Jika nominalnya lumayan, misal 50 ribu, uang tersebut akan saya tukar 10 ribuan atau 5 ribuan kemudian saya bagi bagikan.Â
Tidak ke pengemis tetapi saya selalu membagikannya ke tukang becak atau tukang sampah. Tukang becak dan tukang sampah pasti penghasilannya kecil.Â
Beda dengan pengemis.Â
Beberapa pengemis ditempat saya dapat 50 ribu sehari masih bilang hari itu sepi. Pengemis jaman sekarang jadi profesi yang lumayan. Sudah banyak terjadi di DKI, pengemis tertangkap satpol PP bawa duit jutaan. Makanya saya tidak pernah memberi uang ke pengemis, ada banyak orang lain yang membutuhkanya.Â
Mengapa saya tidak pernah menyimpan uangnya?Â
Saya trauma dengan masa lalu.
Pernah membelanjakan uang yang saya temu, beberapa hari kemudian malahan kehilangan uang yang lebih banyak. Kejadian itu tak hanya sekali, tetapi beberapa kali.Â
Mungkin hal itu hanya sugesti atau kebetulan saja. Tetapi kejadian itu akhirnya menyadarkan saya, jika mengambil sesuatu yang bukan hak-nya, akan ada karma kerugian yang lebih besar.Â
Maka sejak saat itu saya putuskan, jika nemu uang saya akan berikan kepada tukang becak atau tukang sampah saja. Selain tidak mengambil hak orang lain, saya bisa memberi sedikit kegembiraan kepada para fakir penghasilan.
Bagaimana dengan nemu dompet dan gawainya?Â
Saya pernah nemu dompet 2 kali ditoilet sebuah restoran, tempat mampir bus Eka di Ngawi. Setelah dilihat isinya, dompet itu saya titipkan kepada pegawai di sana. Tetapi saya memastikan dulu bahwa dompet itu akan dikembalikan utuh ke pemiliknya.Â