Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Reuni, Ajang Menyambung Tali Silaturrahmi yang Lama Terputus

5 Agustus 2023   21:22 Diperbarui: 5 Agustus 2023   21:28 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar dokpri
sumber gambar dokpri

Kita seringkali mendengar istilah reuni. Tetapi apakah sebenarnya arti reuni itu sendiri? Menurut KBBI, reuni artinya pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama.

Memang, setelah merebaknya media sosial akhir-akhir ini, untuk mengadakan sebuah "reuni" bukan menjadi hal yang sulit untuk direalisasikan. Dunia seakan sangat sempit. Kita bisa dengan mudah menemukan keberadaan teman-teman kita meskipun dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Reuni UIN Satu (Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah) Tulungagung menggelar Reuni akbar untuk alumni mulai tahun 1968 sampai yang lulus sehari sebelum pelaksanaan reuni tanggal 30 Juli 2023.

Setelah wisuda S1 tahun 1999, saya baru tiga kali ini menginjakkan kaki di halaman kampus tercinta ini. Pertama, ketika saya mencari legalisir ijazah, kedua ketika menghadiri acara reuni akbar tahun 2017 dan reuni kali ini adalah yang ketigakalinya saya kembali datang ke kampus ini.

Masih melekat jelas dalam ingatan, kala itu tahun 1994, setelah lulus Madrasah Aliyah Negeri, saya melanjutkan pendidikan di IAIN Tulungagung. IAIN Tulungagung saat itu masih merupakan kelas jauh atau cabang dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hanya ada satu fakultas kala itu, yaitu Fakultas Tarbiyah dengan dua program study (Prodi) yaitu Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Jumlah mahasiswanyapun belum sebanyak saat ini. Saya tidak ingat secara pasti berapa jumlahnya, tetapi yang jelas tidak lebih dari lima ratus mahasiswa.

Seiring berjalannya waktu, saat ini UIN Satu Tulungagung menjadi salah satu Universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Jawa Timur. Menurut Rektor UIN Satu Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag, jumlah mahasiswa UIN Satu Tulungagung saat ini lebih dari 20.000 mahasiswa.  Dalam acara tersebut, Rektor UIN Satu Tulungagung juga telah mengukuhkan pengurus IKA SATU atau ikatan alumni UIN Satu. Yang menjadi pengurus IKA SATU adalah diambil dari perwakilan masing-masing angkatan.

Saat memasuki gerbang kampus, saya mencoba mencari-cari dimanakah gerangan beberapa tempat yang saya kenal dulu. Dan, nyaris, situasi serta bangunan-bangunannya sudah berubah 180 derajat. Saya sama sekali tidak mengenalinya. Gedung kuliah, masjid, ruang perpustakaan, ruang BAAK sudah berubah. Tetapi gedung kuliah berlantai dua dengan corak bangunan lama sepertinya sengaja tidak dipugar dan saya tidak tahu apa peruntukkan gedung tersebut.

Kalau dulu, gedung-gedung perkuliahan masih berlantai satu dan dua, sekarang mayoritas gedungnya sudah merupakan gedung tinggi yang untuk naik ke tingkat atas harus menggunakan lift. Begitu juga dengan fasilitas yang ada, di UIN Satu Tulungagung sudah tidak kalah dengan Universitas negeri yang lain.

Meskipun berada di pedesaan, tepatnya di desa Plosokandang, tetapi ketika masuk lokasi kampus, situasi pedesaan sudah tidak nampak sama sekali. Kita merasa seperti berada di tengah kota metropolitan.

Bertemu dengan teman lama yang sudah hampir 25 tahun tidak bersua meninggalkan sebuah kesan tersendiri. Mereka rata-rata sudah berubah terutama secara fisik. Mulai dari bentuk badan yang semakin melar, warna rambut yang sudah tidak hitam legam lagi, kulit yang juga sudah berkeriput. Tetapi alhamdulillah, kami masih dikaruniai umur panjang, karena beberapa dari kami sudah dipanggil menghadap Allah Swt.

Tingkat ekonomi para alumni juga berbeda-beda. Tidak sedikit dari para alumni yang memang telah menjadi "orang". Beberapa orang telah menjadi professor, guru besar, dosen serta pengusaha sukses. Tetapi, sebagian besar dari kami (khususnya alumni 1994) adalah menjadi pengajar (guru). Mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA/SMK juga MI, MTs, MA, karena memang background pendidikan kami adalah pendidikan.

Memang, ada beberapa teman yang menganggap bahwa "reuni" adalah lebih menjadi ke sebuah ajang "show of succes" sehingga ada beberapa teman yang enggan datang ke acara reuni karena merasa minder.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Ketika bertemu dalam reuni, kita semua akan larut dalam kenangan manis yang terjadi 25 tahun silam. Kita seakan dituntut untuk mengingat-ingat kembali siapa orang yang ada didepan kita, baik itu nama, tempat tinggal bahkan Nomer Induk mahasiswa kita saat itu. Hemmm...

Harapan kami, reuni, bukan hanya sekedar menjadi ajang untuk bernostalgia, tetapi lebih ke ajang saling tukar informasi dan saling membantu, karena bukan hal yang tidak mungkin jika salah satu dari kami akan membutuhkan bantuan dari teman yang lain yang memiliki relasi lebih banyak, dan juga bukan hal mustahil jika suatu saat kami menjadi satu keluarga yang disatukan oleh putra putri kami.

Blitar, 5 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun