Pelatih yang bagus selalu melihat situasi dan kondisi timnya dan tim lawan.Â
Saya bukan pengamat sepakbola sehingga tak terlalu paham dengan strategi atau formasi tim yang digunakan para pelatih. Saya hanya bisa berkomentar dari apa yang saya lihat.Â
Melihat pertandingan Indonesia melawan Vietnam di piala AFF semalam saya merasa dag dig dug karena tim kita terus menerus mendapat serangan dari tim lawan. Â
Dari babak pertama sampai peluit tanda pertandingan berakhir, tak ada serangan membahayakan tim kita ke gawang Vietnam. Kita hanya mempunyai 1 tendangan ke gawang lawan dibanding 21 milik mereka !Â
Tampak sekali bahwa Shin Tae-yong memilih menginstruksikan pemain kita untuk lebih bertahan, terutama di babak pertama.Â
Hal ini berbeda saat laga melawan Kamboja dan Vietnam.
Laga pertama melawan Kamboja, timnas kita tancap gas dengan permainan menyerang dan pressing ketat. Tiga gol tercipta dengan cepat di babak pertama.Â
Walaupun babak kedua timnas kita kendor, entah karena stamina pemain atau strategi Shin Tae-yong, tetapi kita masih menang lumayan telak 4-2.
Melawan Laos di laga kedua, saya melihat jalannya pertandingan yang sedikit berbeda.Â
Babak pertama pemain kita terlihat lebih santai. Walaupun terus melancarkan serangan dan bisa mencetak 2 gol, namun serangan dan pressingnya tidak sama saat melawan Kamboja di babak pertama.Â
Pemain yang diturunkan pada laga itu juga berbeda dengan laga pertama. Ada pemain yang disimpan, ada pula yang baru diturunkan di setelah turun minum.Â
Pada babak kedua melawan Laos, Shin Tae-yong merubah formasi lagi. Tampaknya sang pelatih ingin menambah gol sebanyak banyaknya ke gawang Laos. Maka pemain yang sering mencetak gol dimasukkan yaitu Witan Sulaeman dan Ezra Walian.Â
Tak tik ini berhasil, terbukti Indonesia bisa menambah 3 gol lagi ke gawang Laos.Â
Prediksi saya bahwa Shin Tae-yong memakai tak tik yang berbeda 2 laga awal untuk membuat bingung pelatih Vietnam Park Han-seo sedikit terbukti.Â
Pada laga ketiga melawan Vietnam, pertahanan kita dibuat sangat ketat. Pemain banyak di tumpuk di depan gawang dan lapangan tengah. Hanya tersisa Ezra Walian yang selalu berada di depan menunggu umpan serangan balik.Â
Strategi tampak berhasil, walaupun selalu diserang, tak banyak tendangan yang membahayakan gawang Indonesia.Â
Timnas Vietnam memang sedikit merubah serangan dari usaha mencetak gol di kotak penalti menjadi tendangan jarak jauh. Tapi gol yang diharapkan pemain Vietnam tak kunjung datang.Â
Pelatih Vietnam dan asistennya tampak gusar dengan jalannya pertandingan. Beberapa kali terlihat mereka keluar masuk bench memberi instruksi pemainnya.Â
Pemandangan berbeda terlihat di bench Indonesia. Lebih sering terlihat Shin Tae-yong saja yang memberi instruksi.
Teriakan dalam bahasa Indonesia dari tim asisten dan kalimat "Jangan ada pelanggaran.." tak terdengar.Â
Wajah Shin Tae-yong juga terlihat santai, tampaknya dia sudah mempersiapkan strategi jitu menghadapi timnas Vietnam yang unggul teknik dan kerjasama tim.Â
Strategi ini sepertinya tidak diantisipasi oleh pelatih Vietnam. Mereka hanya terus menyerang namun minim kreativitas. Serangan Vietnam selalu kandas tak bisa melewati tembok pertahanan kita.Â
Babak kedua terjadi beberapa pergantian pemain. Shin Tae-yong memasukkan pemain tipe menyerang dan  'cepat' yaitu Ramai Rumakiek dan Yabes Roni. Ada pula Evan Dimas sebagai sosok penyeimbang di lini tengah.Â
Tampaknya Shin Tae-yong cukup yakin dengan pertahanan kita dan berusaha mencetak gol ke gawang lawan. Selain itu pelatih asal Korsel juga melihat fisik dan mental pemain Vietnam yang menurun.Â
Park Han-seo juga 'sedikit' merubah taktik. Dibiarkannya pemain Indonesia menyerang agar bisa dilakukan serangan balik. Jika asyik menyerang, pertahanan Indonesia menjadi terbuka.Â
Namun strategi Park Han-seo tak berhasil. Walaupun pemain tipe menyerang  dimasukkan, pemain Indonesia tidak melakukan serangan frontal, hanya sesekali saja.Â
Shin Tae-yong dengan cerdik ingin memecah konsentrasi pemain Vietnam. Mereka pasti tahu bahwa ketiga pemain baru Indonesia itu sangat berbahaya bila dibiarkan merajalela. Maka pemain Vietnam cukup berhati hati bila melakukan serangan.Â
Babak kedua permainan sedikit berimbang. Ditengah serangan pemain timnas Vietnam yang terus mengalir, sesekali Indonesia melakukan tekanan sporadis tanpa melupakan sisi pertahanan.
Tak ada gol yang sampai akhir laga.Â
Shin Tae-yong jelas sudah menganalisa kualitas timnas kita dibanding timnas Vietnan.Â
Jika kita kalah, tak boleh banyak gol tercipta. Seri adalah hasil maksimal yang bisa diusahakan. Sementara kalau menang itu lebih banyak karena faktor keberuntungan.Â
Dia juga sudah berhitung tentang klasemen dan selisih gol serta laga terakhir melawan Malaysia.Â
Saat ini kita masih unggul selisih dan jumlah gol atas Malaysia dan Vietnam. Jika kita kalah melawan Vietnam dengan 1 gol saja, maka cukup menahan seri Malaysia, kita sudah bisa masuk semi final.Â
Timnas Malaysia saat ini dalam kondisi pincang. Pemain yang terkena covid dan cedera membuat mereka akan kesulitan meracik pemainnya.Â
Santer terdengar kabar bahwa pelatih Timnas Malaysia diminta untuk diganti. Situasi ini tentu saja mempengaruhi mental pelatih dan tim mereka.Â
Kondisi itu masih ditambah strategi yang diterapkan oleh Shin Tae-yong.Â
Tiga laga tiga strategi berbeda!Â
Pelatih Malaysia tentu saja akan pusing menghadapinya.Â
Hal ini tampaknya juga sudah menjadi kalkulasi Shin Tae-yong saat menghadapi Vietnam.Â
Kita lihat pertandingan timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia tangga 19 Desember nanti. Strategi apa yang akan digunakan Shin Tae-yong menghadapi mereka.Â
Menyerang total, main santai, pertahanan ketat atau strategi lain lagi?Â
Shin Tae-yong pasti sudah punya solusi.Â
Salatiga 161221.75
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H