Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kritik dan Masukan adalah Gizi bagi Penulis

14 September 2021   11:48 Diperbarui: 14 September 2021   13:24 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Screenshoot komentar Pak Katedrarajawen

Editan

Hari ini saya mendapati komentar dari Pak Katedrarajawen perihal artikel 'Kritik Tulisan Saya'. 

Rasanya hati ini meledak saking gembiranya. Kalau mampu, saya ingin salto lalu berguling guling sambil teriak horee. 

Masukan Pak Katedrarajawen adalah makanan bergizi bagi saya. Tulisan saya kedepan bisa lebih enak dibaca. 

Ibaratnya, saya mencoba membuat opor ayam lezat seperti yang istri sering masak. Bumbu tersedia lengkap, bahan segar berkualitas sudah ada di depan mata, tinggal mengolahnya saja. 

Saya sering melihat istri memasak opor tersebut. Melihat saja belum pernah praktek. 

Fungsi masing masing bumbu belum banyak yang saya tahu. Seberapa takar yang harus diramu, seberapa kental santan yang dituang dan kapan ayam dimasukkan biar empuk. Praktek masaknya hanya hasil kira kira saja. 

Ketika opor ayam sudah matang, apakah rasanya sama dengan masakan istri saya? 

Sebuah mukjizat apabila hasilnya sama. Akan tetapi sebuah kewajaran bila hasilnya keasinan, keenceran dan ke-an yang lain untuk merujuk hasil yang tidak sempurna. 

Jika saya ingin opor ayam lezat seperti masakan istri, saya harus bertanya kira kira apa yang kurang atau kelebihan. Saya perlu masukan dan kritikan dari istri atau orang lain yang lebih ahli. 

Setelah beberapa kali memasak, saya ingin buka warung makan. Prasmanan adalah jenis warung makan saya. Saya harus menyediakan beberapa jenis masakan. Opor ayam sebagai menu utama ditambah sop, sambal goreng tahu tempe,semur ayam, sate plus macam macam sayuran. Pungunjung silahkan memilih sesuai seleranya. 

Pemilik warung pengibaratan penulis, jenis masakan sebagai topik, sementara pembeli adalah pembaca. 

Sebagai pemilik warung, saya tentunya akan menandai dan mengamati. Masakan apa yang paling disukai dan tidak disukai pembeli. 

Saya pastinya juga hapal dengan para pengunjung warung. Seberapa sering mereka datang dan masakan apa yang menjadi favoritnya. 

Untuk menjaga pembeli tetap datang sekaligus menjaring pembeli lain, tentu saja saya harus melayani mereka dengan baik. Memperlezat masakan dan meningkatkan mutu pelayanan adalah strateginya. 

Darimana mana sumber informasi yang paling baik untuk meningkatkan warung saya? 

Dari pembeli lah sumbernya! 

Saya bisa minta pendapat langsung, menyediakan kotak saran atau memberi kartu kepuasan seperti yang ada di berbagai bank. Pembeli biar memberi masukan lewat cara yang mereka inginkan. 

Pembeli lebih tahu masakan apa yang enak, pelayanan apa yang memuaskan mereka. 

Mereka yang merasakan! 

Itulah maksud saya dengan menuliskan artikel 'Kritik Tulisan Saya'

Saya bisa melihat berapa banyak pengunjung/pembaca lewat profil Kompasianer dan artikelnya. Ada yang ratusan ada yang mencapai ribuan. 

Saya, menganggap bahwa Kompasianer tersebut adalah pemilik warung legendaris. Masakannya dikenal dimana mana. Mereka sudah punya masakan lezat dengan kualitas dan standar baku. Setiap mereka buka warung pasti laku diserbu pembeli. 

Saya tidak harus berjualan masakan seperti mereka. Saya juga bisa berhasil dengan masakan sendiri. Tetapi pasti ada standar yang sama untuk mendapatkan pembeli yang banyak. 

Hal itulah yang saya inginkan sebagai Kompasianer. 

Sekarang ini saya sedang memulai menulis. Pasti bisa memuaskan pembaca dengan tulisan sesuai minat saya.

Mari beri masukan dan kritik Anda. 

Agar 'warung ' saya dan warung Kompasianer lain laku seperti yang sudah melegenda.

Karena itu kritik dan masukan Anda diperlukan untuk menambah 'gizi' tulisan saya dan Kompasianer lain yang ingin terus bertumbuh. 

Terima kasih Pak Katedrarajawen. 

Salatiga 140921.37

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun