Berulang kali aku mencoba
Slalu untuk mengalah
Demi keutuhan kita berdua
Walau kadang sakit...
Lihatlah tanda merah di pipi
Bekas gambar tanganmu
Sering kau lakukan bila kau marah
Menutupi salahmu
Tetiba, saya ingin sekali mendendangkan lagu tersebut. Lagu lama yang terkenal saat saya masih usia anak-anak, namun, jujur, sampai saat ini saya tetap suka sekali dengan lagu tersebut.
Lagu yang menceritakan tentang kisah kehidupan berumah tangga dan sang suami yang sering melakukan KDRT terhadap istrinya. Keluarga yang menganggap lemah peran seorang perempuan karena hanya sebagai konco wingking (teman belakang, tanpa peran yang berarti) saja.Â
Keluarga dimana sang suami sangat mendominasi karena perannya sebagai kepala keluarga dan sang istri yang rela mengalah demi keutuhan sebuah keluarga. Istri yang rela mengorbankan dirinya karena lebih mementingkan masa depan anaknya daripada kebahagiaannya sendiri. Â Kisah tersebut menggambarkan kehidupan nyata yang kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Lagu yang syarat dengan air mata saat kita menghayati isinya bait demi bait.
Bait tersebut mengingatkan kita pada sosok penyanyi yang terkenal di era 80 an, yaitu Betharia Sonatha. Sebagian besar lagunya bernuansa melankolis dan kalem. Bisa dijadikan teman, baik saat bekerja maupun saat merenung. Karena ke-melow-an nya, Â lagu Betharia Sonatha tersebut yang bertajuk "Hati yang luka " pernah dilarang edar oleh pemerintahan Orde baru kala itu lewat menteri Penerangan yaitu Harmoko. Lagu-lagunya dianggap "cengeng" dan tidak memiliki semangat bekerja. Lagu tersebut juga dianggap bisa melumpuhkan semangat bekerja bagi para generasi muda. Ehm....
Lagu, adalah sebuah cara untuk mengekspresikan diri. Saat kita merasa bahagia, tentu kita akan menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa gembira. Sedangkan saat hati merasa sedih, lagu-lagu melow bisa menggambarkan suasana hati yang kita alami. Dengan begitu, kita bisa benar-benar menghayati saat menyanyikan lagu, dan tentunya pesan yang disampaikan si penyanyi  lewat sebuah lagu akan mengena dihati pendengarnya, meskipun sarat dengan air mata.
Lagu juga merupakan sebuah amanat serta pesan yang hendak disampaikan oleh si penyanyi kepada para pendengar serta mengajaknya untuk turut hanyut dalam lagu yang dibawakan.Â
Apabila sebuah lagu telah mengena dalam hati, lagu tersebut akan tetap nyaman didengar dan dinyanyikan sampai kapanpun. Lagu tersebut akan tetap tumbuh dalam hati pecintanya serta tak akan lekang oleh waktu. Buktinya? Meskipun lagu tersebut dirilis sejak tahun 1988, saya masih bisa mengingat dan menyanyikan lagu tersebut dengan benar setiap baris dan baitnya.
Meskipun bermunculan berbagai genre musik serta penyanyi pendatang yang baru, bagi saya pribadi lagu-lagu lama tetap menjadi lagu favorit sampai kapanpun. Apalagi, ketika rindu dengan masa kecil yang indah dan menyenangkan, menyanyikan lagu lama akan bisa menggiring kita untuk bernostalgia ke masa yang silam. Salam
Blitar, 26 Juli 2024
Sumber gambar: i.ytimg.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI