Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN STEI RAWAMANGUN JAKARTA

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sertifikasi dosen dan guru, sebuah persamaan yang berbeda

3 Januari 2025   14:43 Diperbarui: 6 Januari 2025   11:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.umada.ac.id/42-dosen-umada-mengikuti-seleksi-serdos-tahun-2020-tahap-i/

"Saya juga pernah denger cerita dari guru yang sudah mengajar lebih dari 20 tahun, dia bilang, 'Kalau pengalaman itu penentu, saya sudah lebih berpengalaman dari Google!'"

  1. Pelatihan Khusus untuk guru SMU, dimana eberapa guru SMU bahkan diminta untuk mengikuti pelatihan khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga terkait. Pelatihan ini bisa meliputi metode pengajaran terbaru, teknik mengelola kelas yang efektif, hingga teknologi pendidikan. Jadinya, selain mengajarkan anak-anak, guru SMU juga harus menjadi peserta pelatihan yang kadang lebih mirip kursus untuk menjadi "superhero" pendidikan. Tetapi kadang, pelatihan ini bisa terasa seperti uji coba yang tidak ada habisnya---bayangkan saja, pelatihan terus-menerus tanpa ada ruang untuk tidur siang!

Meskipun persyaratan sertifikasi untuk guru SMU tidak melibatkan hal-hal yang terlalu ekstrem, seperti menulis jurnal ilmiah atau melakukan penelitian berjam-jam, bukan berarti prosesnya tanpa tantangan. Banyak yang menganggap bahwa proses sertifikasi guru SMU itu "ringan" dibandingkan dengan serdos dosen. Kalau diibaratkan, serdos itu kayak naik gunung---semakin tinggi, semakin berat. Nah, sertifikasi guru SMU, bisa dibilang, lebih seperti mendaki bukit. Tetap harus naik, tapi tidak seberat mendaki gunung yang penuh kerikil dan belokan tajam.
"Seorang guru SMU juga pernah bilang kepada saya sambil tertawa, 'Dosen itu ribet banget, serasa masuk ke dalam labirin. Sementara kami, tesnya ya cuma itu-itu aja, tapi Alhamdulillah lulus!'"

Tapi di balik ke-gampangannya ini, ada beberapa tantangan yang tak bisa dianggap remeh. Tes kompetensi dasar dan pedagogik memang terdengar mudah, tapi kalau tiba-tiba disuruh menjelaskan mengapa teori belajar X lebih efektif daripada Y, bisa jadi kita mulai merasa seperti sedang berdebat tentang "kenapa ayam lebih dulu daripada telur."

Persamaan yang tersembunyi di balik perbedaan adalah  keduanya sama-sama menguras otak dan energi Meski jalannya berbeda dosen harus menulis jurnal dan penelitian, guru SMU harus lulus tes kompetensi kedua profesi ini punya tujuan yang sama: meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Begitu akhirnya lulus sertifikasi, baik guru SMU maupun dosen, keduanya punya gelar pendidik terhormat yang patut dibanggakan.

Jadi, apakah sertifikasi guru SMU itu ringan atau berat? Ya, tergantung bagaimana kita melihatnya. Memang, prosesnya mungkin tidak serumit serdos, tetapi tetap penuh tantangan. Tapi, pada akhirnya, sertifikasi ini memberikan pengakuan yang layak bagi guru-guru hebat yang setiap hari berdiri di depan kelas, mengajarkan ilmu, dan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.

Sebagai pesan penutup: "Apapun profesimu dosen atau guru SMU proses sertifikasi adalah bagian dari perjalanan panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Jadi, mari kita tertawa bersama, sambil mengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang tes dan sertifikasi, tetapi tentang dampak yang kita berikan kepada generasi mendatang."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun