menjadi masalah besar.Â
Salah satu solusinya adalah membawa kendaraan sendiri. Pilihannya adalah motor matic. Selain terjangkau, motor matic mudah dipelajari dan dikendarai. Modalnya cukup bisa naik sepeda angin, tarik gas, maka belajar mengendarai motor matic hanya butuh 2-3 hari.Â
Mula mula mbak mbak matic berjalan pelan dan berhati hati, tetapi seiring demgan ketrampilan yang terus berkembang, mereka berani berjalan lebih cepat dan lebih cepat lagi.Â
Jika jam sudah mepet dan mereka harus tiba di tempat kerjaan tepat waktu, mau tak mau mereka harus ngebut jika tak ingin terlambat. Terlambat berarti potong gaji, dapat SP (Surat Peringatan) atau dipecat.Â
Iseng saya bertanya kepada mbak langganan saya, mengapa banyak rekan kerjanya yang suka ngebut.Â
Jawabnya adalah; karena banyak yang berangkat kerja mepet waktu.Â