Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN STEI RAWAMANGUN JAKARTA

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Keunikan dari Back to Back Letter of Credit (LANJUTAN)

7 Januari 2025   11:26 Diperbarui: 7 Januari 2025   11:26 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

d. Mempermudah Multi-Modal Logistics, terutama di dalam perdagangan internasional, pengiriman sering melibatkan berbagai moda transportasi (laut, darat, udara). Back-to-Back L/C memungkinkan semua pihak di rantai logistik untuk mengelola pembayaran berdasarkan tahap pengiriman.

Meskipun Back-to-Back L/C memberikan manfaat besar, ada beberapa tantangan dan hambatam yang perlu diperhatikan.

Adapun tantangan tersebut, diantaranya adalah :

  • Kompleksitas Proses Dokumen, dimana dalam transaksi Back-to-Back L/C sering melibatkan banyak dokumen logistik, sehingga membutuhkan ketelitian tinggi.
  • Ketergantungan pada Bank dan Pihak Ketiga, dimana keterlibatan banyak pihak seperti bank, perusahaan logistik, dan asuransi meningkatkan kompleksitas dan biaya transaksi.
  • Terjadinya risiko ketidaksesuaian dokumen, karena kesalahan dalam dokumen seperti bill of lading dapat menyebabkan penundaan pembayaran atau masalah hukum.

Berikut beberapa hambatan utamanya, diantaranya :

1. Kompleksitas Administratif

  • Dokumen yang Rumit, karena dalam perngoperasiannya Back-to-Back L/C melibatkan dua set L/C (master L/C dan secondary L/C), sehingga membutuhkan pengelolaan dokumen yang sangat teliti. Kesalahan kecil, seperti ketidaksesuaian detail pada dokumen, dapat menyebabkan penundaan pembayaran atau penolakan L/C.
  • Persyaratan Bank yang Ketat, dimana bank biasanya memerlukan kepatuhan penuh terhadap aturan dan regulasi internasional seperti UCP 600 (Uniform Customs and Practice for Documentary Credits), yang sering kali sulit dipenuhi oleh pelaku usaha kecil.

2. Biaya Tinggi

  • Penggunaan Back-to-Back L/C melibatkan biaya tinggi, termasuk biaya penerbitan L/C, konfirmasi bank, serta biaya pemeriksaan dokumen. Ini dapat menjadi penghalang bagi perusahaan dengan margin keuntungan kecil.
  • Bank biasanya meminta agunan atau jaminan dalam bentuk aset atau dana sebagai syarat penerbitan L/C, yang dapat memberatkan pihak perantara atau eksportir kecil.

3. Risiko Keterlambatan

  • Back-to-Back L/C sangat bergantung pada ketepatan dan kecepatan penyelesaian dokumen. Jika salah satu pihak, seperti eksportir atau perantara, mengalami keterlambatan dalam menyerahkan dokumen yang diperlukan, pembayaran dapat tertunda.
  • Perubahan Kondisi Pasar: Fluktuasi nilai tukar, perubahan harga barang, atau kebijakan perdagangan internasional dapat memengaruhi validitas dokumen dan kesepakatan yang telah dibuat.

4. Risiko Kepatuhan dan Regulasi

  • Peraturan yang berbeda di tiap negara, dimana regulasi terkait Back-to-Back L/C dapat berbeda di tiap negara, sehingga menyulitkan perusahaan untuk memahami dan mematuhi semua persyaratan.
  • Back-to-Back L/C sering menjadi target investigasi oleh regulator karena dapat disalahgunakan untuk pencucian uang atau aktivitas ilegal lainnya. Akibatnya, bank menjadi sangat berhati-hati dan sering kali menolak transaksi dengan risiko tinggi.

5. Risiko Keuangan dan Operasional

  • Ketergantungan pada Pihak Ketiga, dimana Back-to-Back L/C melibatkan banyak pihak (importir, perantara, eksportir, dan bank), sehingga jika salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya, seluruh transaksi bisa gagal.
  • Risiko Pembayaran Ganda, karena dalam beberapa kasus, pihak perantara menghadapi risiko kekurangan dana jika terjadi ketidaksesuaian antara nilai master L/C dan secondary L/C.
  • Keterbatasan likuiditas, dimana perusahaan perantara sering kali harus menanggung biaya terlebih dahulu sebelum mendapatkan pembayaran dari importir.

6. Perubahan Tren Pasar

  • Banyak perusahaan kini beralih ke metode pembayaran yang lebih fleksibel seperti Open Account, Supply Chain Financing, atau Factoring, yang dianggap lebih murah dan mudah dibandingkan Back-to-Back L/C.
  • Dengan adanya teknologi baru, maka sistem pembayaran berbasis blockchain atau digital ledger mulai menggantikan L/C tradisional karena lebih cepat dan transparan.

7. Risiko Perubahan Ekonomi

  • Ketidakstabilan Nilai Tukar: Back-to-Back L/C sering digunakan dalam perdagangan lintas negara, sehingga fluktuasi mata uang dapat memengaruhi profitabilitas transaksi.
  • Krisis Ekonomi atau Politik: Faktor eksternal seperti krisis ekonomi, embargo perdagangan, atau konflik politik dapat menghambat kelancaran transaksi Back-to-Back L/C.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun