Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humor

Jomblo di Sarang Bidadari

6 Agustus 2021   16:00 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:59 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Akhirnya setelah berdebat keras beberapa hari. Penuh dengan air mata dan jeritan hati. Artikel ini bisa selesai dan lolos dari editan istri. Setelah dipotong sana sini.

Ah, saya hanya bercanda. Artikel ini saya tulis tanpa sepengetahuan istri. 

Masuk ke topik. 

Jomblo itu nasib apa pilihan?

Sebagian jomblo akan membela diri dengan argumen 'pilihan'. Mereka beralasan; saya jomblo karena ingin konsentrasi belajar. Saya jomblo karena sibuk pekerjaan. Saya jomblo karena belum boleh pacaran. Saya jomblo karena sibuk rebahan, saya jomblo karena sibuk main game. Ada juga yang ngomong; saya jomblo karena bingung banyak pilihan. Khusus yang ini saya cuma bisa bilang, "sebenarnya kamu nggak berani nembak kan? "

Bagi yang memilih alasan 'nasib', dengan helaan nafas berat disertai setitik airmata, sang jomblo akan meratap begini; ya bagaimana lagi dia sudah ada yang punya. Ya bagaimana lagi orangtuanya tidak setuju. Ya bagaimana lagi aku kurang sakti. Ya bagaimana lagi, tubuhku sudah berisi.. Kalau alasan ini saya tidak setuju, jelas diskriminasi. Yang pasti hanya satu kesimpulannya. DITOLAK.. 

Ada juga alasan lain yang bisa diterima semua orang, yaitu ' tidak ada kesempatan'. Ini biasanya berlaku untuk anak SMK (dulu STM/SMEA)  yang biasanya muridnya satu jenis kelamin saja. Ada pula para penghuni asrama cowok/cewek.  Termasuk juga mereka yang sedang dalam ikatan dinas atau kerja. Dan, yang jelas adalah para pertapa.

Dulu pas jomblo, saya termasuk yang mana? 

Saya menjawabnya tergantung orang yang bertanya. Kalau saya tidak ingin kena bully, dengan mantap saya akan menjawab, " Aku jomblo karena pilihan Bro, sorry ya, aku lagi sibuk, gak sempat pacaran"

Kalau ditanya orang yang baik hati, saya jelas memilih jawaban 'jomblo karena nasib'

"Dia mau tapi orang tuanya tidak setuju" 

Sambil sedikit mendramatisir dengan menunduk dan suara yang lirih. Berharap orang itu mengasihani dan menjodohkan dengan orang yang sesuai idaman hati. He he he

Saya sebenarnya juga heran, kenapa saya bisa menjomblo sampai usia 37 tahun. PADAHAL SAYA SUDAH TIDAK PUNYA KEKURANGAN LAGI. 

Mau bukti? 

Saya kurang tampan, kurang mampu, kurang pintar, kurang bergaul, kurang religius, kurang sopan dan terakhir, kurang berani. 

Sangat sulit buat saya untuk menyebutkan lagi kekurangan saya. 

Saya tantang Anda untuk menyebutkan kekurangan saya

Tidak ada lagi kan? 

Lanjut... 

Beberapa kali Tuhan menempatkan saya disarang bidadari.

Pertama, saya kuliah jurusan sekretaris di Salatiga. Salatiga sering disebut Indonesia mini. Mahasiswanya datang dari semua penjuru negeri. Dari pulau Sumatera sampai ke ujung pulau Papua. 

Mahasiswa angkatan saya berjumlah 70 orang. Cowoknya cuma 5, sisanya yang 65 mirip bidadari surga. 

Jurusan sekretaris Bro!

Seleksinya ketat. Ada tes tertulis, jasmani, rohani dan psikologi. Pastilah yang diterima orang orang istimewa. 

Calon sekretaris! 

Bayangkan kecantikan para mahasiswinya... 

Ada 65 cewek cantik yang setiap hari bertemu saya.. 

Mulai dari Cut dari Aceh, Pariban dari tanah Batak, mojang Geulis dari bumi Parahiyangan, Perawan Jawa yang ayu, putri Bali nan jegeg sampai nona-nona cantik dari wilayah Timur. Semua ada. Ya.. Paling tidak, ada satu yang mewakili pulaunya. 

Tetapi, selama 3 tahun kuliah, sosok saya tidak nyantol di hati mereka! Padahal hampir semua mahasiswinya nyantol di hati saya! 

Saya jomblo! 

Padahal, seperti yang saya sebutkan diatas, "SAYA TIDAK PUNYA KEKURANGAN LAGI!"

Tak terhitung cara saya untuk merebut hati mereka. Membawakan tas, menuliskan catatan, menyelesaikan tugas dosen, membuang sampah, mencuci piring, mengepel, bahkan memandikan peliharaan mereka juga saya lakukan

Saya juga beri mereka tanda tanda.  Agar terlihat kalau saya naksir mereka. Tetapi respon juga tak ada. Semua terlihat asik dengan kehidupannya. 

Duh Gusti, nasib saya kok begini. 

Belakangan dari bisik bisik dosen, saya baru tahu kalau saya diterima kuliah hanya untuk menggenapi kuota. Dan sekalian jadi penjaga kalau ada kegiatan disana. 

What! Ternyata saya diterima hanya untuk jadi satpam saja. Hiks.. 

Sebenarnya ada juga yang naksir saya. Orangnya cantik dan sederhana. Dia adik angkatan, sering kirim salam lewat temannya. Kalau ketemu sering tersipu malu. Teman temannya selalu bersorak, cie cie cie....  

Saya ada rasa sama dia juga. Berhubung saya orang tidak punya, saya membayangkan, kalau kami menikah, akan butuh banyak biaya. Dia orang luar Jawa, rumahnya jauh, akan berat di ongkos. Akhirnya saya tidak berani nembak dia. Takut duluan sebelum dijalani. Saya bodoh dan penakut. 

Akhirnya kami lulus bersama. Kami berdua tetap jomblo. Saya tidak tahu kemana dia pergi sesudahnya. 

Dua tahun kemudian, secara tak sengaja, kami bertemu di Jakarta. Dia sudah bekerja di perusahaan ternama. Dia terlihat modis dan riang gembira. Kami sempat mengobrol dan bertukar alamat. 

Hati saya berbunga bunga. Mengira kesempatan berdua kembali ada. 

Eh ternyata,dia sudah ada yang punya. Cowoknya lebih ganteng dari saya. 

Hati ini kembali merana. Saya masih jomblo di usia 25 tahun! 

Saya jomblo karena membuang kesempatan! 

Tapi tak apa. Menjadi jomblo kan bukan sebuah dosa. Lagian juga tidak merugikan siapa siapa. 

Benar kan Mas Ozy? Mas Gui? Kompasianer jomblo sekalian? 

Lain kali kalau dirisak Engkong Felix, ambil saja salah satu alasan karena 'pilihan'

" Maaf ya Kong, saya jomblo karena sedang sibuk"

Akhirnya pelajaran yang saya dapatkan. 

Tidak usah terlalu dipikir, kalau ada yang ditaksir, tembak saja. 

Ini kisah nyata. Sedikit saya dramatisir agar cerita bisa enak mengalir. 

Masih ada 'Sarang Bidadari' yang kedua. Tunggu saja tulisan saya berikutnya. 

Salatiga 060821.3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun