Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kompasioner Suhu Mana yang Harus Saya Ikuti

3 Agustus 2021   16:58 Diperbarui: 3 Agustus 2021   17:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Saya sedang bingung dan ragu. Kalau menulis artikel, siapa Kompasioner Suhu yang akan menjadi panutan saya. Saya sebut Kompasioner Suhu karena artikel artikel mereka benar benar luar biasa. Ide, gaya tulisan, isi, literasi, kemampuan dan kemauan riset serta isu terkini, terangkum menjadi tulisan yang bisa saya nikmati

Sudah 2 tahun saya jadi silent reader di Kompasiana, ribuan artikel sudah terbaca. Artikel jenis apa saja, humor, film, politik, olahraga, fiksi, sosbud, puisi sampai resep pun saya baca. Selain karena bagus bagus dan pingin tahu, sebenarnya juga karena banyak waktu luang. Maklum, saya seorang driver ojol, sekarang ini lagi sepi orderan, lebih banyak nunggu daripada nariknya. Kalau  orang capek karena kerja, saya capek karena nunggu orderan. Nah, daripada terkantuk kantuk, mending baca baca. 

Awal awal, saya suka artikelnya Robbi Gandamana, yang suka misuhi (ngomeli) orang yang suka misuh misuh. Artikelnya serius tapi penuh humor dan banyak instropeksinya. Mungkin karena pernah bekerja di Surabaya, saya cocok dengan gaya bahasanya. 

Saya juga suka membaca artikel politik Mas Susy, Mas Feri, Mas Esdi dan penulis artikel politik lainya. Sangat informatif, membantu saya memahami kondisi politik tanah air terkini. 

Kalau pingin jalan jalan keliling dunia, tinggal cari artikel Om Toni Syariel. Sementara kalau mau tahu makanan, budaya dan kondisi negeri orang, mbak Henny Triana, Mbak Yana dan kawan kawan bisa menjadi rujukan. 

Kesukaan saya akan olahraga juga tercukupi dengan artikel artikel terkini oleh para kompasioner artikel olahraga. Om Rudi, Pak Hadi Santoso, Pak Supartono dan masih banyak lagi. Ulasan ulasan mereka membuat saya mendapat informasi olah raga yang saya butuhkan. Dari hasil pertandingan, aturan- aturan, profil pemain, sejarah sampai strategi pertandingan.  Lengkap penuh gizi, Empat Sehat Lima Sempurna. 

Opa Cip dan Oma Rose adalah panutan, kisahnya bak cerita yang terus mengalir menginspirasi kehidupan.  Ada pula mbak Syarifah Lestari, Pak Kholil Rohman, Mbak Nita Kris Nur, Mas Ozy, Mas Guido dan David Abdulah, Pak Katedra, Langit Muda dll. Mereka memperkaya saya dengan tulisan yang informatif, mencerahkan dan mengilhami. Seringkali dengan membaca artikel mereka saya tersenyum senyum sendiri, terharu sampai menitikan airmata, terkadang malah tertawa terbahak bahak. Ekspresi, bahwa saya menikmati tulisan mereka. Spesial untuk Pak Kholil Rohman, betapa senangnya saya kalau punya guru seperti Bapak yang kreatif, humoris dan kritis. Mudah mudahan tidak beda dengan cara mengajar murid muridnya. 

Tentu saja tidak hanya para penulis diatas yang bisa membuat saya betah di Kompasiana, banyak penulis lain yang artikelnya bagus bagus, cuma sayangnya saya sering lupa namanya. Saking banyaknya artikel, penulis dan pelupanya saya karena faktor usia. Mohon maaf yang sebesar besarnya. 

Tapi, artikel di Kompasiana tidak hanya membuat nikmat dan bahagia, sering juga saya membuat tegang.

Yang Pertama adalah tulisan Daeng Khrisna Pabicara.  Membaca tulisannya kala 'memarahi' Kner,s yang tidak  mengindahkan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat saya ngeri untuk menulis. Jangan jangan tulisan saya juga kena semprit. Maklum saja, ketika sekolah nilai Bahasa Indonesia saya pas pasan, tidak lebih dari 7. Kalau sesekali dapat 8, itu mungkin karena saya membawakan tas gurunya, mungkin juga pas gurunya bahagia karena tembus togel 4 angka.  Daeng Khrisna adalah penulis hebat, baik serius maupun humor, tulisannya tetap sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Betul betul penjaga marwah Bahasa Indonesia. Hormat untuk Daeng. 

Tegang-tegang yang kedua pasti sudah bisa ditebak. Siapa lagi kalau bukan Daeng Rudi. Pakar Kamasutra ini selalu membuat saya tegang ketika membaca lalu ingin terus membaca. Tulisannya menghangatkan ruang diskusi keluarga. Tentu saja dengan istri saya. Heu heu heu.. 

Jadi ingat, sewaktu muda sering baca rubrik KonSekstasi (alm) dr. Naek L. Tobing di koran Suara Merdeka Minggu (Cempaka), lalu ketagihan membaca tips tipsnya dr. Boyke. Petuah beliau beliau memang manjur kala dipraktekkan. Terbukti, walau saya lambat menikah (umur 38 thn), tapi dalam 4 tahun saya bisa punya 2 anak, perempuan dan laki, sesuai keluarga impian saya. Hebat betul tips tips mereka. 

Tips itu kadang juga bisa didapat di artikel Daeng Rudi. Ini bukan berarti Daeng Rudi menjiplak atau ikutan para pakar 'kamasutra' itu lho ya. Seks itu kan kegiatan sejak jaman purba yang alamiah, rohaniah, batiniah dan ah ah yang lain, ya mestinya sudah dipelajari sejak dulu kala. Pasti manusia ingin melakukannya dengan efektif, efisien dan menyenangkan. Maka dipraktekkan lalu dirasakan, diamati, diselidiki, ditiru, dimodifikasi. Baik dengan praktek sendiri, lewat orang lain, survey random maupun terarah, wawancara sendiri maupun kolektif.

 Akhirnya ketemulah kesimpulannya, ilmunya. Nganu yang menyenangkan, yang boleh dan tidak boleh, yang cocok dan tidak cocok, yang berhasil atau sia-sia serta jurus macam macam jurus strategi lainnya. Dan pastinya, itu bisa dan boleh dipelajari siapa saja. Makanya kalau mau nganu, tanyakan saja pada Daeng Rudy. Baca dan serap baik baik petuah petuah beliau. Ikuti, karena itu aman, manjur, terpercaya dan sudah terbukti. Kalau ikut Daeng Rudy, eh petuahnya, keluarga berencana bahagia dan sejahtera pasti akan terwujud. Hidup Daeng Rudy. 

Masih adakah tegang tegang yang ketiga? 

Yups, masih ada. Engkong Felix. Beliau lah yang membuat saya ingin menulis. Dulu waktu Engkong Felix merisak Mas Ozy dan Gui lewat artikel tentang jomblonya, tangan saya gatal untuk mengomentarinya. Saya sudah menulis di kolom komentar, tapi tidak bisa tayang karena akun saya belum terverifikasi. Sebenarnya sudah mencoba berkali kali untuk verifikasi akun, tapi tetap gagal juga. Akhirnya saya putus asa dan menyerah. Ternyata si Admin Kompasiana juga menyerah dengan keputusan asaan saya. Tau tau bulan Juni kemarin akun saya terverifikasi sendiri. Maka sekarang saya bisa menulis, betapa girangnya.  

Waktu itu saya ingin mengomentari artikel Engkong Felix dengan menulis artikel balasan soal jomblo. Diumur 37 tahun saya masih jomblo padahal saya banyak yang naksir. Nanti akan saya tulis pengalaman hidup saya itu. Judulnya 'Jomblo di sarang Bidadari'. 

Kembali ke Engkong Felix. Buat saya Engkong Felix itu menegangkan. Kalau sudah merisak dan mengkritik orang bikin ampun ampunan. Nanti kalau saya dirisak mau jawab apa. Ngeyel atau marah tapi kok orang tua, takut kena karma. Ah, itu cuma becanda.  Saya tidak tegang dan kawatir kalau Engkong Felix merisak saya. Ini kan artikel pertama, jadi belum banyak info yang bisa menjadi bahan Engkong Felix untuk merisak. Lagian beliau belum tentu baca tulisan ini. Aman. 

Sebetulnya Saya sangat kagum sama Engkong Felix (juga Prof. Pebrianof) , saya kagum dengan ide, gaya bahasa, humor, wawasan, literasi dan yang pasti; anunya. Khusus literasi, walau sudah tua, Engkong Felix kok masih mau baca ini itu, cari cari ini itu dan nganu ini itu untuk melengkapi, memperkuat artikelnya. Hebat. Engkong Felix memang paling nganu. 

Saya juga suka kalau para Kompasioner Suhu saling barsahut sahutan dengan artikel atau komentar. Daeng Rudy, Daeng Khrisna, Prof. Pepep dan Engkong Felix.  Lucu, bermutu, inspiratif dan menegangkan. 

Artikel para Kompasioner Suhu diatas, maupun yang (lupa) tidak saya tulis, betul betul melekat di hati dan inspirasi saya. Saking melekatnya mungkin suatu saat saya tidak sengaja mengutip satu kalimat atau satu paragraph milik Anda, mohon maaf yang sebesar besarnya. Namun kalau satu kata itu pasti dan kalau satu artikel ya tidak mungkin karena itu namanya plagiat. Saya tidak ingin menjadi plagiator. 

Nah, melihat kehebatan para Kompasioner Suhu diatas, siapa yang harus saya ikuti. Mohon petunjuknya. 

Akhirnya, salam kenal untuk para Kompasioner semua. Mohon maaf kalau namanya tidak tercantum di artikel ini, bukan berarti Anda atau tulisan Anda tidak bagus, tetapi sayalah yang tidak bagus. Mohon maaf kalau ada salah kata, salah Bahasa, salah nama, salah gaya ataupun salah apa saja. Karena kita tahu bahwa manusia itu gudangnya salah. Oleh sebab itu kalau salah itu ya berarti.... tidak betul. 

Sampai ketemu di artikel saya berikutnya 'JOMBLO DISARANG BIDADARI' . Akan tayang kalau sudah saya tulis dan di Acc admin. Kalau belum, berarti saya nulis artikel lain, yang saat ini belum ada judulnya dan belum ada idenya. 

salatiga 030821

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun