Dokumentasi yang Rumit: Negara-negara dengan peraturan ketat mungkin memerlukan dokumentasi tambahan atau prosedur yang lebih rumit, yang dapat menyebabkan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam dokumen yang diserahkan kepada bank. Hal ini dapat menghambat proses pembayaran dan menyebabkan kerugian bagi eksportir atau importir.
b. Risiko Kurs Mata Uang dalam Pembayaran
Perbedaan kurs mata uang antara negara eksportir dan importir juga dapat menjadi tantangan besar dalam transaksi internasional, terutama ketika UPAS L/C melibatkan negara-negara dengan mata uang yang tidak stabil. Kurs yang fluktuatif dapat mengubah jumlah pembayaran yang diterima eksportir, atau jumlah yang harus dibayar oleh importir, jika pembayaran dilakukan dalam mata uang yang berbeda dari yang diharapkan.
Volatilitas Mata Uang: Ketidakpastian terkait fluktuasi mata uang dapat menambah beban biaya bagi kedua pihak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian mengenai total pembayaran yang harus dilakukan pada akhir periode pembayaran, dan dapat menciptakan risiko tambahan terkait dengan perbedaan nilai tukar.
Kesimpulan
Bank memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan kelancaran transaksi menggunakan UPAS L/C, baik sebagai fasilitator pembiayaan bagi importir maupun sebagai penjamin pembayaran untuk eksportir. Namun, dalam praktiknya, tantangan terkait dengan regulasi internasional (seperti UCP 600), perbedaan kebijakan antar negara, serta masalah logistik dan risiko kurs mata uang dapat memengaruhi kelancaran dan biaya transaksi. Oleh karena itu, pemahaman yang jelas dan komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat sangat penting untuk memastikan transaksi berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
Semoga bermanfaat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI