Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kompasioner Suhu Mana yang Harus Saya Ikuti

3 Agustus 2021   16:58 Diperbarui: 3 Agustus 2021   17:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi ingat, sewaktu muda sering baca rubrik KonSekstasi (alm) dr. Naek L. Tobing di koran Suara Merdeka Minggu (Cempaka), lalu ketagihan membaca tips tipsnya dr. Boyke. Petuah beliau beliau memang manjur kala dipraktekkan. Terbukti, walau saya lambat menikah (umur 38 thn), tapi dalam 4 tahun saya bisa punya 2 anak, perempuan dan laki, sesuai keluarga impian saya. Hebat betul tips tips mereka. 

Tips itu kadang juga bisa didapat di artikel Daeng Rudi. Ini bukan berarti Daeng Rudi menjiplak atau ikutan para pakar 'kamasutra' itu lho ya. Seks itu kan kegiatan sejak jaman purba yang alamiah, rohaniah, batiniah dan ah ah yang lain, ya mestinya sudah dipelajari sejak dulu kala. Pasti manusia ingin melakukannya dengan efektif, efisien dan menyenangkan. Maka dipraktekkan lalu dirasakan, diamati, diselidiki, ditiru, dimodifikasi. Baik dengan praktek sendiri, lewat orang lain, survey random maupun terarah, wawancara sendiri maupun kolektif.

 Akhirnya ketemulah kesimpulannya, ilmunya. Nganu yang menyenangkan, yang boleh dan tidak boleh, yang cocok dan tidak cocok, yang berhasil atau sia-sia serta jurus macam macam jurus strategi lainnya. Dan pastinya, itu bisa dan boleh dipelajari siapa saja. Makanya kalau mau nganu, tanyakan saja pada Daeng Rudy. Baca dan serap baik baik petuah petuah beliau. Ikuti, karena itu aman, manjur, terpercaya dan sudah terbukti. Kalau ikut Daeng Rudy, eh petuahnya, keluarga berencana bahagia dan sejahtera pasti akan terwujud. Hidup Daeng Rudy. 

Masih adakah tegang tegang yang ketiga? 

Yups, masih ada. Engkong Felix. Beliau lah yang membuat saya ingin menulis. Dulu waktu Engkong Felix merisak Mas Ozy dan Gui lewat artikel tentang jomblonya, tangan saya gatal untuk mengomentarinya. Saya sudah menulis di kolom komentar, tapi tidak bisa tayang karena akun saya belum terverifikasi. Sebenarnya sudah mencoba berkali kali untuk verifikasi akun, tapi tetap gagal juga. Akhirnya saya putus asa dan menyerah. Ternyata si Admin Kompasiana juga menyerah dengan keputusan asaan saya. Tau tau bulan Juni kemarin akun saya terverifikasi sendiri. Maka sekarang saya bisa menulis, betapa girangnya.  

Waktu itu saya ingin mengomentari artikel Engkong Felix dengan menulis artikel balasan soal jomblo. Diumur 37 tahun saya masih jomblo padahal saya banyak yang naksir. Nanti akan saya tulis pengalaman hidup saya itu. Judulnya 'Jomblo di sarang Bidadari'. 

Kembali ke Engkong Felix. Buat saya Engkong Felix itu menegangkan. Kalau sudah merisak dan mengkritik orang bikin ampun ampunan. Nanti kalau saya dirisak mau jawab apa. Ngeyel atau marah tapi kok orang tua, takut kena karma. Ah, itu cuma becanda.  Saya tidak tegang dan kawatir kalau Engkong Felix merisak saya. Ini kan artikel pertama, jadi belum banyak info yang bisa menjadi bahan Engkong Felix untuk merisak. Lagian beliau belum tentu baca tulisan ini. Aman. 

Sebetulnya Saya sangat kagum sama Engkong Felix (juga Prof. Pebrianof) , saya kagum dengan ide, gaya bahasa, humor, wawasan, literasi dan yang pasti; anunya. Khusus literasi, walau sudah tua, Engkong Felix kok masih mau baca ini itu, cari cari ini itu dan nganu ini itu untuk melengkapi, memperkuat artikelnya. Hebat. Engkong Felix memang paling nganu. 

Saya juga suka kalau para Kompasioner Suhu saling barsahut sahutan dengan artikel atau komentar. Daeng Rudy, Daeng Khrisna, Prof. Pepep dan Engkong Felix.  Lucu, bermutu, inspiratif dan menegangkan. 

Artikel para Kompasioner Suhu diatas, maupun yang (lupa) tidak saya tulis, betul betul melekat di hati dan inspirasi saya. Saking melekatnya mungkin suatu saat saya tidak sengaja mengutip satu kalimat atau satu paragraph milik Anda, mohon maaf yang sebesar besarnya. Namun kalau satu kata itu pasti dan kalau satu artikel ya tidak mungkin karena itu namanya plagiat. Saya tidak ingin menjadi plagiator. 

Nah, melihat kehebatan para Kompasioner Suhu diatas, siapa yang harus saya ikuti. Mohon petunjuknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun