Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bernostalgia Lewat Lagu

26 Juli 2024   21:49 Diperbarui: 27 Juli 2024   05:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga dimana sang suami sangat mendominasi karena perannya sebagai kepala keluarga dan sang istri yang rela mengalah demi keutuhan sebuah keluarga. Istri yang rela mengorbankan dirinya karena lebih mementingkan masa depan anaknya daripada kebahagiaannya sendiri.  Kisah tersebut menggambarkan kehidupan nyata yang kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Lagu yang syarat dengan air mata saat kita menghayati isinya bait demi bait.

Bait tersebut mengingatkan kita pada sosok penyanyi yang terkenal di era 80 an, yaitu Betharia Sonatha. Sebagian besar lagunya bernuansa melankolis dan kalem. Bisa dijadikan teman, baik saat bekerja maupun saat merenung. Karena ke-melow-an nya,  lagu Betharia Sonatha tersebut yang bertajuk "Hati yang luka " pernah dilarang edar oleh pemerintahan Orde baru kala itu lewat menteri Penerangan yaitu Harmoko. Lagu-lagunya dianggap "cengeng" dan tidak memiliki semangat bekerja. Lagu tersebut juga dianggap bisa melumpuhkan semangat bekerja bagi para generasi muda. Ehm....

Lagu, adalah sebuah cara untuk mengekspresikan diri. Saat kita merasa bahagia, tentu kita akan menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa gembira. Sedangkan saat hati merasa sedih, lagu-lagu melow bisa menggambarkan suasana hati yang kita alami. Dengan begitu, kita bisa benar-benar menghayati saat menyanyikan lagu, dan tentunya pesan yang disampaikan si penyanyi  lewat sebuah lagu akan mengena dihati pendengarnya, meskipun sarat dengan air mata.

Lagu juga merupakan sebuah amanat serta pesan yang hendak disampaikan oleh si penyanyi kepada para pendengar serta mengajaknya untuk turut hanyut dalam lagu yang dibawakan. 

Apabila sebuah lagu telah mengena dalam hati, lagu tersebut akan tetap nyaman didengar dan dinyanyikan sampai kapanpun. Lagu tersebut akan tetap tumbuh dalam hati pecintanya serta tak akan lekang oleh waktu. Buktinya? Meskipun lagu tersebut dirilis sejak tahun 1988, saya masih bisa mengingat dan menyanyikan lagu tersebut dengan benar setiap baris dan baitnya.

Meskipun bermunculan berbagai genre musik serta penyanyi pendatang yang baru, bagi saya pribadi lagu-lagu lama tetap menjadi lagu favorit sampai kapanpun. Apalagi, ketika rindu dengan masa kecil yang indah dan menyenangkan, menyanyikan lagu lama akan bisa menggiring kita untuk bernostalgia ke masa yang silam. Salam

Blitar, 26 Juli 2024

Sumber gambar: i.ytimg.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun